Saturday, January 10, 2015

Expedisi Gunung Lawu

PLH Silajara Indonesia : Expedisi Gunung Lawu
Mistis, satu kata yang paling sering dikaitkan dengan Gunung Lawu. Gunung yang terletak di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah ini konon memang merupakan pusat kegiatan spritual di Pulau Jawa. Boleh percaya, boleh tidak. Untuk sedikit pembuktian coba saja melakukan pencarian dengan kata kunci Gunung Lawu di Google. Saya sendiri menemukan banyak cerita mistis yang dialami para pendaki ketika melakukan ekspedisi di gunung ini. Namun bukan pendaki gunung namanya kalau menghindari pendakian gunung hanya gara-gara mitos seputar mistis.

Gunung Lawu memiliki dua rute pendakian yang biasa digunakan para pendaki. Rute pertama melewati pintu masuk Cemoro Sewu di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Rute ke-2 melewati pintu masuk Cemoro Kandang di Kabupaten Karang Anyar, Jawa Tengah. Kedua pintu masuk tersebut hanya berjarak sekitar 200 m. Saya dan teman satu tim berencana akan naik dari Cemoro Sewu dan turun dari Cemoro Kandang.

PLH Silajara Indonesia : Expedisi Gunung Lawu
Perjalanan saya mulai dari Kamal menyeberangi Selat Madura, disambung perjalanan darat Surabaya-Maospati selama ± 5 jam menaiki bus Sumber Selamat. Maospati menjadi meeting point dengan tiga teman tim lainnya. Untuk sampai di Cemoro Sewu, saya dan tim masih harus bertukar angkutan umum 2 kali lagi. Kebetulan tidak ada angkutan umum dari Terminal Maospati langsung ke Cemoro Sewu. Sungguh perjalanan yang cukup melelahkan.

PLH Silajara Indonesia : Expedisi Gunung Lawu
Jam menunjukkan sekitar pukul 16.00 WIB ketika saya menginjakkan kaki di Cemoro Sewu. Hawa sejuk angin pegunungan terasa begitu dingin menyapa kulit. Sambil melakukan sedikit penyesuain diri dengan cuaca pegunungan, saya dan tim menikmati hidangan nasi sambel super pedas yang dibawa dari Madiun. Hujan mulai turun ketika kami mulai melakukan pendakian. Itu artinya jas hujan dan rain cover harus segera dipasang untuk melindungi tubuh dan tas carrier.

PLH Silajara Indonesia : Expedisi Gunung Lawu

PLH Silajara Indonesia : Expedisi Gunung Lawu
Banyak yang bilang Gunung Lawu rute Cemoro Sewu sangat cocok untuk pemula karena medannya yang tidak terlalu berat. Saya tidak merasakan itu sebagai seorang pemula. Saya sudah mulai ngos-ngosan di awal pendakian. Kedua kaki saya rasanya berat sekali untuk digerakkan. Beban tas carrier dipunggung tiba-tiba bertambah berat. Jantung rasanya mau copot, beradu cepat dengan irama nafas memompa oksigen ke seluruh tubuh. Malam menjelang ketika rombongan saya tiba di Pos 1. Saya sendiri akhirnya menyerah setelah melewati Pos 2, tas carrier 80 L yang saya bawa berpindah tangan ke salah satu teman.

PLH Silajara Indonesia : Expedisi Gunung Lawu
Sekitar pukul 22.00 WIB akhirnya kami tiba juga di Pos 5 yang merupakan pos terakhir sebelum mencapai puncak. Kami mendirikan tenda di dekat mata air Sendang Drajat. Di sana sudah ada satu tenda tim pendaki lainnya. Sebelum beristirahat, teman-teman saya terlebih dulu menyiapkan makan malam dengan menu nasi putih dan ikan lele goreng dicampur sardines untuk mengganti energi yang hilang selama pendakian.

PLH Silajara Indonesia : Expedisi Gunung Lawu

PLH Silajara Indonesia : Expedisi Gunung Lawu
Rencana summit attack gagal total karena hujan masih menetes dari langit membasahi bumi. Pagi itu kami hanya berdiam saja di tenda setelah sarapan sambil berharap cuaca akan membaik. Penantian kami tidak sia-sia. Langit akhirnya menampakkan warnanya yang biru. Awan-awan dan kabut yang menyelimuti dari pagi hari akhirnya menyingkir.

Kesempatan itu tidak kami sia-siakan untuk melakukan pendakian ke puncak. Hanya butuh waktu sekitar 30 menit dari Pos 5 menuju puncak Hargo Dumilah. Gunung Lawu sendiri memiliki 3 puncak, yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan Hargo Dumilah. Di antara ketiga puncak ini, Puncak Dumilah merupakan puncak tertinggi dengan ketinggian 3265 mdpl.

PLH Silajara Indonesia : Expedisi Gunung Lawu

PLH Silajara Indonesia : Expedisi Gunung Lawu
Saat berada di puncak, hujan turun kembali. Cuaca di Gunung Lawu memang agak sulit ditebak pada saat pendakian itu. Dengan pertimbangan cuaca itu ditambah keadaan fisik yang masih kurang fit akhirnya kami memutuskan menginap semalam lagi di Pos 5.

Hari terakhir di Gunung Lawu dan keberuntungan sepertinya berpihak pada saya dan tim. Pagi-pagi sekali ketika baru saja bangun tidur, kami menyaksikan indahnya sunrise (matahari terbit) di tengah dinginnya cuaca Gunung Lawu.

PLH Silajara Indonesia : Expedisi Gunung Lawu
Bahkan sesaat sebelum turun, kami juga sempat menyaksikan indahnya samudera di atas awan di Gunung Lawu. Pemandangan seperti ini memang sangat ditunggu-tunggu para pendaki gunung.