Thursday, July 18, 2013

Menembus Hutan Duriangkang Batam

Singkirkan rutinitas kerja dengan bersepeda ke hutan Duriangkang.

ANGGOTA BCC melintasi ilalang, salah satu rute di trek DRAK BP
Matahari masih malu-malu menampak kan diri dan sejuknya embun pagi masih terasa di kulit. Anggota klub bersepeda Bifza Cycling Club (BCC) satu per satu datang dan berkumpul di komplek Ruko KDA Junction, Batam Centre

Klub pecinta olah raga bersepeda karyawan BP Kawasan Batam ini bersiap-siap menembus hutan Duriangkang. Komunitas ini memang mengagendakan cross country ke hutan Duriangkang setiap Sabtu.

Tepat pukul 07.00 WIB mereka bergerak menuju pintu masuk hutan Duriangkang yang mereka sebut ”Piggy Get” atau pintu gerbang babi. Disebut begitu mungkin karena di dekat pintu masuk itu terdapat peternakan babi. Letaknya pas di seberang perumahan Mediterania, Batam Centre.
Tak sampai 10 menit rombongan BCC pun sampai di Piggy Get. Ternyata, sebelum rombongan BCC sampai di Piggy Get, telah banyak komunitas sepeda yang sudah siap-siap menembus rimbunnya pepohonan tropis di areal tangkapan air Dam Duriangkang tersebut.
Matahari kian meninggi, pesepeda pun semakin banyak yang datang. Ada yang datang langsung bersepeda dari rumah, ada juga yang datang ke Piggy Get dengan mobil.
Setelah memeriksa kelengkapan sepeda dan aksesoris keamanan diri, satu persatu mulai masuk secara beriringan masuk menyusuri trek-trek yang sudah dirancang untuk sepeda. 10 menit pertama jalannya masih lumayan bagi pemula, namun setelah itu trek mulai bervariasi. dari jalan selebar satu meteran yang di kanan dan kirinya adalah pohon-pohon hutan yang lumayan lebat hingga jalan rintangan yang menantang.
BERPOSE dengan latar belakang Dan Duriangkang.

Semakin menembus ke dalam hutan, trek yang dikelola DRAK BP (Duriangkang Bike Park) ini semakin menantang namun relatif aman, apalagi di sepanjang rutenya sudah diberi petunjuk jalan.
Tantangan bagi yang sudah termasuk kelas mahir tentu melewati jalan tanjakan dan jalan curam. Apalagi di trek DRAK BP ini banyak terdapat gundukan tanah yang dibentuk sedemikian rupa untuk jumping. Setidaknya ada tujuh jenis gundukan, yakni double jump (berbentuk dua gunung kembar), single jump (segi tiga), triple jump (tiga gunung), table top (berbentuk seperti meja, menanjak namun di atasnya rata), gap jump (dua meja tengahnya terpisah jurang kecil), wall (jalan seperti tembok dengan kemiringan), drop off (tanah berbentuk setengah bulat), dan north shore, sebuah jalan setapak terbuat dari susunan papan dengan ketinggian setengah meter hingga satu meteran dari atas tanah dengan panjang sekitar 200 meteran. Di trek ini dituntut keseimbangan karena jika tidak, bisa-bisa kita terjungkal ke bawah.
Bersepeda di dalam hutan tentu berbeda jika kita bersepeda dengan jalur perkotaaan (on road), selain udaranya yang bersih, pemandangan alamnya juga masih hijau alami. ”Selain menyalurkan hobi, bersepeda menembus hutan Duriangkang juga menyegarkan,” kata Hendrawan, 36, Litbang BCC yang juga penghobi motor cross.

HENDRAWAN (depan) dan pesepeda lainnya menembus rimbunnya hutan Duriangkang.

Meskipun hutan, di dalam Duriangkang terdapat juga dikenal beberapa nama jalan atau tempat, seperti Simpang Drag Hill, Simpang Sobek Celana, Kampung Aceh, Pondok Edi, Ilalang, dan Simpang Nasution.
Kelebihan dari Duriangkan adalah adanya danau yang kini menjadi dam. Jadi, pemandangan di trek DRAK BP tidak melulu pohon-pohon hutan. Kita juga akan menikmati ketenangan Dam Duriangkang yang berkolaborasi dengan rimbunnya pohon yang menghijau.
Di trek DRAK BP juga ada pilihan rute, rute pendek dan rute panjang. Rute pendek sekitar 2 KM, start di Piggy Get-Pondok Edi-North Shore-Simpang Drag Hill dan finish di Piggy Get lagi. Sedangkan jika ingin menempuh jalur panjang (35 meter), mulai dari Piggy Get-Simpang Drag Hill-Simpang Sobek Celana-Kampung Aceh-Pondok Edi-Ilalang-Simpang Nasution-dan Finish di Legenda.
”Total panjang rute DRAK BP 35 KM dengan karakter jalan tanjakan, turunan, dan berkelok,” tukas Djoehan, 39, salah satu pengurus DRAK BP, Sabtu (26/3) di Pos Edi, Duriangkang.
Sejak dibuka 2009 lalu, trek DRAK BP telah dikenal luas pecinta olah raga sepeda di Batam atau Kepri. Bahkan pecinta olah raga dari Singapura sering menembus Duriangkang.
”Sebenarnya jalur ini sudah ada, dulunya bekas jalan pemburu babi. Kami hanya membersihkan dan sedikit memberi modifikasi agar sesuai dengan olah raga bersepeda,” ungkap Djoe, sapaan akrab Djoehan yang diamini rekan-rekannya sembari menikmati teh yang dipesan di Pos Edi.

FOTO bersama di Pos Edi dengan latar belakang Dam Duriangkang.

Di Pos Edi ini, selain tempat istirahat dan tempat pertemuan semua komunitas pesepeda, juga menyediakan makanan ringan seperti mi goreng atau mi rebus selain minuman ringan, teh atau kopi. Dinamakan Pos Edi, karena yang menjaga pos ini adalah Edi dan keluarganya.
Edi ditunjuk pengurus DRAK BP untuk menjaga trek agar tetap bersih dan aman. Edi juga cukup mengenal rute-rute Duriangkang, sehingga orang-orang yang kesasar di Duriangkang akan mudah ia temukan.”Tinggal tanya masuk darimana, saya sudah bisa mengancer-ancer tempatnya. Telpon aja ke 081372020104, itu nomer hp saya,” ujarnya.
Lebih dari sepuluh komunitas pecinta sepeda yang tergabung dalam DRAK BP dan aktif menyusuri Duriangkang setiap pekan, di antaranya BBC, spur, 007, ABS, Persada, Batam Mountain Bike (BMB), TB3, Kurnia Bike, dan sejumlah komunitas sepeda di Kawasan Industri Batamindo, Mukakuning.
Anggota DRAK BP juga dari beragam latar belakang profesi, dari pejabat, pengusaha, karyawan, hingga atlet. Tri Novianto Putra, 50, salah satu pejabat di BP Kawasan Batam di antaranya, meskipun umur sudah separuh baya, namun semangat menggoesnya patut diacungi jempol, tidak kalah dengan anak-anak muda. ”Saya bersepeda untuk kesehatan, apalagi dianjurkan dokter saya,” ucap lelaki murah senyum ini.
Menurut Novi, begitu ia akrab disapa, penyakit diabetes yang dideritanya menjadi normal.”Sebenarnya sejak saya sekolah sudah bersepeda, hingga saya kuliah di Jerman dan di Jepang selalu bersepeda dari rumah ke kampus,” ungkapnya.”Dengan bersepeda badan jadi segar dan enak,” imbuhnya.
Sementara bagi Ilmandri, 49, bersepeda tak hanya sekadar mencari sehat.”Kalau bersepeda benar-benar olah raga, kalau mobil hanya pacu adrenalin saja,” kata lelaki yang juga pecinta  balap mobil ini sambil tertawa.
Beda lagi bagi Aries Andhi, Kasat Reskrim Polresta Barelang, bersepeda baginya umpama mengejar maling,”Kalau polisi sudah main sepeda sama dengan ngejar maling,” tukasnya dan ditimpali gelak tawa rekan-rekannya.***


KEBUN singkong menjamur di hutan Duringkang

Banyak Kebun Singkong
Beragam flora tumbuh di hutan lindung ini, seperti pohon sengon, mentangor, tiup-tiup, rotan, karet, angsana, akasia, dan jarak kota. Namun sayang, lahan di dalam hutan yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air Dam Duriangkang ini telah banyak berubah fungsi sebagai lahan perkebunan. Status hutan lindung yang melekat padanya seakan-akan patah karena ulah segelintir orang yang nekat.
”Kalau dibiarkan lama-lama hutan ini jadi lahan perkebunan semua? Padahal sumber air bersih warga Batam paling banyak dari sini,” ujar Benny Syahroni, 36, Wakil Ketua BCC ketika berhenti di sebuah kebun singkong yang baru digarap.
Menurut beberapa pesepeda yang sering keluar masuk Duriangkang, jika musim kemarau air di Dam Duriangkang cepat berkurang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Nada kesal juga diungkapkan Hendrawan, 36, Litbang BCC. ”Ini sudah gak bener. Komunitas kami tidak merusak hutan malah kami melakukan penghijauan di sini. Sudah 200-an tanaman keras yang kami tanam,” tuturnya serius. (esont)


By: http://esont.wordpress.com/
To plh Indonesia, 
Kalau ada waktu luang, boleh kita berkenalan
kalau ada niat liburan, datanglah ke Pulau Batam
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Menembus Hutan Duriangkang Batam Rating: 5 Reviewed By: Awaluddin Ahmad