Monday, October 28, 2013

Mengunjungi Kota Watampone, Kota Beradap di Sulsel

Salam PLH Silajara Indonesia, kali ini kami ingin berbagi pengalaman saat menyambangi Kota Watampone dengan menggunakan motor Vespa, yang tergabung dalam "Selayar Independen Scooter". begitulah namanya kira-kira. Rombongan berangkat dari Kota Benteng Selayar menggunakan motor butut vespa, menyeberangi dengan Kapal Fery, dan berkendara sampai ke Watampone, 
langsung aja deh, galery fotonya, ntar bosan membacanya




















 


Berikut tentang Watampone

SONGKOK TO BONE 
Songkok Recca’ terbuat dari serat pelepah daun lontar dengan cara dipukul-pukul (dalam bahasa Bugis : direcca-recca) pelepah daun lontar tersebut hingga yang tersisa hanya seratnya. Songkok recca’ (songkok to Bone) menurut sejarah, muncul dimasa terjadinya perang antara Bone dengan Tator tahun 1683. 
Pasukan Bone pada waktu itu menggunakan songkok recca’ sebagai tanda untuk membedakan dengan pasukan Tator.Pada zaman pemerintahan Andi Mappanyukki (raja Bone ke-31), songkok recca dibuat dengan pinggiran emas (pamiring pulaweng) yang menunjukkan strata sipemakainya. Akan tetapi lambat laun hingga sekarang ini siapapun berhak memakainya. Bahkan beberapa kabupaten di Sulawesi memproduksinya sehingga dapat dikatakan, bahwa songkok recca yang biasa juga disebut sebagai Songkok To Bone yang merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa orang Bone tersebut mendapat apresiasi baik dari masyarakat Sulawesi maupun Indonesia pada umumnya.
ARUNG PALAKKA 
Nama Arung Palakka terdapat pada sebuah Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), berisikan data sejarah tentang Batavia pada masa silam dengan sejarah yang kelam. Berbagai referensi itu menyimpan sekelumit kisah tentang pria yang patungnya dipahat dan berdiri gagah di tengah Kota Watampone. Arung Palakka adalah seorang jagoan yang ditakuti di seantero Batavia. Lelaki gagah berambut panjang dan matanya menyala-nyala ini memiliki nama yang menggetarkan seluruh jagoan dan pendekar di Batavia. Keperkasaan seakan dititahkan untuk selalu bersemayam bersamanya. Pria Bugis Bone dengan badik yang sanggup memburai usus ini sudah malang melintang di Batavia sejak tahun 1660-an.
BOLA SOBA 
Bola Soba / Saoraja Adalah rumah tinggal Panglima Perang Kerajaan Bone dimasa pemerintahan Raja Bone XXXII tahun 1895-1905. Namun setelah kerajaan Bone di bawah kekuasaan Belanda, rumah ini dijadikan sebagai penginapan para tamu (sahabat) dari kalangan penguasa ketika itu, sehingga seterusnya menjadi lazim dengan sebutan “Bola Soba”. Berada di pusat kota Watampone Kabupaten Bone.
BAJU BODO 

Baju bodo adalah pakaian tradisional perempuan BugisSulawesiIndonesia. Baju bodo berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, yaitu setengah atas bagian siku lengan. Baju bodo juga dikenali sebagai salah satu busana tertua di dunia. Menurut adat Bugis, setiap warna baju bodo yang dipakai oleh perempuan Bugis menunjukkan usia ataupun martabat pemakainya.
 




BARONGKO adalah makanan penutup khas daerah Bugis-Makassar yang dibuat dari buah Pisang Kepok matang yang dikukus dengan daun pisang. Dahulu paada masa pemerintahan kerajaan di Sulawesi Selatan, Barongko merupakan makanan penutup yang mewah, dan hanya disajikan untuk Raja-raja, dan disajikan pada moment-moment tertentu, seperti acara perkawinan, ulang tahun, dan lain. lain. Untuk menambah cita rasa dan selera, bahan dasar Barongko biasanya ditambah dengan irisan buah Nangka atau Kelapa muda.
AKSARA LONTARA
Suku Bugis menggunakan dialek sendiri dikenali sebagai ‘Bahasa Ugi’ dan mempunyai tulisan huruf Bugis yang dipanggil ‘aksara’ Bugis. Aksara ini telah ada sejak abad ke-12 sewaktu melebarnya pengaruh Hindu di Kepulauan Indonesia. Aksara lontara adalah buah karya masayarakat Bugis-Makassar. Huruf-huruf lontara diperkirakan terinspirasi oleh bentuk segi empat pada jalinan anyaman tikar. Sedangkan menurut akademisi yang sekaligus budayawan, Prof H. A. Mattulada, (alm) terinspirasi oleh “sulapa eppa wala suji“. Wala suji berasal dari kata wala yang berarti pemisah/pagar/penjaga dan suji berarti putri. Wala Suji adalah sejenis pagar bambu dalam acara ritual yang berbentuk belah ketupat. Sulapa eppa (empat sisi) adalah bentuk mistis kepercayaan Bugis-Makassar klasik yang menyimbolkan susunan semesta, api, air, angin dan tanah.
GOA MAMPU 
Sekitar 35 KM sebelah utara kota Watampone kab. Bone terdapat sebuah gua yang luas, bahkan gua ini adalah gua terluas di Sulawesi Selatan, luasnya sekitar 2000 meter persegi. Gua Mampu, demikian masyarakat disekitar menyebutnya, terletak di desa Cabbeng kecamatan Dua Boccoe, dapat ditempuh dengan perjalanan darat antara 60 – 90 menit dengan kondisi infrastruktur jalan yang cukup memadai. Gua Mampu berada di lereng Gunung Mampu dengan ketinggian 250 m dari permukaan laut. Bila di lihat dari jauh, gunung Mampu menyerupai sebuah kapal dengan kondisi terbalik. Di salah satu sisi puncak gunung Mampu terdapat lobang (Gua vertical) yang tembus dengan langit-langit gua Mampu.
TARI MAGGIRI
Disebut Maggiri' karena menusuk-nusukkan benda tajam pada tubuhnya. Disebut juga Mabbissu karena pada umumnya diperagakan oleh bissu. Bissu itu sendiri berjenis kelamin laki-laki namun sifat dan karakternya seperti perempuan dalam bahasa Bugis Bone disebu Calabai. Dan mereka tidak mengenal kawin-mawin. Dahulu bissu bertugas untuk membersihkan benda-benda kerajaan Bone. Aksi memperagakan kekebalan tubuh terhadap senjata tajam atau Debus lewat tarian ternyata tidak hanya ada di Banten, Jabar. Sulawesi Selatan juga punya Tari Maggiri/Mabissu. Dalam pertunjukkan ini, penari akan menusuk-nusuk tubuhnya dengan badik dan keris.




BONE TRADE CENTER (BTC)
BTC merupakan pusat perbelanjaan Kota Watampone terletak di jalam K.H. Agussalim. 

STADION LAPATAU
Stadion La Patau merupakan sebuah stadion yang terletak di BoneSulawesi Selatan. Stadion ini dipergunakan untuk menggelar pertandingan sepak bola. Stadion ini memiliki kapasitas 15.000 orang. Stadion ini pernah menjadi tempat penyelenggaraan pertandingan usiran PSM Makassar, saat melawan Persijap Jepara dan Persela Lamongan pada Januari 2010. Stadion ini juga pernah menyelenggarakan 3 pertandingan Babak Delapan Besar Divisi Utama Liga Indonesia 2009–10, yakni 3 pertandingan penyisihan Grup A, bersama dengan Stadion Andi Mattalatta di Makassar. Selain itu, Stadion La Patau juga dipakai untuk turnamen sepak bola setempat, seperti Turnamen Amin Syam Cup IV. Stadion La Patau juga menyelenggarakan Pekan Olahraga Daerah Sulawesi Selatan XIII yang digelar diKabupaten Bone pada tahun 2006.


BENDUNGAN PONRE-PONRE 
Ponre-ponre adalah desa di kecamatan LiburengKabupaten BoneSulawesi SelatanIndonesia. Di desa ini terdapat Bendungan Ponre-ponre, yang merupakan bendungan terbesar ke-2 di Indonesia. Bendungan yang memiliki tinggi 55 m dengan kapasitas tampung bersih (efektif) 48,7 juta meter kibek serta luas genangan 300 ha serta catchment areal seluas 78 km. Tersebut berada di sungai Tinco, anak sungai walanae, yang secara administratif berada di kecamatan Kahu dan Libureng. Kabupaten Bone, sekitar 70 km dari Makasar.

KANTOR BUPATI BONE
KANTOR DPRD KAB. BONE
JALAN POROS BONE - MAKASSAR


TAMAN BUNGA ARUNG PALAKKA
Taman bunga Arung Palakka yang terletak di jantung Kota Watampone Kabupaten Bone Sulawesi Selatan kini tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru kota melainkan taman bunga ini juga berfungsi sebagai taman pendidikan yang dimanfaatkan warga untuk belajar. Taman ini awalnya hanya berfungsi sebagai paru-paru kota yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman namun seiring dengan kebutuhan warga dalam memanfaatkan teknologi maka pemerintah Kabupaten Bone menjadikan taman ini menjadi taman wisata pendidikan lengkap dengan fasilitas internet gratis.





PERSAWAHAN PLUS POHON LONTAR
PALLETTE
Objek Wisata Tanjung Pallette terletak di Kelurahan Pallette Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Merupakan sebuah kawasan yang memiliki panorama alam yang sangat indah. Yang didukung Pasilitas yang memadai membuat Anda bersama keluarga semakin betah. Kawasan ini berhadapan langsung dengan laut Teluk Bone yang berjarak 12 km dari pusat kota Watampone.
































  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Mengunjungi Kota Watampone, Kota Beradap di Sulsel Rating: 5 Reviewed By: Awaluddin Ahmad