Sobat Mapala Indonesia |
Kegiatan mendaki gunung, tidak hanya sekedar naik turun gunung semata. Ada berbagai macam pelajaran yang diajarkan Tuhan melalui alam, untuk kita renungi dan selami makna - maknanya. banyak faktor dan pelajaran yang bisa kita raih, termasuk salah satunya adalah faktor religi. Sekarang, mulailah belajar dari alam agar pendakian lebih berarti.
1. Mengetahui Batas Kemampuan
Setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan, disadari atau tidak, diterima atau tidak. Mendaki gunung merupakan salah satu cara bagi kita untuk refleksi dan interopeksi diri, bahwa kita tidak memiliki kuasa apapun, ketika Tuhan memerintahkan alam untuk memberi kita pelajaran berupa cuaca ekstrem, kekurangan makanan dan minuman, dan perasaan - perasaan yang tidak menentu. Kita di ambang batas kemampuan.
2. Menguji Keteguhan Mental
Dihadapkan dengan berbagai macam keadaan alam ketika mendaki gunung, selain menguji fisik juga menguji mental kita untuk tetap tenang, berpikir matang, dan positive thinking. Belum lagi ketika melakukan pendakian secara bersama - sama, tentu satu dengan yang lain berbeda cara pandang, kepribadian, dan pertimbangan. Di saat seperti inilah, kedewasaan dan kematangan seseorang bakal diuji.
3. Mengenal Diri Sendiri
Keadaan yang serba terbatas, sulit, dan cenderung ekstrem. Para pendaki dipaksa mengatur dirinya sendiri untuk menyesuaikan keadaan sekitar. Artinya, bahwa pendaki diajari oleh alam untuk memahami dirinya sendiri, karena dengan begitu pendaki akan mampu mengetahui kelemahan dan batas kemampuannya dalam melakukan pendakian.
Sebenarnya, ketiga poin di atas saling berhubungan dan berkaitan erat. Yang pada dasarnya, dalam mendaki, kita hanya membawa modal niat! Niat belajar dari alam. Adapun yang secara teknis biasa disiapkan, hanya sebatas sarana dan alat untuk mencapai tujuan dan niat utama tadi.