Sunday, August 7, 2016

Menyambangi Dermaga Putih Labuan Bajo NTT.

Lokasi : Dermaga putih labuan bajo NTT.
Wisata Bahari - Dermaga kayu itu tidak lapuk dimakan karang laut, tidak keropos dihantam ombak, tidak rusak terkena air laut yang mengandung garam. Panas, dingin sangat ekstrem, kadang malah terdorong kapal yang bersandar di sana. Tetapi wajah dan performance dermaga itu tetap kuat, kokoh dan tahan.Saat dilewati banyak orang secara bersama-sama, tidak ada kesan menakutkan. Tidak goyang, tidak ada yang keropos, dan susunan dasar lantai kayunya tetap rapi dari ujung ke ujung. Kami yakin, ini pasti kayu yang istimewa di Pulau Flores. Ada dua dermaga di Komodo, kebetulan kami mendarat di dermaga yang terbuat dari kayu itu.

Bisa dibayangkan, hampor setiap hari kena benturan kapal-kapal pengangkut wisatawan yang penasaran dengan sarang binatang yang diyakini sebagai peninggalan zaman purba itu. Kadal raksasa yang membawa Indonesia sebagai salah satu nominator objek wisata the seven wonder itu. Kayu-kayu itu tetap kuat. Sekecil apapun, gesekan dengan badan kapal itu tetap memberi tekanan yang signifikan!

Apalagi setiap hari, puluhan kapan menurunkan penumpang, dan menaikkan lagi setelah parkir lepas jangkar di pantai dekat lokasi itu.Dermana itu masih rapi, kekar dengan kolom dan pilar kayu-kayu yang istimewa. Dermaga itu ibarat main gate, pintu utama menuju pulau. Kesan pertama di pintu pertama itu menjadi bagian yang sangat penting, mendapat perhatian serius.

Akan halnya di Pulau Kanawa, sekitar 1,5 jam dari Labuan Bajo. Ada gazebo besar di ujung dermaga yang menjorok 100 meter ke laut yang sangat jernih, ribuan coral dan jutaan ikan-ikan bertaburan di sana. Kami terkesima dengan gazebo besar yang khas di sana. Gazebo itu dibuat tinggi dari permukaan air, dan diberi level dua di kedua sayapnya.

Gazebo itu dipakau untuk bersandar kapal-kapal pengangkut turis. Masuk ke dalam air kira-kira-4-5 meter. Di bawahnya, bergerombol ikan-ikan kecil yang beraneka warna, beraneka ragam, dengan bentuk yang aneh-aneh. Gazebo itu ada tangga ke bawah air, satu level dengan air laut, untuk memberi kesempatan kepada orang untuk turun tangga dan menyentuh air laut. Ada banyak pengunjung yang tidak bisa berbasah-basah karena sesuatu, mereka tetap bisa menyenyuh air, duduk di atas kayu dengan kaki di masukkan ke dalam air.

Semua full kayu, tidak ada beton, tidak ada bebatuan atau bangunan non kayu lainnya. Sangat artistik dan kami yakin, itu tidak murah membangun dermaga dengan tiang penyokong yang kuat. Ketika berombongan berjalan di atas dermaga menuju atau dari dermaga itu, tidak bergerak sedikit pun. Mau diberi beban 100 orang juga tidak membuat jembatan kayu itu bergoyang atau berbunyi?

Wajar, kalau hampir semua turis mengabadikan gambarnya di sana? Aneh-aneh ekspresi kesenangan, kegembiraan dan kesukaan orang begitu berada di depan kamera, di atas dermaga. Tak sadar, kami juga melakukannya.

Begitu masuk di Kanawa, suasananya sangat rustic. Gazebo-gazebo tua yang dibangun dengan sederhana juga menghiasi pulau berpasir putih lembut itu. Kayu memang property yang langka dan susah dicari. Apalagi yang ukuran di atas 25 cm di empat sisi kubusnya. Tetapi, di Labuan Bajo dan NTT, kayu menjadi symbol kekuatan, kejayaan, kekokohan. Bangunan yang berasal dari kayu, rupanya memang adat yang sudah turun temurun. (radjapendapa.com)
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Menyambangi Dermaga Putih Labuan Bajo NTT. Rating: 5 Reviewed By: http://awalinfo.blogspot.com/