Menyaksikan Festival Pulau Tomia Di Wakatobi |
PLH Indonesia - Wakatobi bakal menggelar event untuk mencubit perhatian publik lagi. Titelnya, Festival Pulau Tomia 2016 yang bakal digulirkan 3-6 November bulan depan.
“Ini adalah festival Budaya Wakatobi yang akan berisi kegiatan lomba budaya, pesta kuliner, lomba mancing tradisional, dan lainnya,” jelas Arie Prasetyo, PIC Destinasi Wakatobi dari 10 “Bali Baru” Kementerian Pariwisata RI yang memperkirakan akan banyak wisatawan dari Singapura, Malaysia, Australia yang berkunjung ke Wakatobi.
Arie yang berada dalam koordinasi Ketua Pokja 10 Destinasi Prioritas, Hiramsyah Sambudhy Thaib itu menjelaskan, kegiatan itu akan dipusatkan di Pulau Tomia. Tomia adalah salah satu pulau besar, yang menjadi singkatan “To” dalam “Wakatobi.” Itu adalah empat pulau terbesar yang dihuni oleh penduduk, yakni Wangi Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. “Divesite dan snorkelsite di Tomia bagus-bagus, karena posisinya memang cukup jauh dari Wangi Wangi, pulau terbesar penduduknya dan yang dibangun Bandara Matahora itu,” kata Arie.
Tomia sendiri, punya beberapa tradisi budaya yang asli. Mereka punya Pesta Adat Safara, setiap Bulan Safar dalam kalender Islam atau Jawa. Juga tradisi Bose–Bose, menghiasi perahu menjadi berwarna-warni, dan dimuati sajian masakan tradisional, seperti Liwo, lalu diarak mengelilingi pantai dari Dermaga Patipelong menuju Dermaga Usuku sampai ke Selat One Mobaa. Sepanjang perjalanan itu dilakukan prosesi sambil menabuh gendang. Pesta adat ini bertujuan agar semua dosa dapat hanyut bersama riaknya air laut.
Ada juga tari Sajo Moane, tarian sakral yang dimainkan oleh kaum laki–laki. Lalu tari Saride, tarian tradisional yang melambangkan makna persatuan dan kebersamaan dalam kegiatan yang menyangkut kepentingan umum. “Tomia selain alam baharinya bagus, juga memiliki budaya yang kuat. Karena itu di Festival Pulau Tomia 2016 ini akan menjadi arena hiburan yang menyenangkan,” ungkap Arie.
Puncak kegiatan tahun ini adalah Wakatobi Wave (Wonderful Festival and Expo) yang akan diselenggarakan tanggal 1-3 December 2016.
Bagaimana dengan Akses menuju Wakatobi? “Info ter-update, Wings Air akan mulai membuka rute penerbangan baru Makassar-Wakatobi, direct flight, 7 kali seminggu setiap hari mulai akhir Oktober 2016. Ini sebenarnya agak muncur dari jadwal semula yang direncanakan terbang di akhir September 2016 sesuai slot time yang tersedia,” kata Arie.
Rencananya, lanjut dia, Garuda Indonesia juga akan membuka rute penerbangan dari Denpasar-Wakatobi di akhir tahun 2016. Jika ini terealisasi, maka wisman yang berwisata ke Bali bisa langsung terbang ke Wakatobi. Akses dari pintu utama wisman ke tanah air bisa terkoneksi ke Wakatobi.
Arie juga melaporkan, Kemen PU-PERA juga telah melakukan kunjungan untuk mengidentifikasi dukungan 3 bidang, yakni Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman (sanitasi), Bidang Pengembangan Pemukiman, dan Bidang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). “Konsultan yang ditugasi oleh Bank Dunia juga sudah melakukan survey dan data collection ke Wakatobi,” ungkap Arie.
Bagaimaan dengan perkembangan amenitas? Rapat pembahasan Rancangan Perpres BOP Wakatobi tanggal 7 Oktober 2016 sudah membahas keseluruhan pasal di dalam Rancangan itu. Isinya masih berbasis pada Rancangan Perpres Danau Toba, yang akan segera dijalankan.
“Rapat selanjutnya akan membahas Lampiran. Lampiran #1 tentang peta deliniasi Zona Koordinatif, dan Lampiran #2 peta deliniasi Kawasan Otoritatif. “Saat ini menunggu surat dari Bupati Wakatobi. Setelah Peta dari Bupati diterima, maka rapat pembahasan Rancangan Perpres akan dilanjutkan kembali dan melibatkan daerah yang bersangkutan,” jelas Arie.
Total area yang akan diusulkan untuk BOP adalah 425 Ha terdiri dari 350 Ha di Pulau Hoga, 70 Ha di Sombano (Pulau Kaledupa), 5 Ha di Wangi-Wangi (untuk kantor Badan Otorita). Seperti diketahui, delinasi itu bisa diperluas untuk Provinsi Sultra, agar mengampu beberapa wilayah lain yang sudah siap berkolaborasi membangun destinasi wisata secara bersama-sama. “Semakin banyak daerah yang bisa mengemas diversivikasi produk wisatanya, semakin mengundang wisman untuk mengunjunginya. Dan ketika itu berada dalam satu kawasan, maka akan mengangkat potensi daerahnya bersama-sama,” kata Hiramsyah.
Di banyak momentum, Menpar Arief Yahya juga menyampaikan semakin banyak daerah yang bersama-sama membangun kawasan pariwisata, semakin banyak investasi yang masuk, semakin bagus dan cepat maju.
“Ingat, Pariwisata adalah cara yang paling cepat dan paling mudah untuk menaikkan PDB, menghasilkan devisa, dan mengatasi problem ketenagakerjaan saat ini. Impact misalnya, 1 juta USD terhadap PDB itu 170 persennya. PDB itu mencerminkan pendapatan per kapitan,” kata Arief Yahya.(*)