Salam lestari buat senior senior PLH Indonesia,
kami dari Sispala Edelweis di SMAN 2 Karimun Kab. Karimun Prov. Kepri akan berbagi info bertukar pengalaman dengan senior senior semua.
oke, gini ceritanya
Cita-cita menghijaukan Karimun yang digagas Karimun Goes Green (KGG) mulai menampakkan hasil. Puluhan siswa pecinta alam (Sispala) Edelweis di SMAN 2 Karimun yang digandeng kerjasama sudah berhasil memproduksi kompos dari sampah-sampah organik yang ada di lingkungan sekolah.
“Alhamdulillah, adik-adik kita sudah berhasil memproduksi kompos dari sampah-sampah organik yang dikumpul dari lingkungan sekolah,” kata Pembina Sispala Edelweis, Shinta Nova Arpita dan Rusly Syam kepada Tribun di sekolah tersebut, Kamis (5/4) kemarin.
Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik lainnya. Kompos yang digunakan sebagai pupuk disebut pupuk organik karena penyusunnya terdiri dari bahan-bahan organik.
Proses pembuatan kompos oleh Sispala inilah yang dilakukan tiga hari dalam seminggu itu. Proes pembuatannya masih terbilang sederhana. Menurut Rusly, masyarakat umum pun bisa melakukannya untuk diterapkan di lingkungan atau rumah masing-masing.
Setiap Senin, Rabu dan Sabtu sepulang sekolah, Sispala mengumpulkan sampah organik seperti sampah kertas, dahan-dahan yang ada di sekitar sekolah. Setelah terkumpul sampah dirajang kemudian dimasukan ke dalam sebuah wadah besar berbentuk tong sebagai penyimpanan.
Proses selanjutnya bahan diolah dengan berbagai unsur seperti bahan EE4, dan dicampur air untuk pembusukan. Selama pembusukan atau fermentasi selama sekitar 3-4 minggu bahan sudah bisa diangkat untuk kemudian diatur menjadi kompos.
Dari hasil kompos yang disebut sudah berhasil ujicoba menyuburkan tanaman tersebut, kini pihak sekolah tidak perlu lagi membeli pupuk kompos untuk kebutuhan lingkungan sekolah sendiri.
Rencananya, dari hasil kompos tersebut Sispala dan Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) akan menggelar kegiatan menanam bersama dalam rangka memperingati hari bumi yang jatuh pada 22 Mei mendatang.
Kedua pembina ekstrakuler pecinta alam yang juga guru di sekolah tersebut mengatakan kalau kegiatan membuat kompos atas bantuan KGG. Bantuan itu berupa pelatihan, alat-alat pengolahan kompos, pengadaan bibit pohon, pembuatan pondok dan sejumlah pendanaan kegiatan.
Arys Ardyanto selaku Pelaksana Harian KGG mengatakan tujuan kegiatan KGG tersebut untuk memancing masyarakat lebih peduli terhadap lingkungannya. “Kita mulai dari sekolah, dari SMAN 1 Karimun. Ke depan kita juga menggandeng SMAN 3 Meral untuk kegiatan serupa. Mudah-mudahan tujuan kita tercapai dimulai dari sekolah,” kata Ardy.
foto kegiatan
Sulap sampah menjadi Kompos |
liat foto2 kegiatan kami di http://sispalaedelweis.blogspot.com yaa
Demikianlah cerita kami, cerita kamu?, mana?trim's y senior atas dimuatnya cerita kami ni