Sebagai ibu kota provinsi di bagian timur Indonesia-Maluku, Ambon sangat terkenal dengan beragam pantainya yang berpasir putih indah. Terlebih juga karena sebagian besar bibir pantainya selalu dihiasi perahu nelayan yang datang silih berganti, mencari ikan dan memasarkannya kepada para pengunjung pantai pada siang hingga sore hari.
Salah satu pantai indah itu adalah Pantai Natsepa yang terletak di Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah. Pantai ini sangat terkenal lantaran pasir putihnya yang selalu menggoda pengunjung untuk bermain dan bertahan lebih lama hanya untuk bersantai di atas hamparannya. Orang Ambon bilang, belum ke Ambon jika belum berenang di Natsepa. Artinya, jika Anda berkunjung ke Ambon, jangan sampai tidak menginjakkan kaki dan berendam di Pantai Natsepa.
Akses untuk mencapai pantai yang berpasir putih ini sangat mudah. Dari Terminal Besar di Kota Ambon, Anda bisa memilih angkutan penumpang jurusan Suli dengan ongkos Rp 5.000 sekali jalan. Dalam tempo sekitar setengah jam, Anda sudah tiba di lokasi Pantai Natsepa. Kendaraan umum ini mulai beroperasi dari pukul 05.00-07.00 WIT. Jika memakai kendaraan sendiri, hanya butuh waktu sekitar 20 menit dari Kota Ambon karena jaraknya hanya sekitar 18 km dari pusat kota.
Tiket masuk ke pantai pun hanya Rp 1.000 per orang. Jika Anda membawa kendaraan sendiri, kendaraan Anda hanya perlu membayar Rp 2.500 untuk sekali parkir. Dan jika Anda dengan sepeda motor, biaya masuk motor adalah Rp 1.500. Tiba di Pantai Natsepa di siang hari, Anda pasti tak akan tahan untuk langsung terjun ke pantainya yang bening dan berombak kecil, atau yang kerap disebut air meti atau air turun.
Di sore hari, ketika air mulai makin naik atau air pasang, pengunjung lebih banyak sibuk memilih naik perahu menyusuri sepanjang pantai sambil melihat para pekerja mengangkut tripleks menuju pabrik tripleks Batu Gong, yang letaknya persis di seberang Pantai Natsepa.
Perahu nelayan cukup banyak menghiasi bibir pantai dan biaya sewanya pun tak mahal. Anda cukup menyiapkan Rp 20.000 dan Anda sudah bisa menyusuri beningnya Pantai Natsepa selama satu jam. Perahu yang bisa diisi sekitar 10-15 orang ini pun menyiapkan pendayung khusus yang cukup dibayar dengan sebungkus rokok atau uang ala kadarnya. Tak cuma berenang dan sekadar menikmati asyiknya naik perahu, air di Pantai Natsepa pun punya khasiat menyembuhkan beragam penyakit, seperti flu, demam, atau beragam penyakit kulit seperti panu, kadas, kurap, atau gatal-tatal.
Konon, jika Anda berendam lebih dari satu jam di Pantai Natsepa, niscaya saat tiba kembali di rumah, penyakit Anda ternyata telah pergi bersama ombak Natsepa. Percaya atau tidak, saya sendiri mengalaminya ketika menderita flu dan demam tinggi saat berkunjung ke Ambon pada Desember lalu.
Meski suhu tubuh saya bercampur panas dan dingin menggigil, saya tetap memaksakan diri berendam di pantai nyaris 1,5 jam, tentunya sambil berdoa pula agar Tuhan benar-benar menyembuhkan saya. Dan, seperti mukjizat, air Pantai Natsepa yang sudah kesohor sejak lama, ketika saya naik untuk mengeringkan badan, saya merasa semua bagian badan saya sudah merasa enak.
Anda bisa membuktikan sendiri jika berkunjung ke Kota Ambon. Menjelang sore hari, jika sudah capai berenang atau menyusuri pantai, Anda bisa bersantai di sejumlah tenda kecil di pinggiran Pantai Natsepa. Anda bisa bersantai sambil menikmati makan pisang, ubi, atau singkong goreng yang diangkat langsung dari penggorengan, manisnya kelapa muda Natsepa, atau nikmatnya rujak Natsepa yang sangat terkenal dengan bumbu kacangnya.
Orang Ambon bilang, jangan pernah mengaku sudah menginjak Natsepa jika belum merasakan lezatnya rujak Natsepa. Cukup menyiapkan uang Rp 5.000, Anda sudah bisa menikmati lezatnya beragam buah-buahan asli dari Desa Suli yang dicampur dengan bumbu kacang yang benar-benar membangkitkan selera.
Jika malam menjelang, jangan dulu buru-buru pulang, karena jika Anda rela berjalan kaki sekitar 700 meter dari lokasi wisata—masih di sepanjang pantai, Anda akan menemukan lokasi penjualan ikan segar yang baru didatangkan para nelayan dari pencarian mereka sepanjang pagi hingga sore hari.
Jika cuaca bersahabat, harga ikan sangat murah. Seekor ikan cakalang alias tongkok sebesar tangan dihargai Rp 5.000 per ekor. Tapi, jika angin kencang dan cuaca tak bersahabat, harga ikan bisa menjadi dua kali lipat dari harga biasa. Setelah puas menikmati berbagai fasilitas dan keindahan Pantai Natsepa, percayalah, saat kaki melangkah untuk kembali pulang, hati pasti terasa berat jika mata kembali memandang ke pantai. Terlebih di malam terang bulan, pasir pantai akan terlihat bersinar dan sudah pasti akan terus menggoda hati Anda untuk kembali lagi ke Pantai Natsepa.
kunjungi blog kami ya sob di http://enkrenkdmt.blogspot.com
Salah satu pantai indah itu adalah Pantai Natsepa yang terletak di Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah. Pantai ini sangat terkenal lantaran pasir putihnya yang selalu menggoda pengunjung untuk bermain dan bertahan lebih lama hanya untuk bersantai di atas hamparannya. Orang Ambon bilang, belum ke Ambon jika belum berenang di Natsepa. Artinya, jika Anda berkunjung ke Ambon, jangan sampai tidak menginjakkan kaki dan berendam di Pantai Natsepa.
Akses untuk mencapai pantai yang berpasir putih ini sangat mudah. Dari Terminal Besar di Kota Ambon, Anda bisa memilih angkutan penumpang jurusan Suli dengan ongkos Rp 5.000 sekali jalan. Dalam tempo sekitar setengah jam, Anda sudah tiba di lokasi Pantai Natsepa. Kendaraan umum ini mulai beroperasi dari pukul 05.00-07.00 WIT. Jika memakai kendaraan sendiri, hanya butuh waktu sekitar 20 menit dari Kota Ambon karena jaraknya hanya sekitar 18 km dari pusat kota.
Tiket masuk ke pantai pun hanya Rp 1.000 per orang. Jika Anda membawa kendaraan sendiri, kendaraan Anda hanya perlu membayar Rp 2.500 untuk sekali parkir. Dan jika Anda dengan sepeda motor, biaya masuk motor adalah Rp 1.500. Tiba di Pantai Natsepa di siang hari, Anda pasti tak akan tahan untuk langsung terjun ke pantainya yang bening dan berombak kecil, atau yang kerap disebut air meti atau air turun.
Di sore hari, ketika air mulai makin naik atau air pasang, pengunjung lebih banyak sibuk memilih naik perahu menyusuri sepanjang pantai sambil melihat para pekerja mengangkut tripleks menuju pabrik tripleks Batu Gong, yang letaknya persis di seberang Pantai Natsepa.
Perahu nelayan cukup banyak menghiasi bibir pantai dan biaya sewanya pun tak mahal. Anda cukup menyiapkan Rp 20.000 dan Anda sudah bisa menyusuri beningnya Pantai Natsepa selama satu jam. Perahu yang bisa diisi sekitar 10-15 orang ini pun menyiapkan pendayung khusus yang cukup dibayar dengan sebungkus rokok atau uang ala kadarnya. Tak cuma berenang dan sekadar menikmati asyiknya naik perahu, air di Pantai Natsepa pun punya khasiat menyembuhkan beragam penyakit, seperti flu, demam, atau beragam penyakit kulit seperti panu, kadas, kurap, atau gatal-tatal.
Konon, jika Anda berendam lebih dari satu jam di Pantai Natsepa, niscaya saat tiba kembali di rumah, penyakit Anda ternyata telah pergi bersama ombak Natsepa. Percaya atau tidak, saya sendiri mengalaminya ketika menderita flu dan demam tinggi saat berkunjung ke Ambon pada Desember lalu.
Meski suhu tubuh saya bercampur panas dan dingin menggigil, saya tetap memaksakan diri berendam di pantai nyaris 1,5 jam, tentunya sambil berdoa pula agar Tuhan benar-benar menyembuhkan saya. Dan, seperti mukjizat, air Pantai Natsepa yang sudah kesohor sejak lama, ketika saya naik untuk mengeringkan badan, saya merasa semua bagian badan saya sudah merasa enak.
Anda bisa membuktikan sendiri jika berkunjung ke Kota Ambon. Menjelang sore hari, jika sudah capai berenang atau menyusuri pantai, Anda bisa bersantai di sejumlah tenda kecil di pinggiran Pantai Natsepa. Anda bisa bersantai sambil menikmati makan pisang, ubi, atau singkong goreng yang diangkat langsung dari penggorengan, manisnya kelapa muda Natsepa, atau nikmatnya rujak Natsepa yang sangat terkenal dengan bumbu kacangnya.
Orang Ambon bilang, jangan pernah mengaku sudah menginjak Natsepa jika belum merasakan lezatnya rujak Natsepa. Cukup menyiapkan uang Rp 5.000, Anda sudah bisa menikmati lezatnya beragam buah-buahan asli dari Desa Suli yang dicampur dengan bumbu kacang yang benar-benar membangkitkan selera.
Jika malam menjelang, jangan dulu buru-buru pulang, karena jika Anda rela berjalan kaki sekitar 700 meter dari lokasi wisata—masih di sepanjang pantai, Anda akan menemukan lokasi penjualan ikan segar yang baru didatangkan para nelayan dari pencarian mereka sepanjang pagi hingga sore hari.
Jika cuaca bersahabat, harga ikan sangat murah. Seekor ikan cakalang alias tongkok sebesar tangan dihargai Rp 5.000 per ekor. Tapi, jika angin kencang dan cuaca tak bersahabat, harga ikan bisa menjadi dua kali lipat dari harga biasa. Setelah puas menikmati berbagai fasilitas dan keindahan Pantai Natsepa, percayalah, saat kaki melangkah untuk kembali pulang, hati pasti terasa berat jika mata kembali memandang ke pantai. Terlebih di malam terang bulan, pasir pantai akan terlihat bersinar dan sudah pasti akan terus menggoda hati Anda untuk kembali lagi ke Pantai Natsepa.
kunjungi blog kami ya sob di http://enkrenkdmt.blogspot.com