MESKI Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bintan dan Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang telah menghentikan aktivitas penambangan bauksit, namun hal berbeda masih terjadi di lapangan. Iya, ternyata aktivitas penambangan bauksit diam-diam masih terus berlangsung. Salah satunya seperti yang terjadi di Pulau Temborak Laut, Kijang, Bintan.
“Di pulau tersebut ada buldozer, dump truck, dan belko yang sedang beroperasi. Bahkan ada tongkang yang sedang memuat bauksit,” kata Djoko Endang Gunawan, pendiri Bumi Bertuah, LSM yang bergerak di bidang lingkungan hidup di Batam Center, Senin (3/6).
Sebelumnya, Djoko menerima informasi dari masyarakat tentang kegiatan penambangan ilegal ini. Untuk membuktikan kebenaran informasi ini, Djoko bersama Ketua LSM Bumi Bertuah Herianto Tasman dan Ketua LSM Alim (Air Lingkungan dan Manusia) Kherjuli, serta sejumlah aktivis lingkungan hidup lainnya melakukan peninjauan langsung ke Pulau Temborak Laut, Sabtu (1/6) sekitar pukul 15.30 WIB.
“Ternyata terbukti. Penambangan ini jelas ilegal, karena semua aktivitas penambangan bauksit di daerah Bintan dan Tanjungpinang saat ini dihentikan,” ujarnya. Selain melanggar aturan daerah, lanjut Djoko, kegiatan penambangan tersebut juga melanggar UU No.32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan.
Parahnya lagi, akibat penambangan bauksit yang tidak terkontrol, Pulau Temborak Laut hampir tenggelam. Saat ini pulau yang mempunyai luas sekitar 30 hektare tersebut, di beberapa bagiannya terutama tengah pulau telah habis dikeruk. “Yang tersisa tinggal bagian pinggirnya saja. Dan bisa dipastikan kalau penambangan ini tak segera dihentikan, Pulau Temborak Laut akan tenggelam,” jelas Djoko.
Untuk itu, para aktivis meminta pemerintah setempat segera menghentikan penambangan di pulau yang bisa dicapai sekitar 1/2 jam dengan menggunakan pompong dari Kijang. “Aparat hukum juga harus mengambil tindakan, karena ini (penambangan) sudah melanggar peraturan yang ada terutama soal lingkungan hidup,” tekan Herianto.
Namun, jika dalam waktu dekat ini aparat dan pemerintah setempat tidak juga merespon, para aktivis ini akan menempuh langkah-langkah lain demi menyelamatkan Pulau Temborak Laut. “Iya kita akan lanjutkan hal ini sampai ke pusat, agar dapat diambil tindakan tegas,” ancam Djoko.
Seperti yang pernah diberitakan sejumlah media belum lama ini, aktivitas penambangan bauksit yang tidak terkontrol dan berlebihan telah mengakibatkan kerusakan alam yang sangat parah di Kepri. Bahkan, diduga ada sejumlah pulau yang hilang akibat penambangan bauksit. Menindaklanjuti masalah tersebut, Pemko Tanjungpinang menghentikan sementara semua aktivitas penambangan. Langkah ini kemudian diikuti oleh Pemkab Bintan.
Bupati Bintan Ansar Ahmad sebelumnya mengatakan penertiban penambangan bauksit ini juga berkaitan dengan ekspor yang disesuaikan dengan kemampuan lokasi tambang. “Sehingga jumlah bauksit yang diangkut tidak melebihi kemampuan lokasi tambang,” kata Ansar beberapa waktu lalu. (info dari jos/batampos)