Saturday, September 7, 2013

Hutan Batam Hampir Punah di Batam, Sekarang Penambangan Pasir Merajalela


Kegiatan penambangan di kp jabi dilakukan pada lokasi buffer bandara, dan kegiatan ini juga berpotensi menimbul kerusakan lingkungan, pada tanggal 30 desember 2010 telah dilakukan penertiban dan menyita 10 unit mesin dan pompa,  tanggal 26 maret 2013 dilakukan penertiban kembali dan disita 4 unit mesin, dan diduga kuat pelakunya msh pemain lama yaitu sdr. Tahar dan  sdr. Rizal
Kondisi Kampung Jabi Batam Tak Luput dari Penambang Pasir
Hutan merupakan paru-paru dunia yang harus dijaga keberadaannya. Hutan memiliki banyak fungsi yang sangat penting bagi keseimbangan ekosistem makhluk hidup. Di dalam hutan terdapat varian pohon yang memiliki kaitan erat dengan hutan.

Ditinjau dari keadaan hutan Kepulauan Riau khususnya daerah Kota Batam yang setiap tahunnya semakin kritis dikarenakan berbagai factor, baik dari luar maupun dari dalam.
Sebagian besar kerusakan hutan diakibatkan oleh perilaku manusia yang menebang pohon secara liar tanpa melakukan reboisasi.

Bila kita lihat di daerah kecamatan B.aji dan Kec sagulung ,menjamurnya soumel2 pengolahan kayu,didaerah pemukiman warga , mungkin diduga kayu yang diolah disana adalah hasil dari penebangan liar yang dilakukan perambah hutan di Batam.


Kegiatan dilakukan disepanjang pesisir pantai (3 km), dan selain merusak lingkungan kegiatan ini berpotensi merubah garis pantai kota batam (semakin sempit). Pada tanggal 16 feb 2012 telah dilakukan penertiban dan menyita 5 unit mesin dan 2 alat berat, dan 8 unit mesin serta satu unit dump truk di bemban, tanggal 16 mei  2012 dilakukan penertiban kembali menyita 5 unit mesin dan 2 unit back hoe di mergong serta 3 unit mesin di memban.  Dan pada tanggal 26 maret 2013 dilakukan penertiban kembali dengan sitaan 7 unit mesin dan  1 unit truck
Aktivitas penambangan pasir darat secara ilegal semakin marak di Batam. Salah satunya, lahan kosong di kawasan Batu Besar, Nongsa, seluas 50 hektare kini mulai disulap pelaku penambangan ilegal menjadi kubangan-kubangan besar demi meraih keuntungan pribadi tanpa memikirkan imbas terhadap ekosistem lingkungan dan masyarakat.

Di Kota Batam ada beberapa titik lokasi penambangan pasir darat ilegal, antara lain kawasan Batu Besar, Nongsa, Kabil, Telaga Punggur, Tembesi, Sembulang  dan Tanjung Piayu. Namun penambangan terbesar pasir darat ilegal di Batam terdapat di Kampung Panglong, Batu Besar.

Namun sayang, aktivitas penambangan pasir yang merusak lingkungan dan ekosistem alam ini seolah tak mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota (Pemko) Batam ataupun aparat kepolisian setempat. Sebab tambang ilegal ini hanya berjarak satu kilometer dari Mapolda Kepri.

Pantauan di lapangan, penambangan pasir darat ini tak hanya lagi dilakukan di atas lahan milik warga, namun kini sudah merambah ke lahan bakau (mangrove) di kawasan Panglong, Batu Besar sehingga merusak ekosistem alam dimana setiap harinya terlihat puluhan mesin-mesin yang menyedot pasir untuk kemudian dijual.

Satu mesin tambang pasir darat ilegal ini dapat menghasilkan 15 kubik per hari. Sehingga tak menutup kemungkinan kembali tambah menjamur penambang yang akan melakukan aktivitas di sana, sebab dalam satu kubangan terdapat puluhan mesin yang siap menyedot pasir darat.

Penambang pasir ilegal ini membayar uang sebesar Rp 175 ribu perhari untuk setiap mesin kepada pemilik lahan. Di lokasi tambang di Panglong, Batu Besar ada dua lahan tambang yang dimiliki oleh seorang tuan tanah.

Selanjutnya pasir darat ini diangkut menggunakan truk dan dijual kepada usaha toko bahan bangunan di Batam dengan harga berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp600 ribu per truk.

Pemko Batam melalui Dinas Perdagangan dan ESDM telah membentuk tim khusus untuk melakukan pengawasan tambang pasir darat ilegal ini. Tetapi tim ini hanya sebatas melakukan razia terhadap truk-truk pengangkut pasir yang keluar dari area penambangan.

Warga sekitar yang resah dengan aktivitas tambang ilegal sering melaporkan ke pemerintah. Namun ketika akan ada razia, pelaku penambangan langsung menghilang dan tak ada kegiatan di lokasi tambang. 

galery foto 


























  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Hutan Batam Hampir Punah di Batam, Sekarang Penambangan Pasir Merajalela Rating: 5 Reviewed By: Awaluddin Ahmad