PT PLN (Persero) Distribusi Jatim membuat terobosan gress. Jika pembayaran rekening listrik yang umum menggunakan uang, kali ini bisa menggunakan “sampah”! Lho kok? “Memang benar, masyarakat pelanggan listrik khususnya di wilayah Kelurahan Gunung Anyar Tambak bisa membayar rekening listrik dengan “sampah”,” ungkap Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN ( Persero) Area Distribusi Jatim, Arkad Matulu, kepada wartawan, baru-baru ini.
Lebih jauh Arkad menjelaskan, selama ini PLN Dist Jatim memang membina Bank Sampah Bintang Mangrove yang berada di kawasan bibir pantai wilayah Kelurahan Gunung Anyar Tambak. “Masyarakat setempat dapat menabung di Bank Sampah dari hasil menjual sampah botol plastik, yang kemudian tabungannya bisa digunakan untuk membayar listrik di Bank Sampah, yang juga menyediakan loket pembayaran listrik,” terangnya.
Tentu saja sampah-sampah yang diterima di Bank Sampah tidak sembarang sampah. Hanya sampah-sampah plastik dan sampah yang bisa didaur ulang. “Jadi yang bisa membayar rekening listrik dengan sampah ya para nasabah di bank sampah binaan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur,” tukasnya.
Disebutkan Arkad, sejauh ini PLN mempunyai 125 titik bank sampah di Surabaya. Tempatnya ada yang di pinggir laut seperti di kawasan mangrove ini. Ada yang di kawasan pemakaman, dan ada pula yang ditengah kota. “Bahkan program kami telah mendapat kunjungan tamu negara dari Asia ke bank sampah Mangrove Surabaya, akhir pekan lalu,” tukasnya.
Arkad Matulu menjelaskan, program bank sampah ini merupakan bagian dari CSR PLN. “Kami masuk ke kawasan mangrove ini sejak 2010. Tapi bank sampah binaan kami ini baru dibangun 2012 lalu. Awalnya kami masuk kesini untuk penanaman pohon mangrove. Saat penanaman ke laut, kami melihat banyak sampah di sepanjang perjalanan naik perahu. Akhirnya kami membangun bank sampah ini,” paparnya.
Untuk yang benar-benar baru membangun bank sampah, PLN membantu pembangunan tempat, dan memberikan kendaraan dengan anggaran total perkiraan sekitar Rp50 juta. Kalau yang sudah ada tempatnya, PLN memberikan bantuan pelatihan.
“Kepada bank sampah-bank sampah binaan kami, kami memberikan pendampingan sampai bisa tumbuh dan bisa berproduksi bahan daur ulang,” tandasnya.
Arkad menambahkan selain di Surabaya, bank sampah binaan PLN juga ada di Malang yang jumlahnya mencapai 181 titik. Arkad optimis jumlahnya akan tembus 200 titik.
Dan ternyata, keberadaan bank sampah ini membawa dampak positif. Tak hanya air sungai yang bersih, nasabah (baca: anggota) bank sampah bisa mendapatkan uang dari penjualan sampah plastik yang dikumpulkannya. Bahkan, rumah tangga yang memiliki sampah plastik dan menjualnya ke bank sampah Bintang Mangrove, bisa mendapatkan nilai ekonomi. (Ro)
Teks foto: Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN ( Persero) Area Distribusi Jatim, Arkad Matulu, di lokasi Bank Sampah Bintang Mangrove.