Wednesday, December 4, 2013

Kisahku : Pendakian Gunung Sumbing 3371mdpl


       Tgl 21 Mei hari selasa malam kami berempat yaitu saya, Zafar, Fuad, Ogi berangkat dari terminal lebak bulus dengan bis Damri menuju Wonosobo. Awalnya kami membeli tiket bus sinar jaya namun ntah ada hal apa kami di paksa naik bus Damri oleh PO tempat kami beli tiket. Kami jalan dari lebak bulus Jam 08.30 dan rencananya sampai di wonosobo pagi kira kira jam 09.00 tapi nyatanya pas sampai bumi ayu kami harus berhenti karena mobil yangg kami naiki mogok di tengah ladang persawahan.





Tapi walaupun dengan banyak permasalahan kami bersyukur akhirnya kami bisa sampai di terminal wonosobo. sampai di terminal kami langsung mencari mobil arah magelang. Mobil yang menuju magelang berukuran seperti mobil metro tapi lebih kecil dan tarif nya hanya 4000 untuk sampai ke desa Garung, tempat di mana Base Camp pendakian gunung sumbing berada. Desa Garung terleteak di Seberang desa Kledung tempat base camp pendakian gunung Sindoro.


Sampai di desa garung kami langsung berjalan menuju Basecamp, kurang dari 15 menit kami akhirnya  sampai di Basecamp Gn. Sumbing. Kami langsung masuk dan bertemu dengan seorang nenek pemilik rumah yang di jadikan basecamp. Kami minta izin dan sekalian packing ulang agar nanti selesai makan dan solat zuhur kami bisa langsung jalan mendaki. Setelah selesai solat dan makan siang kami kami pun berangkat ditemani hujan yang cukup deras, pelan pe  lan kami meninggalkan desa dan masuk perkebunan warga. perkebunan tembakau terlihat seluas mata memandang. hampir semua kebun di sini di tanami tembakau hanya beberapa yang di selingi tanaman sayur seperti wortel dan kembang kol.




Perlahan hujan menghilang seiring langkah kaki kami menuju ketinggian pelan Kabut hadir menemani kami menghalau lelah. 1 jam lebih perjalan kami di temani hujan kami menikmatinya tanpa mengeluh kepada alam. Sampai di pos 1 hari sudah mulai gelap, kami pun mempersiapkan Senter untuk perjalan malam. Kami memulai perjalan dengan memasuki hutan melalu trek tanah khas gunung di daerah Jawa. Selangkah demi selangkah kami berjalan setiap 15 menit kami berhenti untuk menghela nafas.





Kami berencana untuk beristirahat di pos 2 untuk makan malam dan melanjutkan perjalanan, tapi semua tak sesuai rencana karena samapai jam 7 kami tak menemui Pos 2 malah jalur tanah merah yang sudah kami temui. kami terus berjalan dan berencana beristirahat dan makan malam jika bertemu pos atau tempat yang nyaman untuk memasak.

Tanjakan demi tanjakan kami lalui, diterangi cahaya bulan yang membuat semangad terus menyala. Tanpa terasa kami pun sampai di Pastan Gn. Sumbing. Kami pun bergegas membangun tenda karena angin malam yang sangat dingin sudah mulai kami rasakan. Saya dan zafar bertugas membangun tenda dan ogi bersama fuad mamasak air dan mie untuk mengisi perut yang sudah mulai keroncongan.




Bersamaan dengan berdirinya tenda makanan dan minuman pun selesai dibuat, Angin dan dingin nya malam membuat kita cepat cepat masuk tenda dan mengatur posisi didalam. Selesai makan kami berbincang bincang sebentar sambil mengatur rencana besok pagi untuk muncak. Kami sepakat untuk muncak esok pagi, kami mengatur alarm dan segera tidur.

Pagi pukul stengah 5 kami bangun dan mulai mempersiapkan peralatan untuk summit attack, Tidak lupa kami mengisi perut dengan Mie instan agar Stamina pulih setelah tidur. Dari kami berempat sebenarnya belum ada yang pernah mendaki gunung Sumbing sebelumnya. kami hanya mengandalkan insting mendaki kami dalam perjalan.


Setelah siap lalu kami keluar tenda, udara yang sangat dingin menemani kami berdoa sebelum perjalanan. pelan pelan kami berjalan walaupun tanpa carier di punggun tapi kaki ini terasa berat untuk melangkah karena udara yang dingin serta hembusan angin yang begitu kencang. baru sekitar 100 meter berjalan ternyata maaz sadar kalo ada yang tertinggal yaitu tripod, dengan sukarela zafar yang berada di bawah teriak "udah biar gw aja yang ngambil" dia pun bergegas lari turun ke tenda.

kami nunggu sekitar 5 menit. dan dia pun terlihat nongol dari tenda dan lari lagi ke atas sambil bawa tripod. "ah sial gw keliatannya si deket ternya ngos ngosan juga " zafar ngedumel, gw si ketawa aja di atas heehe. gw sadar waktu itu kayanya emang kita telat buat summit karena baru jam stengah 6 matahari dah nitik dari sebelah timur, tapi gw si tetep jalan tanpa menghiraukan dapet sunrise atau gk di puncak nanti.






sampe di pertigaan antara arah mau kepuncak buntu dan arah ke puncak sebenernya kami pun berhenti. Saya yang berada di posisi paling depan langsung ambil arah yang menuju puncak buntu. Inilah kesalahan yang saya lakukan, karena memang belum pernah ada yang ke Gn. Sumbing sebelumnya jadi zafar, maaz dan ogi terus mengikuti saya memanjat bebatuan arah  puncak buntu.

Perjalanan menuju puncak buntu sangatlah sulit dan sedikit walk Climbing karena medannya yang berbatu dan menelusuri tebing. Stengah jam berjalan matahari sudah terlihat jelas menyinari kami, kami pun sampai di ujung puncak buntu, yaa memang buntu karena di ujungnya hanya ada deretan batu granit hitam berbentuk lancip yang tidak bisa di lalui dengn berjalan kaki, disitulah kami baru sadar kalo kami salah jalur. tapi tidak sia sia karena pemandangannya cukup keren dari atas sana.

kami berfoto foto sebentar sambil berdiskusi tentang masalah salah muncak ini, ada yang mau nerusin lagi ke puncak ada juga yang mau turun lagi ke tenda, dan muncaknya diterusin besok pagi. Akhirnya kami mengambil keputusan untuk turun lagi ke tenda dan melakukan summit attack besok pagi lagi karena cadangan air kami tinggal sedikit.

Lanjut cerita kami sudah kembali ke tenda. Kami baru sada kalo persedian Air kami ternyata tingggal 1 botol dan stengah drigen. Air sebanyak itu tak akan cukup untuk minum selama di tenda + Summit Lagi dan persedian buat turun. lalu kami berdoa kepada Allah agar diturunkan hujan agar kami bisa memanfaatkan airnya untuk minum. Selesai doa kami masak makan buat makan. Lauknya spesial yaitu ayam Goreng.




Selsai makan kejadian yang paling membuat kami bahagia adalah hujan yang tiba tiba turun deras kami pun sangat senang dan langsung menyiapkan drigen untuk menampung air yang jatuh dari flysheet. Zafar yang nadangin air sambil senyum senyum bilang " Subhanallah banget yaa, langsung di kabulin doa kita ". Pas Setelah penuh satu drigen hujannya berhenti :D.

Akhirnya permasalahan air sudah selesai. tinggal memperkuat mental untuk muncak besok pagi. kami pun tidur Jam waktu itu pukul 08.30. Saya terbangun kira kira jam 11.00, Ogi yang sedang duduk menghadap keluar tenda terlihat aneh. saya bertanya " Ngapa lu kga tidur ??" ogi jawab " Dar gw turun aja ya, Perasaan gw gk enak banget, kangen bnget gw sama ibu gw " saya pun terkaget bukan maen "Lu kanapa gi, Lu boleh gk ikut muncak tapi jangan turun sendiri ke basecamp, gk bakal lu gw kasih turun". Zafar pun bangun dan ikut bertanya, saya pun keluar tenda dan duduk menghadap ke gunung Sindoro.





Saya lihat lihat sekitar tenda, waktu itu angin sangat kencang berhembus dari puncak sumbing menuju ke bawah. langit diatasnya terlihat bersih dan awan malah menyelimuti gunung sindoro. Saya mendengar dari luar zafar sedang bicara dengan ogi di dalam tenda dengan nada keras tapi terdengar memotivasi agar ogi mengurungkan niatnya untuk turun ke basecamp. Tak lama zafar pun ikut keluar tenda, dan bicara dengan saya tentang masalah ogi, akhirnya semua beres sama zafar, hehe.






tepat pukul 12.00 kami berencan untuk solat zuhur di pastan sekalian untuk berdoa agar di berikan kekuatan dan kemudahan untuk sampai puncak sumbing besok. Selesai solat kami masuk ketenda lagi, tak lama terdengar suara orang diluar, Zafar pun melongok keluar ternyata benar ada 2 orang yang mau naek gunung sumbing juga, 1 orang indonesia 1 cwe bule Jerman bernama Neyla yang bisa bahasa Jawa. hehe

kami pun ngobrol ngobrol sebentar dan mengajak mereka untuk ngecamp bareng di pastan namun mereka menolak karena ingin ngecamp di pos watu kotak. Kami sangat senang akhirnya ada pendaki lain yang naek Gn. Sumbing selain kami, namun yang paling senang diatara kami iyalah ogi yang nampak begitu senang dan bersemangad untuk muncak lagi.

Skip aja ceritanya langsung besoknya jam 3.00 pagi kami bangun untuk summit attack lagi. Semua peralatan siap dan perut sudah terisi kami pun bergegas meninggalkan tenda. sejam berjalan kami sampai di camp mba Neyla di watu kotak. Ternyata mereka pun sudah menunggu kami diluar tenda, kami pun beristirah sambil menunggu mereka untuk mempersiapkan peralatan muncak.

Saya yang berada di depan berjalan pelan agar aklimatisasi tubuh kami dengan ketinggian dan suhu dingin puncak sumbing stabil. Setiap mendengar kata break saya berhenti. Sebelum sampai di puncak saya mempersilahkan Maaz untuk memimpin team dan menginjakan kaki pertama kali di puncak sumbing. Satu jam perjalan dari watu kotak tepat pukul 05.30 kami sampai di puncak sumbing

"SUMMIT IS NOT THE END OF THE JOURNEY" kata kata itu menyambut kami sampai puncak.

pukul 07.00 kami turun dari puncak sambil membawa oleh-oleh yaitu sampah sampah kecil seperti plastik dan bungkus bungkus permen.

sampai di tenda kami bergegas membuat makanan untuk sarapan. setelah makan kita membereskan tenda dan turun.







  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Kisahku : Pendakian Gunung Sumbing 3371mdpl Rating: 5 Reviewed By: Awaluddin Ahmad