Pulau Abang adalah sebuah pulau
kecil yang berada di sebelah selatan kota Batam, provinsi Kepulauan Riau. Pulau
ini berukuran kurang lebih 2.000 x 5.000 m, dan berjarak lebih kurang 50 km
dari daerah Muka-kuning pulau Batam. Pulau Abang ini dapat dituju dengan
menggunakan perahu bot atau lebih dikenal bot pompong dari jembatan 6 Barelang
(kurang lebih 12 km dari sini). Tepatnya di koordinat 0°33′54″LU,104°11′35″BT.
Pulau Abang is located at latittude: 0.58 and longitude: 104.22.
Pulau Abang merupakan tempat
wisata laut yang sedang dikembangkan oleh pemerintah kota Batam dan akan
dijadikan salah satu daya tarik program wisata. Selain pantainya yang
indah, potensi wisata di Pulau Abang
saat ini adalah wisata bawah laut seperti terumbu karang dan keindahan alam
bawah laut lainnya. Terumbu karang seperti blue coral, merupakan terumbu karang
yang langka dan jarang ada di dunia. Dengan terumbu karang dan berbagai jenis
ikan hias berwarna-warni dan yang dianggap setara dengan pantai Bunaken. Pulau
Abang sering disebut sebagai “Bunaken” nya
Indonesia bagian barat,
Wilayah laut di sekitar Pulau
Abang dan pulau Petung banyak dikunjungi oleh para penggemar memancing ikan.
Jenis ikan yang didapat antara lain adalah ikan selar, lencing, pasir merah,
kakap merah, pinang, ikan buntal, dan lain-lain.
Perairan Pulau Abang memiliki
sembilan titik (spot) yang sangat ideal dijadikan tempat penyelaman dengan
kedalaman 15–18 meter. Untuk bisa menikmati keindahan bawah laut di daerah itu,
sebelumnya pengunjung perlu mengetahui kondisi cuaca karena perubahan cuaca di
daerah tersebut sering terjadi.
Kondisi cuaca yang paling bagus
untuk diving di Pulau Abang adalah sekitar bulan Maret hingga Agustus, ketika
musim angin timur, dan bulan September sampai November, saat musim angin barat.
Pada saat itu, kondisi cuaca terbilang bersahabat dan arus di bawah laut tidak
terlalu kencang sehingga sangat nyaman untuk diving.
Untuk mencapai Pulau Abang hanya
bisa dilakukan melalui pelabuhan rakyat di Pulau Galang baru dengan cara
menyewa perahu atau speed boat milik nelayan dan jarak tempuh sekitar 40–50
menit. Harga sewa perahu bergantung pada saat negosiasi. Saat ini pemerintah
Kota Batam sedang menata semua infrastruktur budaya terumbu karang di Pulau
Abang sebagai salah-satu tujuan terumbu karang yang ada di Kepri dalam menggaet
wisatawan asing.
Keindahan bawah laut Pulau Abang
di Kecamatan Galang Kota Batam tak kalah dibanding Bunaken atau Raja Ampat di
wilayah timur Indonesia. Sayangnya, potensi yang besar tersebut belum dikelola
secara profesional.
Wilayah Pulau Abang terdiri dari
beberapa pulau kecil yang melingkupinya. Sebagian besar perairan di daerah itu
termasuk taman konservasi terumbu karang.
Dijadikannya daerah tersebut
sebagai daerah konservasi karena terdapat aneka ikan hias langka seperti teri
hijau dan blue coral atau terumbu karang yang harus dilindungi untuk
kepentingan ekosistem air laut. Oleh karena itu, warga lokal mengandalkan
sektor pariwisata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena mereka dilarang
mengeksploitasi kekayaan alam di laut tersebut.
Sektor pariwisata di Pulau Abang
mestinya bisa menghidupi masyarakat setempat karena potensinya yang besar, di
antaranya wisata pantai, wisata selam, dan snorkeling. Keindahan bawah laut
Pulau Abang bahkan, diakui sejumlah wisatawan yang pernah berkunjung ke daerah
itu, tak kalah dibanding Bunaken dan Raja Ampat.
Kepala Dinas Pariwisata Kota
Batam Yusfa Hendri mengatakan sejumlah artis dari Jakarta, seperti Nadine
Chandrawinata, Krisna Mukti, Okie Agustina, Alex Sutanto, Lola Amalia, Rizal
Jibran, Intan Kusumanegara, Jamil Reza, Agung Rajak, Testi Anggraini, Samuel
Soegito, dan Groza Subhahi, pernah mengunjungi Pulau Abang awal tahun ini.
Mereka terpesona dan takjub dengan keindahan bawah laut Pulau Abang sehingga
mereka melakukan kegiatan menyelam dan snorkeling.
Perairan Pulau Abang memiliki
sembilan titik (spot) yang sangat ideal dijadikan tempat penyelaman dengan
kedalaman 15–18 meter. Untuk bisa menikmati keindahan bawah laut di daerah itu,
sebelumnya pengunjung perlu mengetahui kondisi cuaca karena perubahan cuaca di
daerah tersebut sering terjadi.
Kondisi cuaca yang paling bagus
untuk diving di Pulau Abang adalah sekitar bulan Maret hingga Agustus, ketika
musim angin timur, dan bulan September sampai November, saat musim angin barat.
Pada saat itu, kondisi cuaca terbilang bersahabat dan arus di bawah laut tidak
terlalu kencang sehingga sangat nyaman untuk diving.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (Ka
UPT) Kawasan Konservasi Laut Daerah Kota Batam Hamdayani mengatakan sejumlah
turis mancanegara sering mengunjungi Pulau Abang, seperti dari SingapurA,
Norwegia, Filipina, dan Malaysia.
"Di Pulau Abang terdapat
spesies karang yang langka, yaitu blue coral yang tidak ditemukan di tempat
lain. Blue coral ini hanya hidup di perairan yang jernih dengan kualitas air
yang bagus," tuturnya.
Oleh karena itu, para turis
tersebut sangat menikmati keindahan bawah laut di perairan itu sebab terdapat
blue coral yang masih hidup dan aneka jenis ikan hias langka, seperti ikan teri
hijau yang amat memesonakan mata.
Meski memiliki pesona menarik,
sayangnya, Pulau Abang belum dikelola secara profesional sebab untuk menjangkau
daerah itu masih cukup sulit karena keterbatasan sarana transportasi. Untuk
mencapai Pulau Abang hanya bisa dilakukan melalui pelabuhan rakyat di Pulau Galang
baru dengan cara menyewa perahu atau speed boat milik nelayan dan jarak tempuh
sekitar 40–50 menit. Harga sewa perahu bergantung pada saat negosiasi. Selain
itu, fasilitas pendukung seperti penginapan dan tempat kuliner belum tersedia.
Padahal sejak ditetapkan sebagai
tempat Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang atau Coral Reef
Rehabilitations and Management Program (COREMAP) pada tahun 2004, Asian
Development Bank (ADB) telah mengucurkan dana miliaran rupiah untuk
memberdayakan wilayah tersebut.
Pemerintah Kota Batam semestinya
bisa lebih serius mengelola Pulau Abang sebagai objek wisata yang diandalkan,
terlebih pemerintah pusat, baru-baru ini telah menjadikan daerah itu salah satu
tujuan wisata bahari nasional.