“Melestarikan hutan bakau sekaligus menggali potensi wisata lokal”
Rimbunnya hutan bakau (mangrove) di Nongsa ini menghiasi kiri kanan sungai sepanjang 2,5 kilometer, Kamis (21/4).
PLH BATAM~Sejak April 2009, Batam sudah punya lokasi wisata hutan bakau (mangrove) seluas 32 hektar di Kecamatan Nongsa.Hutan bakau tersebut berada di sepanjang sungai Nongsa. Sungai dengan panjang 2,5 kilometer dengan potensi bakaunya tersebut dikelola oleh PT Kawasan Pembangunan Nongsa (KPN), sebuah perusahaan di bawah naungan Citra Mas Group.
Jika kita ingin berwisata ke sana pintu masuknya di Terminal Ferry Nongsa Pura, Nongsa. Hutan bakau yang hijau di pinggiran sungai yang lumayan lebar itu tampak memesona dilihat dari atas jembatan Nongsa tak jauh dari Terminal Fery Nongsa Pura.
Pompong masyarakat setempat siap mengantar kita menyusuri sungai ini. ”Ada delapan pompong milik masyarakat yang siap mengantar pengunjung. Kami kerjasama dengan mereka,” ujar Koordinator untuk pemeliharaan mangrove dan Lingkungan PT KPN, Sugito, 64, di kantornya Rabu (20/4) siang lalu.
Fasilitas yang ada di dalam kawasan hutan bakau tersebut berupa bumi perkemahan (camping ground) seluas 200 meter, empat unit gazebo, dan air bersih.”Airnya layak untuk diminum,” kata Sugito.
Camping ground-nya diminati sejumlah wisatawan, baik wisatawan domestik maupaun wisatawan mancanegara. Terutama wisatawan dari Singapura.”Jika musim liburan tiba, turis Singapura datang berombongan,” tukas pria asal Kuanyar, Kedundung, Bangkalan, Pulau Madura ini.
Tak hanya pengunjung yang ingin bersenang-senang saja yang tertarik dengan rimbunnya bakau di Nongsa tersebut, sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pecinta lingkungan dari luar negeri juga tertarik menelitinya, seperti LSM dari Jepang, Malaysia, dan Singapura.”Beberapa pelajar SMA di Batam juga pernah mengadakan kegiatan di sini,” ujar Sugito.
Selain sebagai kawasan wisata, pengelola juga membibit bakau dan menggandeng mahasiswa Politeknik Singapura untuk meneliti bakau. Menurut Sugito, ada tujuh jenis bakau yang ada di kawasan wisata itu.
Beberapa kali pengelola juga mengajak pelajar Batam mencari bibit dan menanam bakau di sekitar hutan bakau tersebut.”Agar mereka mencintai lingkungan,” Sugito menjelaskan.
Sejumlah calon pramugari Batam juga pernah menggunakan kawasan hutan wisata bakau tersebut untuk latihan pengenalan kompas.”Mereka dilepas jalan kaki tembus hingga ke jalan besar,” ucap Sugito sembari menghisap rokok filternya.
”Jadi, tidak hanya berwisata saja. Kawasan ini juga berpotensi untuk kegiatan lain dan olah raga air seperti sky,” pungkas Sugito.***
Sungai Nongsa juga menjadi jalur keluar masuk fery Singapura-Batam.
Manfaat dan Kendalanya
Bakau atau mangrove mempunyai sejumlah manfaat bagi lingkungan sekitarnya, seperti melindungi pesisir pantai dari abrasi air laut, menyerap polusi udara (Co2), penghasil udara segar yang sehat (O2), dan sebagai tempat berkembangbiaknya biota laut dan sungai (kepiting, ikan, udang, dan lain-lain).
PT Kawasan Pembangunan Nongsa (KPN) terdiri dari tiga unit kerja untuk mengamankan sekaligus menjaga kelestariannya. Tiga unit tersebut, Unit Keamanan Kawasan, Unit Patroli Laut, dan Unit Pemeliharaan Bakau dan Lingkungan.
Menurut Koordinator Unit Pemeliharaan Mangrove dan Lingkungan PT KPN, Sugito, 64, sungai di kawasan wisata itu mengalami pendangkalan. ”Jika terus terjadi, lambat laun akan merusak lingkungan di sekitar sini,” pungkas pensiunan marinir ini serius.(esont)***
By: http://esont.wordpress.com/ To plh Indonesia, Kalau ada waktu luang, boleh kita berkenalan kalau ada niat liburan, datanglah ke Pulau Batam