Dunia perlu mengurangi
polusi merkuri secara signifikan guna mencegah bahan berbahaya ini mencemari
lingkungan hingga berpuluh tahun bahkan beribu tahun lamanya.
Bukti â€Å“warisan†pencemaran merkuri ribuan tahun lalu ini terungkap dalam laporan tim
peneliti dari Harvard University yang dirilis awal pekan ini.
Upaya pengurangan emisi
merkuri dalam jumlah besar ini diperlukan guna menyetabilkan tingkat racun
merkuri yang ada di lingkungan sekitar saat ini. Racun merkuri bisa ditemukan
di tanah, air dan udara warisan dari periode ribuan tahun yang lalu. Racun ini
akan terus ada dan terakumulasi dalam samudra selama puluhan tahun bahkan
berabad lamanya.
â€Å“Lebih mudah
membicarakan daripada menyelesaikan masalah polusi merkuri ini. Kami menyarakan
pemangkasan polusi merkuri secara agresif, lebih cepat lebih baik,†ujar Helen Amos, yang memimpin penelitian yang telah diterbitkan
dalam jurnal Global Biogeochemical Cycles ini.
Amos adalah anggota
Atmospheric Chemistry Modeling Group di Harvard School of Engineering and
Applied Sciences (SEAS), yang bersama dengan ilmuwan dan peneliti lain, telah
mengumpulkan data-data historis terkait emisi merkuri sejak 2000 SM. Tim ini
menciptakan model siklus merkuri baru di lingkungan yang menunjukkan interaksi
antara polusi merkuri di udara, samudra dan tanah.
Dari siklus ini
terungkap, sebagian besar merkuri yang dilepas ke lingkungan, berakhir di
lautan selama beberapa dekade dan tetap di sana hingga ribuan tahun lamanya.
Saat ini emisi merkuri kebanyakan berasal dari pembangkit listrik tenaga batu
bara dan pertambangan emas skala kecil (artisanal gold mining).
Setelah terlepas ke
udara, polusi merkuri dibawa oleh hujan masuk ke danau, diserap oleh tanah atau
dibawa oleh aliran sungai sebelum berakhir di laut. Dalam ekosistem perairan,
mikroba akan mengubah polusi merkuri tersebut menjadi metilmerkuri, bahan
organik yang bisa masuk dalam tubuh ikan yang akan berakhir di meja makan.
Polusi merkuri berbahaya bagi kesehatan karena menimbulkan gangguan syaraf dan
peredaran darah.
Sebelumnya, banyak yang
berpendapat polusi merkuri baru dimulai sejak masa Revolusi Industri. Tim
peneliti menemukan, manusia telah mencemari alam dengan merkuri sejak ribuan
tahun yang lalu. Dari penelitian sebelumnya terungkap, polusi merkuri ditemukan
di lahan gambut di Eropa dan dalam lapisan sedimen di dasar danau Amerika
Selatan.
Masyarakat Yunani dan
China telah menggunakan merkuri sebagai pigmen atau zat pewarna dalam tembikar
maupun perhiasan yang ditemukan dalam makam-makam kuno yang berumur hingga 2000
SM. Bangsa Siria telah menggunakan merkuri sejak 1900 SM. Dan pada 1570 M,
penjajah Spanyol di Amerika Tengah dan Selatan menggunakan merkuri dalam pertambangan
perak. Merkuri juga dipakai dalam pertambangan emas di California, 300 tahun
setelah itu.
Lingkungan juga melepas
merkuri melalui letusan vulkanik, namun model yang dikembangkan tim dari
Harvard menunjukkan, manusia adalah penyebab utama pencemaran merkuri di
atmosfer, tanah dan lautan. â€Å“Secara ideal pencemaran merkuri seharusnya
langsung diserap oleh lingkungan, namun yang terjadi, pencemaran ini menumpuk
dari satu penampungan ke penampungan yang lain,†ujar
peneliti senior Elsie M. Sunderland di Harvard SEAS. â€Å“Ini berarti
pencemaran merkuri ini terus berputar di lingkungan sekitar, terus ada dan
menimbulkan implikasi biologis yang lebih panjang dari yang kita perkirakan.â€
â€Å“Saat ini lebih dari
separuh emisi merkuri berasal dari Asia. Namun menurut sejarah, Amerika Serikat
dan Eropa adalah penghasil emisi utama,†ujar
Daniel J. Jacob, profesor dan peneliti senior dari Harvard SEAS. â€Å“Kami
menemukan separuh dari polusi merkuri yang kami temukan saat ini di dasar laut
berasal pencemaran sebelum tahun 1950, yang berasal dari Amerika Serikat
dan Eropa, setara dengan jumlah polusi yang dihasilkan saat ini dari Asia.â€
Sebanyak 60 persen
polusi merkuri di udara saat ini adalah polusi warisan yang dihasilkan oleh
manusia pada masa lalu dan terus berputar di atmosfer. Hanya 13% dari polusi
merkuri ini yang berasal dari alam. Sisanya, 27% berasal dari kegiatan manusia.
Setidaknya separuh dari emisi merkuri hasil kegiatan manusia dihasilkan sebelum
tahun 1950.
Tim peneliti juga
menyebutkan, biaya untuk menanggulangi pencemaran merkuri ini telah mencapai
lebih dari $15 miliar di Eropa dan Amerika saja. Saatnya beraksi kurangi emisi
merkuri. Mari beralih ke energi yang lebih bersih.
Sumber: hijauku.com