Setiap 10 menit hutan seluas 10 kali lapangan sepakbola dirusak di Indonesia sehingga berdasarkan data terakhir 77 dari 120 juta hektare hutan Indonesia telah rusak. Kondisi ini masih berlangsung hingga sekarang padahal bencana dan kerugian akibat rusaknya hutan telah kita rasakan.
Partai Gerindra menaruh perhatian khusus untuk merehabilitasi kerusakan hutan di Indonesia. Terutama dengan sistem tumpang-sari selain dapat merehabilitasi hutan, secara bertahap masyarakat sekitar hutan dapat memanfaatkan hasil dari sistem tumpang sari untuk meningkatkan kesejahteraan.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, tingkat kerusakan saluran irigasi di Indonesia mencapai 52% per Juni 2013. Kondisi ini tentu sangat merugikan produksi pertanian nasional dan berujung pada sulitnya memenuhi kebutuhan pangan nasional sehingga untuk memenuhi kekurangan tersebut kebijakan impor dilakukan.Padahal jika dilihat lebih jauh, kondisi perekonomian kita saat ini, dimana rupiah melemah, turut dipengaruhi oleh kurangnya ekspor dan banyaknya impor yang dilakukan pemerintah.
Dana untuk memperbaiki saluran irigasi yang disebutkan Kementan diperkirakan sebesar 21 triliun rupiah, kita mampu untuk memenuhinya apabila kebocoran kekayaan negara tiap tahun yang sekitar 120 triliun rupiah dapat ditutup. Saluran irigasi adalah urat nadi pertanian rakyat dan kedaulatan pangan nasional yang kita cita-citakan dan perjuangkan. Petani sejahtera, Indonesia jaya!
Memanfaatkan lahan terlantar sehingga menjadi produktif dan nilai tambah bagi masyarakat sekitar untuk meningkatkan pendapatan. Pasalnya lahan tersebut dapat ditanami berbagai sayuran dan bahan pangan lainnya sehingga nantinya Indonesia dapat berdaulat di bidang pangan dengan pemanfaatan dari lahan terlantar.
