Investasi turbin angin memberikan manfaat yang lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Penelitian terbaru dari Imperial College London menyebutkan, turbin angin tetap bisa produktif hingga jangka waktu 25 tahun, membuat turbin angin menjadi pilihan yang menarik bagi investor.
Penelitian sebelumnya menyebutkan, turbin angin memiliki jangka waktu manfaat yang lebih pendek dibanding teknologi energi yang lain. Penelitian menggunakan model statistik ini menyatakan, produksi listrik (output) dari turbin angin akan menurun hingga sepertiganya hanya dalam jangka waktu 10 tahun. Bahkan para penentang turbin angin menyebutkan, teknologi ini perlu perombakan besar-besaran setelah mencapai waktu 10 tahun, sehingga kurang ekonomis.
Dalam penelitian terbaru ini tim peneliti mematahkan argumen tersebut. Tim peneliti menemukan bahwa turbin angin yang dibangun di Inggris pada tahun 1990-an masih mampu menghasilkan 75% dari kapasitas produksi listrik mereka setelah 19 tahun – atau dua kali lipat lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Penelitian ini dilakukan di Inggris yang memiliki target memroduksi 15% energi mereka dari turbin angin pada 2020. Di Inggris, saat ini terdapat 4.246 turbin angin yang tersebar di 531 lokasi (wind farms), menghasilkan 7,5% listrik yang diperlukan negara tersebut.
Tim peneliti menggunakan data kecepatan angin dari NASA selama 20 tahun terakhir guna mengukur kecepatan angin di setiap lokasi turbin. Mereka lalu membandingkan data tersebut dengan data produksi listrik (output) di setiap pembangkit listrik tenaga angin dan kinerja dari setiap turbin. Cara ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya menghitung rata-rata kecepatan angin secara nasional untuk mengukur kinerja setiap pembangkit.
Tim peneliti menyimpulkan, turbin angin mampu beroperasi secara efektif hingga 25 tahun atau berkinerja setara dengan kinerja turbin gas yang digunakan di pembangkit listrik.
Penelitian ini juga menyimpulkan, turbin angin terbaru berkinerja jauh lebih baik dibanding turbin sebelumnya, sehingga siklus hidup turbin angin baru diperkirakan akan lebih panjang. Tim peneliti berharap, temuan bisa mendorong investasi energi baru dan terbarukan terutama di energi angin dalam jangka panjang.
Redaksi Hijauku.com