Wisata Religi - Tak lengkap rasanya jika berkunjung ke Kota Malang tanpa menyempatkan diri mampir ke Pondok Bihaarul Bahri di Desa Sanan Rejo Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Di sana ada pemandangan masjid seperti di Kota Persia. Bangunannya bergaya unik, dipenuhi ornamen, dan kaligrafi yang menjadi daya tarik tersendiri.
Pengunjung dibebaskan dari biaya masuk, biaya parkir, hingga ke toilet pun gratis. Hanya tersedia kotak infaq, bagi yang ingin mengamalkan sedikit hartanya. Namun, jika memarkir kendaraan di luar area pondok akan dikenakan tarif biaya parkir karena dikelola warga sekitar.
Pembangunan fisik pondok dimulai sejak tahun 1978 oleh pendiri sekaligus pengasuh pertama, yaitu Kyai Ahmad atau orang di sekitar Turen menyebutnya Kyai Derup. Setelah itu, proses pembangunan sempat berhenti. Mulai dibangun lagi sekitar 1998 hingga saat ini sudah mencapai 10 lantai.
Kyai Ahmad sudah wafat, dan sekarang pimpinan Pondok Pesantren diteruskan oleh menantunya, KH.Muhammad Hasan yang juga pengasuh Pondok Pesantren An-Nuruu Tirtoyudo, Malang, Jawa Timur.
Konon, gara-gara pembangunan yang tidak pernah tahu kapan selesainya ini, banyak masyarakat menyebutnya dengan julukan Masjid Jin. Penyebutan itu juga merujuk pada bentuk bangunan yang tinggi, tapi tidak ada alat berat satupun ketika pembangunan pondok berlangsung. Yang tampak hanya bambu, besi, andang (panggung dari bambu), dan tali tampar sebagai alatnya.
Saat memasuki bangunan di lantai dasar, sepintas mirip istana raja-raja di Persia. Pengunjung akan disambut pemandangan bak di dalam laut, karena ada akuarium besar- besar berisi ikan mirip wahana dunia bawah laut.
Lokasi : Masjid Jin Turen - Malang Indonesia |
Selain Masjid Jin, Pondok Bihaarul Bahri, memiliki nama sebutan lain, yaitu Masjid Kyai Derup bagi warga Malang, dan Masjid Lawang Sewu bagi orang-orang Jombang, Mojokerto.
Nama Masjid Kyai Derup sendiri dinisbatkan ke Pendiri Pesantren Yaitu Kyai Derup yang lebih dikenal sebutan Kyai Ahmad bagi kalangan santri. Sementara, Masjid Lawang sewu, karena memiliki banyak pintu.
Kebanyakan pengunjung merupakan peserta ziarah walisongo yang menambahkan Pondok Bihaarul Bahri sebagai wahana wisata religi tambahan. Tidak hanya turis domestik, artis ibukota, maupun warga negara asing banyak yang singgah kemari untuk mengunjungi bangunan nuansa Islami bercorak Persia tersebut.
"Biasanya jumlah pengunjung sebanyak 30-40 ribu setiap hari selama musim liburan. Sabtu-Minggu sekitar seribuan," ujar Rahmat yang bertugas piket di bagian informasi.
Pengunjung biasanya tidak lupa untuk berburu souvenir, seperti kacamata, gelang, bros, anting-anting, kalung, dan lain-lain.
Selain souvenir kita juga bisa membawa aneka jajanan khas malang dengan hanya membayar Rp10 ribu sudah dapat empat bungkus dengan pilihan yang macam- macam, seperti keripik tela, keripik pisang, carang emas, kerupuk tahu, keripik nangka, kurma, keripik apel, dan lain sebagainya