Pantai Biru Bangkalan Madura |
Wisata Bahari - Pulau Madura ternyata menyimpan banyak potensi daerah wisata untuk disinggahi dan dijelajahi. Salah satunya di Bangkalan. Kabupaten di ujung barat Pulau Madura itu menyimpan potensi wisata yang layak didatangi. Salah satunya, Pantai Biru.
Keberhasilan Pantai Biru menjadi salah satu destinasi unggulan di Bangkalan juga tidak terlepas dari faktor lain. Salah satunya adalah letaknya yang cukup strategis.
Ya, posisi Pantai Biru memang cukup ideal. Lokasinya berada di kawasan pantura Pulau Madura yang banyak terdapat objek wisata lain. Hal itu membuat wisatawan yang berlibur ke Pulau Garam memiliki banyak pilihan destinasi.
Pantai Biru Bangkalan Madura |
Di kawasan tersebut, ada cukup banyak objek yang bisa disinggahi. Mulai Hutan Mangrove Bancaran, Pantai Tengket Arosbaya, Mangrove Labuhan, hingga Siring Kemoning. Selain itu, di wilayah pesisir utara Kabupaten Sampang terdapat sejumlah objek lain. Misalnya, wisata Hutan Kera Nepa, Air Terjun Toroan, dan Lon Malang.
Ke timur lagi, tepatnya di wilayah pantura Pamekasan, sejumlah objek menarik juga layak disinggahi. Mulai dari Pantai Batu Kerbuy hingga Bukit Pasean. Demikian pula di wilayah Kabupaten Sumenep yang terdapat Pantai Slopeng. Bisa dikatakan, objek wisata di kawasan pantura Madura saling terkoneksi dan terintegrasi.
Padahal dulunya, objek wisata tersebut adalah daerah pantai berstatus tanah kas desa yang dimanfaatkan untuk tambak bandeng. Kala itu, ada 18 area pertambakan yang berdiri di sana. Namun, dalam perjalanannya, kegiatan tambak itu berhenti.
Lahan yang berada di kawasan pantai utara (pantura) Desa Telaga Biru, Kecamatan Tanjung Bumi, itu tak terawat. Hingga akhirnya menjadi lokasi pembuangan sampah dan air limbah.
Karena itu, bagi pengunjung yang baru kali pertama ke sana, boleh jadi mereka tak menyangka bahwa pantai itu dulunya adalah tempat sampah. Sebab, wajah destinasi tersebut sudah berubah drastis. Deretan wahana tertata rapi di sana. Mulai sepeda air, area bermain anak, hingga sejumlah spot foto yang Instagrammable. Selain itu, pengunjung bakal disuguhi indahnya rumah makan berkonsep terapung.
Perubahan wajah Pantai Biru dimulai pada 2018. Pemangku kebijakan dan warga desa tersebut tergerak untuk menata ulang wajah pantai yang sebenarnya memiliki potensi besar itu. Pada tahap awal, 40–50 persen dana desa (DD) dialokasikan untuk membenahi pantai itu. ’’Dana desa modal utama kami untuk membangun tempat wisata itu,’’ kata Kepala Desa Telaga Biru Ahmad Suhdi.
Dia mengaku sempat ditentang perangkat desa yang lain saat ingin mengalokasikan separo DD-nya untuk pembangunan tempat wisata. Karena khawatir, destinasi yang dibangun itu tidak memberikan dampak apa pun. Namun, tekadnya untuk membangun destinasi itu begitu kuat. Dia optimistis tempat wisata yang dibangun akan berdampak besar terhadap perekonomian masyarakatnya. Serta menjadi sumber pendapatan asli desa (PADes). ’’Kami berpikir, tanpa PADes, desa tidak akan maju,’’ imbuhnya.
Dia tidak ingin DD yang dikucurkan pemerintah pusat hanya untuk peningkatan infrastruktur. ’’Namun, juga harus ada nilai pemberdayaan yang output-nya untuk perbaikan ekonomi warga,’’ katanya. Keyakinan sang Kades dan penggagas pendirian Pantai Biru terbukti. Dalam waktu tiga bulan, destinasi baru tersebut sudah bisa menghasilkan pemasukan cukup besar. Antusiasme wisatawan yang datang ke sana juga di luar ekspektasi.
Hal itulah yang membuat pembangunan Pantai Biru berlanjut. Secara bertahap, berbagai wahana baru didirikan. Karena upaya tersebut pula, wisatawan yang datang mengalir tiada henti. ’’Pengembangan tetap akan dilakukan,’’ katanya.
Pada 2022, wisata Telaga Biru bakal menyediakan wahana edukasi batik tulis. ’’Sehingga pengunjung yang berlibur di Pantai Biru dapat mengetahui dan belajar bagaimana pembuatan batik,’’ katanya. Wahana tersebut juga bagian dari promosi potensi desa tersebut.
Ahmad Suhdi menyebut, keberhasilan Pantai Biru menjadi objek wisata favorit berimbas positif terhadap warga desanya. ”Laba yang didapat dimanfaatkan untuk pembangunan,” katanya.
Tidak hanya itu, sebagian keuntungan juga dimanfaatkan untuk kepentingan sosial lain. Misalnya, santunan rutin kepada anak yatim hingga insentif kepada guru ngaji. ”Setiap bulan kami juga memberikan sembako kepada masyarakat. Misalnya, berupa minyak,” ujarnya.