Menko Marvest, Luhut Binsar Panjaitan
PLH Batam - Pemerintah pusat berencana membangun pelabuhan bongkar muat bertaraf internasional di Kota Batam. Pelabuhan ini berlokasi di kawasan Tanjungpinggir, Sekupang.
Pembangunan pelabuhan ini sempat terhenti karena Covid-19, namun saat ini rencana itu segera direalisasikan.
Kendati bakal ada reklamasi pantai seluas ratusan hektare, namun Menko Maritim dan Investasi (Marvest), Luhut Binsar Panjaitan menegaskan, pelabuhan baru itu bakal memegang konsep Green Smart Seaport.
"Konsepnya juga mengusung konsep (Green Smart Seaport) yang saat ini sudah diterapkan di Tanjung Priok Jakarta," ujar Luhut disela-sela kunjungan kerjanya di Batam, Senin (24/1/2022).
Ia menjelaskan, lahan yang akan digunakan yaitu lahan milik PT Persero di kawasan Tanjung Pinggir, Sekupang, Batam dengan luas lahan 94 Hektare.
Namun lahan tersebut akan diperluas menjadi 330 hektare dengan cara reklamasi. Artinya akan ada perluasan reklamasi 236 hektare.
Pelabuhan ini kedepannya juga akan diintegrasikan dengan 10 pelabuhan bertaraf internasional lainnya di Indonesia menggunakan sistem National Logistics Ecosystem (NLE).
Namun apakah reklamasi ratusan hektare ini tidak akan merusak mangrove?
"Pembangunan ini juga harus hijau, tidak merusak mangrove yang ada. Walau akan diperluas dengan reklamasi," kata Luhut.
Ia menegaskan bahwa pembangunan pelabuhan bongkar muat ini, dalam mendukung efisiensi waktu dan biaya, yang selama ini dikeluhkan oleh Industri Internasional.
Ia berharap kehadiran pelabuhan ini dapat menurunkan biaya untuk aktivitas bongkar muat hingga 13 persen. Saat ini biaya bongkar muat masih sekitar 23 persen.
“Sementara negara tetangga sudah rata-rata 13 persen. Maka kita sepakat agar menurunkan cost 13 persen, pada tahun 2024," kata dia.
Selain rencana pembangunan pelabuhan di Tanjungpinggir, ada satu lokasi lain yang direncanakan. “Di Batam ada 2 pelabuhan, mungkin bisa juga satu lagi di Kabil,” ucapnya.