Tuesday, June 4, 2013

Mengupas tentang Alam Tana Toraja Sulawesi Selatan



Kabupaten Tana Toraja adalah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, dengan bupati Bernama Theofilus Allorerung. Ibu kota kabupaten ini adalah Makale. Sebelum pemekaran, kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.203 km² dan berpenduduk sebanyak 221 .081 jiwa (2010).
Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip dengan budaya Nias. Daerah ini merupakan salah satu obyek wisata di Sulawesi Selatan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008, bagian utara wilayah kabupaten ini dimekarkan menjadi Kabupaten Toraja Utara.
Kebanyakan masyarakat Toraja hidup sebagai petani.Komoditi andalan dari daerah Toraja adalah sayur-sayuran, kopi, cengkeh, cokelat dan vanili.

Perkenonomian di Tana Toraja digerakkan oleh 6 pasar tradisional dengan sistem perputaran setiap 6 hari. Ke enam pasar yang ada ialah:
    Pasar Makale
    Pasar Rantepao
    Pasar Ge'tengan
    Pasar Sangalla'
    Pasar Rembon
    Pasar Salubarani

Obyek Wisata
Tana Toraja merupakan salah satu daya tarik wisata Indonesia, dihuni oleh Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip dengan budaya Nias. Daerah ini merupakan salah satu obyek wisata di Sulawesi Selatan.

Buntu Kalando
Tongkonan/rumah tempat Puang Sangalla' (Raja Sangalla') berdiam. Sebagai tempat peristirahatan Puang Sangala' dan juga merupakan Istana tempat mengelola pemerintahan kerajaan Sangalla' pada waktu itu, Tongkonan Buntu Kalando bergelar "tando tananan langi' lantangna Kaero tongkonan layuk". saat ini Tongkonan Buntu Kalando dijadikan Museum Tempat meyimpan benda-benda prasejarah dan peninggalan kerajaan Sangalla'.
instrumen toraja tradisional musik, keso'keso ', koleksi Buntu Kalando Museum, Tana Toraja.
Gandang, sebuah toraja tradisional alat musik, koleksi Kalando Museum Buntu, Sangalla - Tana Toraja

Pakaian toraja kuno, terbuat dari serat daun nanas

yang toraja gelang legendaris ponto lola, Ponto Lola '

toraja rumah tangga peralatan-koleksi Kalando Museum Buntu, Sangalla - Tana Toraja

Tongkonan, rumah adat Toraja sebagai gedung museum utama

Roda yang ada di musium

Foto Sejarah Toraja @ 1958 - koleksi lain dari Kalando Museum Buntu
Pallawa
Tongkonan Pallawa adalah salah satu tongkonan atau rumah adat yang sangat menarik dan berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit. Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah adat. Terletak sekitar 12 km ke arah utara dari Rantepao.



Pallawa adalah salah satu desa Tana Toraja yang terkenal akan barisan Tongkanan (rumah tradisional Toraja)
Londa
Londa adalah bebatuan curam di sisi makam khas Tana Toraja. Salah satunya terletak di tempat yang tinggi dari bukit dengan gua yang dalam dimana peti-peti mayat diatur sesuai dengan garis keluarga, di satu sisi bukit lainya dibiarkan terbuka menghadap pemandangan hamparan hijau. Terletak sekitar 5 km ke arah selatan dari Rantepao.
 
Bukit kubur batu
Tampak beberapa peti digantung ditebing batu
Tau tau
Tau tau kaum bangsawan
 
Tampak peti kayu yang sudah lapuk dalam gua batu
Jalan menuju ke dalam gua batu
Lubang sempit menuju lebih jauh ke dalam gua batu
Beberapa peti digantung di tebing dan ada yang jatuh ke bawah
 
Model Tau tau atau boneka kayu yang akan dijual
Boneka kayu Tau tau dengan berbagai ukuran
Kerajinan manik khas Tana Toraja
Kerbau bule yang berharga tinggi

Kete Kesu
Obyek yang mempesona di desa ini berupa Tongkonan, lumbung padi dan bangunan megalith di sekitarnya. Sekitar 100 meter di belakang perkampungan ini terdapat situs pekuburan tebing dengan kuburan bergantung dan tau-tau dalam bangunan batu yang diberi pagar. Tau-tau ini memperlihatkan penampilan pemiliknya sehari-hari. Perkampungan ini juga dikenal dengan keahlian seni ukir yang dimiliki oleh penduduknya dan sekaligus sebagai tempat yang bagus untuk berbelanja souvenir. Terletak sekitar 4 km dari tenggara Rantepao.


Kete’ Kesu

Jalan menuju masuk desa
 

Tanduk kerbau di tiang depan rumah. Sebanyak itu pula kerbau yang dipotong dalam upacara adat yang diselenggarakan keluarga pemilik rumah.

Deretan bangunan yang menjadi lumbung padi.

Nenek dari Kete’ Kesu

Kubur batu

Penduduk desa di masa lalu

Gua batu dijadikan kuburan desa

Sawah di dekat desa

Bayang sore hari di Kete’ Kesu

Terus bekerja.

Wisatawan sibuk dengan aktifitasnya

???????????????????????????????

Toko sederhana menjual souvenir khas Toraja

Seorang pemuda sedang asyik membuat kerajinan kayu

Batu Tumonga
Di kawasan ini anda dapat menemukan sekitar 56 batu menhir dalam satu lingkaran dengan 4 pohon di bagian tengah. Kebanyakan batu menhir memiliki ketinggian sekitar 2–3 meter. Dari tempat ini anda dapat melihat keindahan Rantepao dan lembah sekitarnya. Terletak di daerah Sesean dengan ketinggian 1300 meter dari permukaan laut.
Lemo
Tempat ini sering disebut sebagai rumah para arwah. Di pemakaman Lemo kita dapat melihat mayat yanng disimpan di udara terbuka, di tengah bebatuan yang curam. Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual. Pada waktu-waktu tertentu pakaian dari mayat-mayat akan diganti dengan melalui upacara Ma' Nene
Usaha Konservasi
Tana Toraja adalah salah satu tempat konservasi peradaban budaya PROTO MELAYU AUSTRONESIA yang masih terawat hingga kini. Kebudayaan adat istiadat, seni musik, seni tari, seni sastra lisan, bahasa, rumah, ukiran, tenunan dan kuliner yang masih sangat Tradisional, membuat Pemerintah Indonesia mengupayakan agar Tana Toraja bisa dikenal di dunia Internasional, salah satunya adalah mencalonkan Tana Toraja ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 2009.
Hal tersebut didukung oleh Jepang untuk menjadikan Tana Toraja sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, Jepang sendiri akan ikut dalam upaya konservasi tersebut, khususnya terkait dengan rumah adat di daerah itu.
Dukungan ini disampaikan dalam pertemuan antara delegasi Indonesia dan Jepang di Poznan, Polandia, Sabtu (11/9/2010), Pertemuan dilakukan setelah usainya Pertemuan Para Menteri Kebudayaan Asia dan Eropa (Asia-Europa Culture Minister Meeting/ASEM) yang keempat pada 9-10 September di Poznan yang dihadiri oleh perwakilan dari sekitar 40 negara di Asia dan Eropa.
Pemekaran Daerah
Kota Makale merupakan ibukota Kabupaten Tana Toraja akan dinaikkan menjadi kotamadya.Kecamatan yang mungkin bergabung, meliputi :
    Makale
    Makale Selatan
    Makale Utara
Kabupaten Toraja Barat, meliputi:
    Mappak
    Simbuang
    Bonggakaradeng
    Rano
Perayaan di Toraja sebelum tahun 1939
 galery foto yang lain































































Inilah foto-foto pemakaman / adat toraja apabila ada masyarakatnya yang meninggal















mungkin masih ada yang belum kami sajikan tentang Tana Toraja, kami mohon masukan dari seluruh sobat dan sobit diseluruh Indonesia, khususnya sobat yang berasal dari tanah toraja
dinantikan ya sob
salam dari kami PLH INDONESIA
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Mengupas tentang Alam Tana Toraja Sulawesi Selatan Rating: 5 Reviewed By: Awaluddin Ahmad