Monday, July 8, 2013

Berkunjung ke Mesjid Agung Demak

Mesjid Demak adalah salah satu mesjid tertua di Indonesia

Hallo kawan-kawan plh Indonesia dan semua pembaca yang suka liburan keliling Indonesia! Balik dengan artikel review tempat-tempat wisata menarik di Indonesia yang bisa dikunjungi selama liburan. Kali ini saya mau berbagi pengalaman liburan ke kota Demak. Sebenarnya bukan liburan khusus ke kota Demak, tapi saya ikut bergabung dalam rombongan tour Wali Songo yang berangkat dari Surabaya menuju kawasan Banten. Acara jalan-jalan wisata tersebut berlangsung selam satu mingu penuh. Khusus untuk kota Demak, saya menghabiskan waktu sehari saja. Maklum, keburu harus lanjut perjalanan ke rute selanjutnya.
Bagaimana cara menuju kota Demak? Kalau mau ambil mudahnya, ikutan saja ke dalam paket tur wisata keliling Jawa. Tapi kalau mau liburan solo ala backpacker, kalian bisa naik kereta api maupun bus antar kota antar propinsi. Kalau bingung cari tempat strategis menuju Demak, kalian bisa ambil rute jalur darat, bahkan udara, dengan tujuan kota Semarang. Kota Semarang adalah ibukota propinsi Jawa Tengah dan menjadi kota metropolitan terdekat menuju Demak. Dari Semarang menuju Demak, perjalanan darat butuh waktu sekitar dua jam.
Demak adalah salah satu tempat wisata di Jawa Tengah yang kaya akan sejarah kebudayaan Islam. Tiga lokasi wisata yang telah saya kunjungi adalah Masjid Agung Demak, makam keluarga besar keturunan Kerajaan Demak, dan makam Sunan Kalijogo. Oh ya, kebanyakan wisatawan yang berkunjung Demak adalah mereka yang telah atau akan melakukan kunjungan ke makam Sunan Kudus di kota Kudus dan makam Sunan Muria di Gunung Muria. Oke, berikut ini ulasan tiga tempat wisata menarik di kota Demak.

Mesjid Agung Demak tampak dari luar

Masjid Agung Demak adalah salah satu masjid tertua di Indonesia. Seperti kebanyakan susunan tata kota di Indonesia, Masjid Demak terletak tepat di sebelah barat alun-alun kota Demak. Bangunan masjid Demak sendiri kalau dilihat dari luar tampak renta dan usang, nggak kayak masjid-masjid jaman modern saat ini yang dibangun dengan megahnya. Meski kelihatan nggak menarik, tapi jangan ditanya nilai sejarahnya. Konon masjid ini menjadi tempat bermusyawarah para anggota Wali Songo saat membahas berbagai masalah agama Islam.
Kompleks Masjid Demak memiliki sisi sejarah tersendiri setiap sudutnya. Setiap tiang penyangga masjid mempunyai nama masing-masing. Misalnya tiang Sunan Kalijaga, tiang Sunan Kudus dan lain-lain. Waktu saya berkunjung ke Masjid Raya Demak tahun kemarin, di sebelah utara kompleks masjid sedang dibangun Museum Demak tapi belum selesai. Mudah-mudahan tahun ini sudah selesai dan bisa menjadi tempat yang tepat untuk mendapatkan referensi sejarah budaya Islam di Demak. Satu hal yang perlu kalian ketahui, tempat parkir kendaraan di alun-alun Demak cukup luas dan terletak di sebelah barat alun-alun. Wisatawan bisa nyaman dan tenang selama jalan-jalan santai.
Silsilah Dan Makam Keturunan Kerajaan Demak
Tak jauh dari Masjid Demak, saya dan peserta tur wisata berkunjung ke makam keturunan Kerajaan Demak. Tempatnya di sebelah utara, agak ke barat sedikit, dari posisi Masjid Demak. Masjid dan makam dipisahkan oleh sebuah aula berpintu kayu jati yang indah. Di makam tersebut wisatawan bisa mengetahui pusara Raden Patah (pendiri kerajaan Demak), isteri Raden Patah, Pati Unus, Sultan Trenggana, Pangeran Maulana, dan banyak lagi anggota keluarga Demak lainnya.
Saat berkunjung ke makam keluarga Kerajaan Demak, saya baru paham kalau ukuran tubuh orang jaman dulu itu tinggi-tinggi. Ini bisa saya buktikan dengan ukuran panjang makam Raden Patah dan Pangeran Maulana yang lebih dari 2 meter. Awalnya saya tak percaya kalau makam tersebut benar-benar makam Raden Patah. Tapi setelah saya tanyakan kepada pemandu wisata yang ada disana ternyata memang begitu adanya. Orang jaman dulu memiliki postur tubuh lebih tinggi dan besar dari orang jaman sekarang. Kok bisa begitu? I don’t know exactly. Mungkin gaya hidup dan pola makan yang menyebabkan tubuh kita jadi berukuran lebih mini.

 
Makam Keluarga Kerajaan Islam Demak

Nuansa Budaya Jawa Pada Makam Sunan Kalijogo
Sebelum mencapai alun-alun kota Demak, sebenarnya rombongan wisata yang saya ikuti sudah lebih dulu mampir ke makam Sunan Kalijogo. Kok bisa begitu? Secara gitu, perjalanan dari kota Kudus lanjut ke Gunung Muria, lalu turun gunung dan lebih dekat langsung masuk kawasan bypass menuju makam Sunan Kalijogo. Kalau dilihat perjalanan tempuh yang hanya butuh waktu 20 menit, jarak makam Sunan Kalijogo dan Masjid Agung Demak tentu nggak seberapa jauh.
Makam Sunan Kalijogo merupakan salah satu tempat wisata di Indonesia yang bernuansa religi. Yang membedakan makam Sunan Kalijogo dengan makam sunan-sunan lainnya adalah sentuhan budaya Jawa pada makam. Bangunan makam benar-benar Jawa banget dengan hiasan kala makara, mirip ornamen yang bisa kita temui pada bangunan candi. Setelah berziarah ke makam Sunan Kalijogo, saya dan wisatawan lain menyempatkan berbelanja ke pasar tradisional yang ada di sekitar lokasi makam. That’s shopping time!
Kabupaten Demak memang tidak sebesar kota Semarang, Magelang, Yogyakarta maupun Salatiga. Namun kota kecil ini memiliki riwayat sejarah budaya Islam yang penting bagi perkembangan budaya di Indonesia. Dengan liburan ke kota Demak kita bisa mengetahui nilai-nilai moral apa saja yang terkandung dari tempat-tempat bersejarah tersebut.

Kalau masih ada waktu liburan yang lebih panjang, sebenarnya wisatawan bisa menjelajahi lebih banyak tempat wisata menarik di kota Demak. Tapi berhubung masih banyak tujuan wisata yang harus dikunjungi, saya dan wisatawan lain harus segera lanjut ke destinasi berikutnya. Ayo liburan ke Demak!
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Berkunjung ke Mesjid Agung Demak Rating: 5 Reviewed By: Awaluddin Ahmad