 |
| Lanal Karimun Catatkan Rekor MURI Pengibaran Bendera Terbesar dari Dasar Laut |
Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Pangkalan TNI AL Tanjungbalai Karimun (Lanal TBK) karena melakukan pengibaran bendera Merah Putih berukuran 1.500 meter persegi dengan menggunakan balon raksasa yang diangkat dari dasar laut pada HUT Kemerdekaan RI ke-70, Senin (17/8/2015).
"Kegiatan ini memecahkan rekor sebelumnya dengan pelaksanaan serupa pada tahun 2011 di Pulau Sebatik dengan ukuran 1.000 meter persegi," ungkap Manajer MURI, Awan Rahargo
Oleh karenanya, kata Awan lagi, pada rangkaian kegiatan hari ini, MURI memberikan ganjaran berupa piagam penghargaan dari MURI.
Lebih jauh Awan menjelaskan, bahwa kunjungannya ke Kabupaten Karimun dalam rangkaian kegiatan Dirgahayu RI ke-70. Di mana Lanal TBK memprakarsai pengibaran bendera Merah Putih terbesar dari dasar laut dengan menggunakan balon udara dengan ukuran 1.500 meter persegi.
"Kami ingin memotivasi, mengobarkan semangat warga bangsa untuk berlomba-lomba menciptakan ataupun memecahkan rekor MURI yang sudah tercatat sebelumnya," ujarnya.
Bahkan, dengan semangat kebangsaan Awan berharap dapat terbentuk insan, baik secara kelompok maupun individu, untuk mampu menghargai karya-karya yang luar biasa dari anak bangsa ini.
"Kriteria untuk mendapatkan rekor dari MURI itu sebenarnya sederhana sekali, yaitu bentuk kegiatan yang terukur, dari segi melibatkan jumlah peserta yang terbanyak atau pembuatan karya dengan ukuran yang luar biasa.
Bahkan tidak menutup kemungkinan mengenai hal hal yang unik dan langka dan dilakukan untuk pertama sekali dilakukan di Indonesia," terangnya.
Sedangkan syaratnya, yakni memberi tahu kepada MURI dalam bentuk surat, tentang rencana spesifikasi kegiatan, waktu dan tempat yang akan membuat rekor itu sendiri serta nomor kontak yang dapat dihubungi.
"Mengenai ukuran, Kementerian Pertahanan di Tugu Monas pernah mengibarkan Bendera Merah Putih dengan ukuran 2.000 meter persegi. Yang berbeda di Karimun ini adalah bendera Merah Putih itu dikibarkan dari dasar laut dengan menggunakan balon udara," tegasnya.
Saat pengibaran bendera ukuran raksasa, yang berlangsung di Panggung Rakyat Putri Kemuning, Coastal Area Karimun, Sang Merah Putih yang dikibarban agak terbelah karena koyak di bagian tengah setelah tersangkut di ujung atap gedung MTQ yang terletak di Coastal Area. Namun tetap 'berdiri angkuh' menantang dunia dan menunjukkan kedewasaan diusianya yang ke-70.
"Kita tetap bangga atas upaya maksimal TNI Lantamal Tangjungbalai Karimun untuk meraih rekor MURI, sebagai pengibar bendera Merah Putih terbesar di Indonesia," ujar Ketua APINDO Karimun, Dwi Untung, menanggapi koyaknya bendera Merah Putih raksasa yang dikibarkan saat itu.
Menurut pria yang akrab disapa Chu Heng ini, koyaknya bendera yang dikibarkan itu bukan karena disengaja. Namun karena tersangkut di ujung atap gedung MTQ akibat terbawa angin. "Jika saja angin mengarah ke laut, kain Bendera Merah Putih itu tidak akan tersangkut di ujung atap gedung. Dan itu murni faktor alam," terangnya.
Pantauan BATAMTODAY.COM, puluhan ribu pasang mata menunggu detik-detik dikibarkannya bendera raksasa itu keluar dari dasar laut Karimun. Sedikitpin mereka tak bergerak saat lagu kebangsaan Indonesia Raya mengiringi pengibaran sang Merah Putih berukuran 1.500 meter persegi itu.
Namun arah angin tampaknya kurang menjadi perhatian sebelumnya, sehingga saat bendera Merah Putih terangkat dari dasar laut secara perlahan oleh dua buah balon raksasa, angin yang bertiup kencang memaksa bendera mengenai ujung atap gedung MTQ yang runcing.
