Gong Nekara di Kepulauan Selayar |
Kepulauan Selayar di Sulawesi Selatan tak cuma terkenal dengan pulau yang indah. Tapi ada juga peninggalan sejarah yang mungkin tak bisa ditemui di tempat lain. Seperti ini, gong nekara terbesar di Asia Tenggara.
Selayar tidak hanya memiliki gugusan pulau-pulau dengan pantai terindah di Indonesia. Pulau kecil di ujung Sulawesi Selatan ini memiliki sejarah masa lalu yang sangat panjang.
Di perairannya banyak ditemukan harta karun dari kapal-kapal niaga masa lalu yang karam. Kalau kapal yang karam tentu susah untuk dilihat, bagaimana kalau melihat yang di darat saja? Gong Nekara adalah salah satu tempat yang mesti dituju. Konon gong nekara ini merupakan yang tertua dan terbesar di Asia Tenggara.
Gong Nekara ini letaknya di Dusun Bontobangun ( 4 km sebelah selatan kota Benteng. Tempatnya mudah dicapai. Bisa naik pete-pete (angkot), pakai ojek atau kendaraan pribadi. Pertama kali saya mengunjunginya (tahun 90-an) gong ini masih diletakkan di ruangan terbuka. Saat ini gong diletakkan di sebuah ruangan kecil. Sangat kecil bahkan, sehingga kalau 5 orang dewasa masuk, ruangan ini menjadi sangat sempit dan pengap.
Tempat penyimpanan Gong Nekara - Kepulauan Selayar |
Untuk bisa melihat gong nekara tertua dan terbesar ini, kita mesti meminta izin dari yang penunggunya. Penunggunya adalah salah satu keturunan raja-raja Selayar sekaligus tetua di sini. Anda beruntung jika penunggunya ada. Soalnya pernah beberapa kali ke sana dan penunggunya tak ada. Tak ada tarif resmi juga masuk ke ruangan itu, jadi bayar seikhlasnya saja ke penunggu atau masukkan ke kotak.
Berdasarkan penjelasan dari tetua, nekara tersebut ditemukan secara tidak sengaja di kampung Rea-Rea pada tahun 1686 oleh penduduk yang bernama Sabuna. Pada saat itu Sabuna sedang mengerjakan sawah Raja Puta Bangung di Papaniohea, salah satu daerah perkampungan di Pulau Selayar.
Sign penjelasan |
Saat mencangkul sawah, secara tak sengaja, paculnya menyentuk benda keras yang setelah digali ternyata sebuah gong. Pada tahun 1760 nekara tersebut dipindahkan ke Bonto Bangung dan menjadi kalompoang/arajang (benda keramat) Kerajaan Bonto Bangung, salah satu kerajaan di Pulau Selayar.
Menurut ahli sejarah, gong nekara itu merupakan peninggalan zaman perunggu. Gong itu terbuat dari perunggu yang bentuknya menyerupai dandang terbalik, dengan luas lingkaran permukaan sebesar 396 cm persegi, luas lingkaran pinggang 340 cm persegi, dan tinggi 95 cm persegi.
Motif flora dan fauna terdiri dari gajah 16 ekor, burung 54 ekor, pohon sirih 11 buah, dan ikan 18 ekor menunjukan keunikan tersendiri. Sebab di Selayar tidak pernah ada kesaksian keberadaan gajah. Hal itu kemudian ditafsirkan bahwa gong ini bukan asli buatan Selayar.
Dari beberapa penelusuran sejarah kemudian disebutkan bahwa hanya ada dua gong sejenis. Satu lagi ada di Tiongkok. Nah mengapa satu gong nya berada di Selayar itu masih merupakan misteri yang perlu dipecahkan. Sebab biasanya gong nekara yang merupakan perangkat pemujaan atau ritual dipakai secara berpasangan. Gong ini dipersonifikasi sebagai pasangan suami istri yang saling mengisi.
Pada bidang pukul terdapat hiasan geometris, demikian pula pada bagian tengah gong terdapat garis pola bintang berbentuk 16. Nekara secara vertikal terdiri atas susunan kaki berbentuk bundar, seperti silinder, badan, dan bahu berbentuk cembung.
Hiasan kodok yang sempat hilang |
Karena gong nekara ini memiliki nilai seni tinggi beberapa ornamennya sempat dicuri. Bahkan menurut tetua, sisi-sisi gong ini juga dihiasi dengan berbagai perhiasan mutu manikam. Sayangnya keindahan dan nilai yang tinggi ini membuat oknum tak bertanggung jawab untuk mencurinya. Salah satu yang dicuri adalah arca kodok. Namun setelah sekian tahun dicari, akhirnya arca kodok tersebut berhasil ditemukan di Jakarta.
Selain gong nekara, di sekitar lokasi terdapat meriam-meriam peninggalan Belanda yang juga asyik kalau digali lebih dalam. Sayang tetua yang ada di situ juga tidak bisa memberikan info memadai tentang meriam-meriam itu. Mungkin Dinas Pariwisata perlu membuat papan informasi tentang situs sejarah ini.Oh ya sebetulnya papan informasi itu ada di bagian depan namun kondisinya sudah layak untuk diperbaiki.
Nah, jika sedang berada di kota Benteng Selayar, Anda bisa berkunjung ke dusun Matalalang, Kelurahan Bontobanagun. Di sanalah gong nekara itu ditaruh dalam sebuah ruangan khusus di dekat kantor kelurahan. trims to detiktravel