Setiap usaha yang akan dilakukan sebaiknya harus dipersiapkan dengan baik dan matang. Begitu juga dengan usaha budidaya lobster air tawar. Karena usaha ini berhubungan dengan makhluk hidup, maka harus dipersiapkan dengan baik agar lobster tidak stres atau mati.
Untuk memulai usaha budidaya lobster, sebaiknya memperhatikan dan mempersiapkan beberapa hal pokok seperti berikut ini.
Pemilihan lokasi
Pada dasarnya, lokasi tidak menjadi sesuatu yang mutlak diperhatikan dalam usaha budidaya lobster air tawar, terutama untuk skala usaha kecil atau rumah tangga. Hal ini dikarenakan usaha budidaya lobster dapat dilakukan di tempat yang tidak terlalu luas. Namun, jika ingin budidaya lobster air tawar untuk skala besar atau industri, lokasi menjadi satu hal yang mutlak untuk diperhatikan.
Beberapa faktor sosial ekonomi yang harus diperhatikan, yaitu lokasi usaha tidak termasuk daerah kawasan industri yang padat. Kemudian, tersedia sarana dan prasarana yang dapat memperlancar jalannya usaha, serta aman dari gangguan luar.
Sumber air
Air menjadi kebutuhan utama dalam budidaya lobster. Selain itu, sebagai media internal, air juga sebagai media eksternal bagi lobster. Beberapa sumber air tawar yang dapat digunakan untuk memelihara lobster adalah air sumur dan air pam atau air ledeng. Namun, kedua sumber air tersebut tidak dapat langsung digunakan, tetapi harus diolah terlebih dahulu.
Kualitas air dapat diketahui dari keadaman (pH), suhu, kadar kesadahan (DH), kandungan oksigen(O2), dan kandungan karbondioksida (CO2). Lobster menginginkan air dengan ph 7—8 dengan suhu 20—24°C dan tingkat kesadahan air itu agak lembut, yaitu antara 10—12° dH. Sementara, kandungan O2 minimal 7 ppm dan CO2 maksimal 10 ppm.
Bak pemeliharaan
Bak atau kolam pemeliharaan merupakan tempat pembudidayaan lobster air tawar. Bak digunakan untuk memelihara induk dan sebagai tempat pembesaran. Bak dapat berbentuk segi empat atau disesuaikan dengan luas dan bentuk lahan yang tersedia.
Namun, yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bak atau kolam lobster adalah ukurannya. Ukuran bak yang ideal sekitar 200 cm × 50 cm. Bak untuk pemeliharaan lobster dibangun dengan bahan campuran semen dan pasir. Tebal dinding bak disesuaikan dengan besarnya.
Pada bibir atas bak bagian dalam diberi kaca, porselen, atau cukup diaci dengan semen. Tujuannya, mencegah lobster kabur dari bak. Lobster air tawar terkenal dengan sifat pengembaraannya yang tinggi. Dengan adanya kaca atau porselen yang dipasang di bibir kolam bagian dalam, lobster tidak bisa merayap naik karena kondisi bak yang licin.
Tinggi kaca atau porselen dari bibir atas kolam bawah cukup 20 cm. Sementara, dinding bagian bawah sampai dasar bak (ketinggian sampai 30 cm) diplester dengan semen. Bagian ini juga merupakan batas pengisian air.
Pipa paralon dan roster
Pipa paralon dan roster merupakan tempat persembunyian sekaligus sebagai tempat berlindung dari cahaya yang berlebihan, seperti sinar matahari. Ukuran diameter dan panjang pipa paralon disesuaikan dengan pertumbuhan lobster. Roster mempunyai kelemahan, yaitu hanya bisa digunakan untuk anakan sampai umur 3 bulan atau panjang tubuh maksimal sudah mencapai 7,5 cm.
Aerator
Peralatan budidaya lobster yang juga harus dipersiapkan, yaitu aerator. Alat ini sangat penting keberadaannya karena tanpa alat ini, sangat mungkin lobster akan mati akibat kekurangan pasokan oksigen. Aerator yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan jumlah atau besar kecilnya bak.