Aktivitas Pembatik |
Saat berkunjung ke Borobudur di
Magelang, Jawa Tengah, wisatawan tak hanya bisa menikmati candinya saja. Anda
juga bisa melihat proses pembuatan batik printing motif Candi Borobudur di
Rumah Seni Atap Langit.
Sejak tahun 2011, Candi Borobudur
mengharuskan pengunjung menggunakan sehelai kain batik printing yang dililitkan
di pinggang seperti memakai sarung. Kegunaan dari kain ini adalah sebagai
bentuk penghormatan atas candi yang merupakan bangunan sakral tempat
peribadatan. Pesan tersebut sangat baik, agar pengunjung tak menganggap candi
hanya sebagai monumen mati.
Inilah bentuk pendidikan pusaka
budaya yang sangat menyentuh. Selain penghormatan, pemilihan batik adalah
pendidikan lain yang penting untuk mengenalkan batik itu sendiri. Batik tulis
dan cap menjadi yang diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and
Intangible Heritage of Humanity.
Wisatawan yang masuk ke dalam
Candi Borobudur tidak mengenakan batik tulis maupun cap, melainkan printing.
Sayangnya kain ini tidak dibuat di Borobudur. Padahal Desa Borobudur memiliki
kelompok batik yang tersebar di sekitar candi.
Seperti Dusun Gendingan, meski
tak memiliki tradisi batik, dusun yang teletak di utara Candi Borobudur ini
telah mampu memproduksi batik. Rumah Kepala Dusun Gendingan dijadikan showroom
sekaligus workshop dimana pengunjung dapat belajar membuat batik tulis.
Jack Priyana, warga lokal, telah
menggiatkan aktivitas warga lokal untuk membatik di Desa Borobudur. Sejak
pertengahan 2012, kelompok ini berhasil mengajukan rancangannya untuk digunakan
sebagai pengganti sarung printing yang digunakan kini.
Bahan yang digunakan adalah
santung, kain lembut yang tidak panas. Proses produksinya menggunakan metode
cap dengan bahan pewarna sintetis. Motif yang dieksplorasi adalah pahatan
relief yang terdapat di Candi Borobudur. Motif ini mereka namai Mandala
Borobudur.
Hingga akhir Maret lalu, PT TWC
telah memesan 1000 lembar batik sesuai kebutuhan. Namun, jumlah ini akan
bertambah nantinya. Pada pertengahan 2013 ini, pengunjung akan dapat mengenakan
hasil kreasi warga Desa Borobudur tersebut.
Saat ini wisatawan hanya dapat
dapat melihat proses pembuatannya. Proses ini dipusatkan di Rumah Seni Atap
Langit yang terletak di Jalan Balaputra Dewa Nomor 55, Desa Borobudur.
Penggunaan produk lokal akan
mendukung kemajuan kelompok warga. Semoga ini menjadi media promosi, agar
wisatawan Borobudur tak hanya datang ke candi, namun juga mampir ke dusun-dusun
untuk mempelajari budaya desa.
Selain membangkitkan ekonomi
warga, upaya ini juga turut memberikan pendidikan yang benar kepada masyarakat
Indonesia dan dunia tentang makna batik yang sesungguhnya. Inilah akhir dari
kesalahan pengelola Borobudur dalam memberikan pendidikan pusaka bagi publik.
Semoga saja upaya ini segera diikuti oleh candi-candi lainnya.
disini tempatnya ....