Pulau Siberut
merupakan salah satu di antara gugusan kepulauan Mentawai di Sumatera
Barat yang memiliki ekosistem yang tinggi. Pulau ini terletak sekitar
100 – 155 km dari sebelah barat kota Padang yang dipisahkan oleh Selat
Mentawai, seluas 60% kawasan ditutupi oleh hutan primer Dipterocarpaceae,
hutan primer campuran, rawa, hutan pantai, dan hutan mangrove
Hutan di taman nasional relatif masih alami, yaitu dengan banyaknya pohon-pohon yang besar dengan tinggi +.60 meter. Taman nasional Siberut memiliki 4 jenis satwa primata yang tidak ditemukan pada daerah-daerah lainnya di dunia (endemik) yaitu Bokkoi (Macaca pagensis), Lutung mentawai/Joja (Presbytis potenziani), Bilao (Hylobats klossii), dan Simakobu (Simias concolor). Selain itu, terdapat 4 jenis bajing yang endemik, 17 jenis satwa mamalia dan 130 jenis burung (4 jenis endemik). Taman Nasional Siberut merupakan salah satu yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfir biosfir karena keunikan dan pentingnya ekosistem pulau tersebut. |
|
Karakteristik Endemik
Pulau Siberut
telah terpisah lebih dari ½ juta tahun yang lalu oleh air laut
dari daratan Asia. Proses pemisahan sejak zaman Es (Pleistocene) ini telah
menjadikan Pulau Siberut memiliki keunikan flora, fauna, ekosistem, kebudayaan
masyarakat asli dan kehidupan yang bertajhan serta terlepas dari proses
evolusi yang dinamis. Akibat proses isolasi yang lama ini menjadikan timbulnya
sifat endemik bagi flora dan fauna.
Walaupun hutan di Siberut, termasuk hutan tropis, karena mempunyai curah hujan dan suhu yang cukup tinggi, Namun susunan hutan di pulauini, memiliki keunikan-keunukan tertentu yang berbeda dengan hutan tropis lainnya. |
|
Kekayaan Flora
Tipe Hutan Siberut didominasi oleh vegetasi dipterocarpaceae, rawa dan hutan mangrove. Hasil penelitian LIPI di Siberut terdapat sekitar 846 jenis tumbuhan yang terdiri dari 390 marga dan 131 keluarga. Selain tumbuhan yang ada rata-rata 15 % adalah jenis endemik.
Tipe Hutan Siberut didominasi oleh vegetasi dipterocarpaceae, rawa dan hutan mangrove. Hasil penelitian LIPI di Siberut terdapat sekitar 846 jenis tumbuhan yang terdiri dari 390 marga dan 131 keluarga. Selain tumbuhan yang ada rata-rata 15 % adalah jenis endemik.
Hutan
Dipterocarpaceae
Terdapat di derah punggung (puncak-puncak) bukit dengan potensi ekonomi, ekologi dan hidrologis yang tinggi. Jenis dominan di daerah Siberut Utara adalah marga Diptericarpus. Sedang didaerah Siberut selatan adalah jenis-jenis Shorea dan Hopea. Jenis flora endemiknya adalah Horsfieldia macrothysa dan Mesua cathrinae. Hutan campuran Merupakan type paling luas dan meiliki biodiversity paling tinggi terdapat di daerah pamah pada lembah sampai lereng-lereng perbukitan dibawah hutan Dipterocarpaceae jenis endemisnya adalah Aporusa quadrilocularis, Diospyros brevicalyx, Drypetes subsymmetrica, Horsfieldia macrothysa dan Mesua catharinae. Hutan Pantai Umumnya ditemui di sepanjang pantai barat dengan dominasi Baringtonia, banyak ditumbuhi pandan, cemara laut dan memiliki jenis endemik Drypetes subsymmetrica. Hutan Rawa Pada bentangan pamah datar yang tergenang air. Hutan ini mempunyai jenis flora khusus dan terbatas serta didominasi oleh Terminalia phellocarpa. Tumbuhan tanah terdiri dari rotan, pandan dan palm berbulu dengan jenis endemik Horsfieldia macrothysa. Hutan Mangrove Tidak kurang dari 63% jenis pohon hutan mangrove yang ada di Indonesia di jumpai di Pantai Timur Pulau Siberut dimana terdapat laut dangkal dan banyak sungai yang mengedapkan lumpur. Jenis-jenis yang ditemui antara lain dari marga Rhizophora, Bruguiera dan Sonnetaria. Hutan Terganggu (Sekunder) Berhubung erat dengan faktor sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan dan umumnya terletak dekat dengan pemukiman dan aliran sungai. Hutan terganggu ini akibat dari gangguan masyarakat seperti pembakaran atau hutan sekunder bekas HPH. Tegakan Sagu Tersebar di lahan rawa. Pohon Sagu Metroxylon sagu di pulau ini memiliki batang besar dan tinggi sampai dengan 18 meter yang merupakan cadangan dan bahan sumber pangan (karbohidrat) bagi masyarakat Siberut sejak ratusan tahun yang lalu. |
|
Kekayaan Fauna
Fauna yang paling menarik dan merupakan kekayaan luar biasa adalah empat
species primata endemik yang hanya dimiliki oleh kepulauan Mentawai yaitu:
# Bilou atau Siamang edil ( Hylobates klosii ). Sejenis owa yang hanya terdapat di Pulau mentawai. Primate ini memiliki suara yang indah dan merupakan dasar dari suara owa–owa yang ada di Asia, hidupnya berkeluarga. # Simakubo atau Monyet ekor babi (Simia Concolor) Cirinya sangat unik dan lebih dekat kekerabatanya dengan bekatan yang hidupnya di Kalimantan. Simakobu yang berwarna emas ditakuti penduduk, bila tertangkap, tengkoraknya tidak disimpan di dalam rumah. # Joja atau Lutung Mentawai (Presbytis potenziani) Salah satu 8 jenis Lutung di Indonesia yang paling indah. Kehidupan sosialnya berbeda dengan jenis primata lainnya, jantan dan betina bersuara dengan prilaku primitif, satu jantan dengan beberapa betina (harem). Tercatat 27 jenis mamalia yang ditemukan, dimana 65% merupakan jenis endemik dengan mamalia terbesar adalah rusa sambar (Cervus unicolor oceanus). Kemudian kelelawar, lima jenis tupai, tiga jenis tikus, loga / bajing hitam (Callosciurus melanogaster). Pada ekosistem laut danpantai terdapat ikan duyung (Dugong dugon), lumba-lumba mulut botol, ikan hias dan formasi bertumbu karang yang menarik. Paling sedikit 116 jenis burung dan hanya memiliki satu species endemik yaitu burubg hantu mentawai (Otus mentawai). Kekayaan reptilia dan amfibi meliputi: Ular sanca kembang (ular pemangsa utama), terdapat satu species endemik dari ular Calamaria klossi dan satu sub species endemik Boiga nigreceps brevicaudata, buaya muara (Crocodylus porosus), tiga species kura-kura laut Chelonia mydas (kura-kura hijau), Eretmochelys imbricata (kura-kura Hawksbill), Dhermochelys coriacata (kura-kura tempurung). Jenis invertebrata diantaranya Acridiae, Zeroptera, Amathusiidae, Araneae, Cicadiae dan kepiting air tawar, molusca air tawar dan kepiting air tawar (Palecypoda), polymesoda, Gastropoda serta Ephemeroptera (serangga). |
|
Sumber Daya Ekonomi
Tumbuhan terutama rotan (Calamus manan / manau, Calamus caesius / sago, Daemonorops sp / tabu-tabu, Calamus sp / ugei), gaharu (Aquilqria malaccensis), nilam, kayu manis, damar, minyak kruing, madu dan buah-buahan merupakan potensi ekonomi yang bernilai tinggi bagi masyarakat terutama sebagai bahan furniture atau kosmetika dan memiliki potensi untuk di budidayakan. |
Tumbuhan Obat
Terdapat kurang lebih 503 jenis dari 109 famili tanaman yang terdapat di Pulau Siberut dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai bahan ramuan obat tradisional oleh Dukun Pengobatan (Sikerei). Tumbuhan tersebut adalah pasak bumi (Eurycomia Latifalia), Calan sp (demam pada anak-anak), Phaeannthus sumatranus (infeksi mata), Pteris guardriaurita (ganguan roh halus), Polythia subcordata (epilepsi), Agelaea trinervis (sakit gigi), Ocimum sanctum (sariawan), Auricalatun (darah tinggi) Garciniadioica, Amomum sp (sakit perut, formicarium (malaria), Piper sarmentosum (keguguran), Etlingera sp (pegel linu), Rinorea sp (mengurangi berat payudara) dan lain-lain.
Anggrek (Orchid) dan Paku-pakuan
Terdapat kurang lebih 503 jenis dari 109 famili tanaman yang terdapat di Pulau Siberut dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai bahan ramuan obat tradisional oleh Dukun Pengobatan (Sikerei). Tumbuhan tersebut adalah pasak bumi (Eurycomia Latifalia), Calan sp (demam pada anak-anak), Phaeannthus sumatranus (infeksi mata), Pteris guardriaurita (ganguan roh halus), Polythia subcordata (epilepsi), Agelaea trinervis (sakit gigi), Ocimum sanctum (sariawan), Auricalatun (darah tinggi) Garciniadioica, Amomum sp (sakit perut, formicarium (malaria), Piper sarmentosum (keguguran), Etlingera sp (pegel linu), Rinorea sp (mengurangi berat payudara) dan lain-lain.
Anggrek (Orchid) dan Paku-pakuan
Anggrek di Siberut sangat bervariasi dab beberapa jenis menjadi bahan pemuliaan yang penting. Lebih kurang dari 98 jenis anggrek yang ditemukan. Sedangkan paku-pakuan di Siberuit mempunyai arti penting di dalam kehidupan. Banyak digunakan sebagai sumber makanan (sayur) dan untuk bahan kerajinan (paku ekor kuda). Upaya Pelestarian Salah satu upaya didalam menjaga kekayaan ekosistem dan keanekaragaman hayati di Pulau Siberut sejak tahun 1994 Departemen kehutanan, Ditjen PHPA melaksanakan proyek Pengembangan Konservasi Alam Terpadu (ADB Loan No. 1187–INO (SF)) dengan tujuan meningkatkan perlindungan atau pelestarian ekosistem Hutan Tropis dan keanekaragaman hayati di Taman Wisata Alam Ruteng (NTT) dan Taman Nasional Siberut (Sumbar) melalui Sistem Konservasi Alam terpadu atau (Integrited Protected Area System (IPAS). di Pulau Siberut dapat dilihat budaya masyarakat mentawai yang berada di dalam dan sekitar taman nasional. Dalam banyak hal, masyarakat Mentawai merupakan suku bangsa yang paling kuno di Indonesia (masih sangat tradisional dan sebagian besar masih menganut paham aninisme), Kegiatan sosial di Pulau Siberut dipusatkan di sekitar UMA, yaitu suatu rumah bersama yang berukuran panjang dan dihuni oleh 30 - 80 orang. |
Madobak, Rokdok, Matotonan, Rorogot, Butui, Teteburuk, Selaoinan, dan Mailepet.
Kegiatan yang Dapat Dilakukan, antara lain:
• Menjelajahi Hutan,
• Menyelusuri Sungai,
• Wisata Sumber Air Panas,
• Wisata Air Terjun,
• Wisata Bahari,
• Pengamatan Satwa dan Tumbuhan
• Wisata Budaya (rumah UMA dan tarian religius)
Pantai Sagulubek dan Pantai Masilok
Kegiatan yang Dapat Dilakukan, antara lain:
• Olahraga berselancar dan menyelam/snorkeling ditaman laut/hutan bakau
Musim Kunjungan Terbaik: Pada bulan Januari s/d September.
Cara Pencapaian Lokasi:
• Dari Padang (Muara Padang) ke Muara Siberut/Muara Sikabaluan/Muara Saibi dengan menggunakan Kapal Laut (3 kali seminggu) pada malam hari dengan waktu tempuh + 10 jam.