Di suatu tempat di negeri ini, ada yang aku sebut sebagai surga air terjun. Ada banyak air terjun yang terhimpun di suatu lokasi yang jaraknya cukup berdekatan. Perbukitan Menoreh yang membentang sepanjang DI Yogyakarta hingga Jawa Tengah adalah salah satunya. Di sana, terdapat banyak air terjun semisal Curug Samigaluh, Grojogan Watu Jonggol, dan Curug Siklothok.
Namun, berhubung wilayah Indonesia ini sangat luas. Tidak menutup kemungkinan bila ada surga air terjun lain di luar Jawa. Seperti di Sulawesi, Malino adalah salah satunya.
Malino adalah nama sebuah desa. Letaknya di kecamatan Tinggimoncong, kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Sesuai nama kecamatannya, Tinggimoncong (tinggi tambah moncong), Malino berada di lerengGunung Bawakaraeng dengan ketinggian sekitar 1.500 meter dpl.
Mungkin, di antara pembaca semua belum terlalu mengenal Malino. Kalau pembaca senang politik, mungkin pembaca ingat dengan Deklarasi Malino sebagai pengakhir konflik pertikaian di Poso. Namun, Malino tak hanya sebagai tempat pencangan deklarasi, melainkan juga surga air terjun. Di sini terdapat beberapa air terjun yang cukup terkenal, yakni Air Terjun Ketemu Jodoh, Air Terjun Biroro, dan yang aku kunjungi yaitu Air Terjun Takapala.
medan jalan yang...duh!
Rute menuju Air Terjun Takapala relatif mudah untuk ditempuh. Dari kota Makassar jaraknya sekitar 70 km dan ditempuh sekitar 2 jam. Sedangkan medan jalannya relatif. Maksudku, relatif tergantung kendaraan pembaca berada di jalur yang mana. Sebab ruas Jl. Poros Malino dari kota Makassar menuju Malino sedang diperbaiki dan hanya menyisakan satu lajur seperti foto di atas ini. Yah, sekiranya pembaca jengkel, tatap saja hamparan air waduk Bili-Bili, itupun kalau airnya sedang tidak keruh, hehehe.
Jarak yang hanya 4 km ini bisa jadi 8 km karena petunjuknya susah dibaca...
Tiba di desa Malino dan bersiaplah untuk bingung! Sebab, petunjuk menuju Air Terjun Takapala hampir tidak ada. Sekalinya ada, sangat susah untuk diamati karena ukuran hurufnya terlampau imut, hehehe. Tapi jangan khawatir, warga sekitar mengerti dengan pasti di mana air terjun ini berada. Sebab Air Terjun Takapala termasuk obyek wisata tersohor di Malino yang banyak dikunjungi kaum muda.
Pingin merasakan punya rumah dekat air terjun?
Bilik kecil juga ada kok.
Memasuki kawasan air terjun Takapala, pengunjung akan ditarik tarif retribusi sebesar Rp 2.000 per orang. Dari gerbang masuk menuju area parkir kendaraan, bersiaplah untuk tegang. Sebab jalannya sempit, masih tanah, dan bersebelahan dengan jurang. Hadeh...
Setidaknya banyak warga yang menawarkan bantuan menjadi pemandu.
Tarifnya sudah naik dua kali lipat.
Air Terjun Takapala sendiri termasuk air terjun yang “ramah”. Jaraknya dari area parkir menuju lokasi air terjun hanya beberapa ratus meter dan tanpa perlu keluar-masuk hutan. Di kawasan ini banyak terdapat warung, bilik istirahat, mushalla, dan juga kamar mandi :D. Sepertinya, kawasan ini memang menggiurkan sebagai obyek wisata. Ketika kami datang, ada beberapa muda-mudi yang tengah berwisata, sepertinya sedang dalam kegiatan outbond.
Hmmm, semoga kelak entah kapan aku bisa berkunjung lagi ke Malino dan menyambangi air terjun yang lain. Sepertinya menyenangkan
berikut galery fotonya :
