Sebagai gunung vulkanik yang tertinggi di Indonesia, Gunung Kerinci banyak dikunjungi oleh penggemar olah raga pendakian gunung baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu Gunung Kerinci juga merupakan kawasan konservasi plasma nuftah yang dijadikan di taman nasional yang dikenal dengan TNKS ( Taman Nasional Kerinci Seblat ) dan menyebabkan kawasan ini menjadi kawasan wisata yang cukup potensial dan menarik.
Selama ini Jalur Pendakian Gunung Kerinci hanya melalui Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi yang merupakan satu-satunya pintu gerbang untuk naik kepuncak, sedangkan di Kabupaten Solok Selatan belum ada dibuat pintu gerbang untuk naik kepuncak. Sebagai alternatif kedua di buka jalur baru di Kabupaten Solok Selatan.
Wilayah Solok Selatan sangat kaya dengan potensi alamnya. Daerah ini memiliki pesona yang indah, dikelilingi oleh perbukitan dan hutan sehingga menghadirkan hawa yang sejuk. Kabupaten Solok Selatan terletak dibagian selatan propinsi Sumatera Barat yang berbatasan dengan propinsi Jambi.
Rangkaian panorama di Solok Selatan ini dimahkotai oleh Gunung Kerinci yang posisinya 80% berada dalam wilayah Solok Selatan dan 20% di Kecamatan Kerinci Propinsi Jambi. Gunung kerinci merupakan puncak tertinggi di pulau Sumatera dan gunung api aktif tertinggi di Indonesia dengan ketinggian mencapai 3.805 Mdpl.
Pintu Rimba -------------) Camp I ( 4640 : 1675 ) 1750 Mdpl
memungkinkan untuk tambahan 2 sampai 3 tenda
dapat juga memanfaatkan pipa air yang digunakan penduduk untuk
mendistribusikan air kepemukiman ( Blok E PTP VIII )
jarak tempuh ± 150 m
- Vegetasi yang ditemui sewaktu melakukan perjalanan menuju camp I berupa
hutan datar berketinggin ± 1500 Mdpl, daerah tersebut cukup rapat, oleh
karena itu diperlukan pembenahan jalur ( finishing jalur ) sehingga jalur dapat
lebih jelas lagi.
Camp I ( 4640 ; 1675) 1750 ) 1750 Mdpl ---------------) Camp II ( 4842 : 1388 ) 1750 Mdpl
memungkinkan untuk tambahan 2 sampai 3 tenda
mdpl, vegetasi pada jalur ini cukup rapat, diperlukan pembenahan pada jalur ini.
pada koordinat 4660; 1565 juga terdapat sumber air.
Camp II ( 4842; 1388 ) 1750 Mdpl ---------------) Camp III ( 4842 ; 1388 ) 2150 Mdpl
5 tenda.
menurun kebawah + 50 meter ( jalur ke sumber air tidak terlalu curam )
mdpl.
Camp III ( 4842 : 1388 ) 2150 Mdpl ------------) Camp IV ( 4890 : 1335 ) 2400 Mdpl
- Kemiringan Jalur : + 60°
- Perlu pembenahan jalur, dikarenakan pada tanjakan pendakian yang sangat
curam, hal ini dapat dilakukan dengan melambungkan rute jalur dari daerah yang
curam kearah kiri rute jalur tersebut + sepanjang 50 meter.
Camp IV ( 4890 : 1335 ) 2400 Mdpl ----------) Camp V ( 5060 : 1295 ) 3175 Mdpl
mata air pada cerukan – cerukan.
dari lokasi Camp, namun kondisi medan yang akan ditemui cukup curam.
rute terdapat vegetasi pohon paku Ransam sepanjang 30 meter.
menyulitkan, dikarenakan vegetasi yang ditemui adalah hutan lumut, dan
perjalanan dilakukan diatas tumpukan pohon - pohon tumbang. Apabila akan
dilakukan pembenahan pada daerah tersebut sangat diperlukan alat potong.
Camp V ( 5060 ; 1295 ) 3175 Mdpl ------------) Titik Akhir ( 5115; 1275 ) 3537 Mdpl
penambahan 3 tenda Dome lagi.
jalur bervariasi, beberapa kali pergerakan untuk melalui daerah ini harus dilalui
dentgan merangkak karehna rapatnya vegetasi pohon cantigi tersebut, bunga
edelweiss dan bunga padi banyak ditemui pada daerah ini.
bebatuan, dan daerah tersebut merupakan batas vegetasi.
dikarenakan lintasan jalur belum terbentuk oleh jejak - jejak kaki pendaki.
dilalui cukup beresiko, yakni pasir bebatuan, untuk melanjutkannya sangat
diperlukan peralatan Mountaineering yang sangat memadai.
± 1 km, dengan kenaikan ketinggian ± 250 m.
Pelaksanaan pembukaan jalur baru pendakian gunung Kerinci ini dilakukan selama 12 hari, yaitu dari tanggal 9 sampai 21 Januari 2007. Jalur pendakian yang dibuat POSISI Padang mulai dari PT. Mitra Kerinci Desa Sei.
Lambai dapat digunakan sebagai jalur pendakian normal untuk para penggiat kegiatan alam bebas khususnya para petualang hutan gunung. Lama waktu pendakian melewati jalur ini yaitu sekitar 10 jam untuk mencapai puncak.
Dengan adanya jalur baru ini diharapkan akan terjadi multiplay effect untuk pengembangan pariwisata di Solok Selatan. Fungsi lain dari jalur ini yaitu sebagai kontrol kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat untuk wilayah Solok Selatan. Semoga dalam waktu dekat ada legalitas dari TNKS untuk ijin masuk melalui jalur ini.