Segara Anak, nama danau di puncak Gunung Rinjani merupakan wisata alam milik Lombok Nusa Tenggara Barat yang sangat menggoda. Menurut cerita masyarakat lokal, nama Segara Anak memiliki arti Anak Laut. Karena warna air danaunya yang kebiruan menyerupai warna air laut.
Memang tidak mudah untuk mencapai ke Danau Segara Anak. Anda harus berjalan kaki memakan waktu selama 9 jam. Walaupun sangat melelahkan, namun akan terbayarkan setelah sampai, karena pemandangan yang ditawarkan sangat menakjubkan. Salah satu keunikan danau ini adalah sebuah gunung yang terdapat di tengah - tengah danaunya. Gunung itu dinamakan dengan Gunung Baru Jari.
Di sekitar Danau Segara Anak, para pendaki dapat menjumpai beberapa sumber air panas dengan tingkat yang berbeda - beda. Para pendaki dapat berendam sepuasnya di bak alami itu atau sekedar mencelupkan kaki yang lelah berjalan seharian. Menurut kepercayaan suku Sasak, air dari sumber air panas itu dapat menjadi obat segala macam penyakit.
Dan di kawasan ini juga terdapat sebuah pohon tua yang dikeramatkan oleh penduduk setempat. Dengan perantara pohon ini diyakini bahwa apa yang kita inginkan dapat terkabul.
Mitos yang berkembang di masyarakat setempat bahwa jika Anda memiliki keinginan yang belum sempat terkabul maka gantungkanlah sebuah batu pada pohon ini kemudian ucapkan keinginan Anda. Jika keinginan Anda tercapai, maka batu yang Anda gantungkan sebelumnya harus segera dilepaskan.
Karena keindahannya ini, banyak wisatawan dan pendaki gunung datang ke sana bukan saja menyaksikan keindahan alamnya tapi juga sekaligus melakukan aktifitas lain yang menyenangkan. Salah satunya adalah bermalam di sekitar danau.
Selain digunakan sebagai obyek wisata, Danau Segara Anak juga dipercaya sebagai salah satu tempat sakral dan memiliki nilai religius yang tinggi sehingga banyak digunakan oleh masyarakat setempat untuk melakukan berbagai ritual.
Konon kawasan sekitar danau dipercaya sebagai tempat bermukimnya para jin penghuni Gunung Rinjani. Sehingga untuk menghormati sang penghuni tersebut, umat Hindu dan suku Sasak mengadakan upacara adat setiap tahun.