Lokasi : Makam Sultan Hasanuddin - Kab. Gowa |
Makam Sultan Hasanuddin berada di sebuah puncak bukit terbuka Tamalate yang merupakan bagian dari Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dan berjarak hanya sekitar 10 menit dari Makam Arung Palakka. Sultan Hasanuddin, yang mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional karena peran kepahlawanannya dalam berperang melawan tentara kolonial Belanda, makamnya berada di kompleks makam Raja-Raja Gowa.
Kompleks makam Raja-Raja Gowa dimana terdapat Makam Sultan Hasanuddin ini cukup luas, namun hanya beberapa pohon berukuran sedang yang tumbuh di sekitar makam, yang tidak cukup rindang untuk memberi perlindungan bagi para pengunjung terhadap sengat matahari Sulawesi Selatan yang tidak memiliki belas kasihan sedikit pun.
Lokasi : Makam Sultan Hasanuddin - Kab. Gowa |
Patung Sultan Hasanuddin, dengan makam Raja-Raja Gowa di belakangnya. Patung Sultan Hasanuddin ini diletakkan di bangunan utama yang berada di tengah kompleks makam. Sultan Hasanuddin, yang juga dikenal sebagai Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape, adalah Raja Gowa XVI. Sultan Hasanuddin dinobatkan menjadi raja ketika masih berusia 22 tahun, menggantikan ayahnya yang bernama Sultan Malikussaid. Ibunda Sultan Hasanuddin, I Sabbe Lokmo Daeng Takontu, berasal dari keluarga kerajaan di Laikang.
Makam Sultan Alauddin, Raja Gowa XIV, terlihat pada foto di atas, dengan lorong persegi di dasarnya. Sultan Alauddin adalah Raja Gowa yang berperan besar dalam penyebaran ajaran Islam di Kerajaan Gowa.
Makam Sultan Hasanuddin berada di sekitar bagian tengah kompleks makam, dengan sebuah patung ayam jantan bertengger di atas makamnya. Sultan Hasanuddin dikenal dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur, untuk menghormati keberanian dan kegigihannya dalam melawan hegemoni Belanda.
Lokasi : Makam Sultan Hasanuddin - Kab. Gowa |
Pada tahun 1654, Sultah Hasanuddin konon mengirimkan sebuah armada tempur berkekuatan 100 kapal untuk membantu rakyat Maluku dalam bertempur melawan armada Belanda di bawah komando De Vlamingh Van Oudshoorn. Pertempuran besar ini dikenal sebagai Perang Hongi.
Pada tahun 1655, kembali kedudukan Belanda di Buton diserang oleh Sultan Hasanuddin yang akhirnya berhasil membebaskan Buton dan Tobea dari tangan Belanda. Pada tahun 1660, armada Sultan Hasanuddin kembali berperang melawan 22 kapal perang Belanda yang berkekuatan 1.764 orang di bawah komando John Van Dam dari Batavia.
Pada bulan Juli 1667, Gowa diserang dengan hebat oleh armada laut Belanda di bawah pimpinan Speelman, yang mendapat dukungan dari raja-raja Ternate, Tidore, Bacan, Buton dan Bone dalam perang darat yang dahsyat . Ketika terdesak hebat, Perjanjian Bungaya pun terpaksa ditandatangani oleh Sultan Hasanuddin pada 18 November 18 1667, untuk mencegah korban yang lebih besar. Perjanjian Bungaya praktis mengakhiri dominasi kekuasaan Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan.
Lokasi : Makam Sultan Hasanuddin - Kab. Gowa |
Sultan Hasanuddin, yang lahir pada 1629, turun tahta setahun kemudian dan meninggal pada 1670. Sultan Hasanuddin mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 16 November 1973.
Orang Indonesia harus belajar dari sejarah, bahwa konflik internal terbuka diantara pusat kekuasaan hanya akan memberi manfaat bagi kekuatan asing yang pada akhirnya akan menjadi penguasa yang sesungguhnya, di atas semuanya. Adalah benar bahwa mereka yang tidak belajar dari kesalahan masa lalu akan cenderung mengulanginya, sering dengan cara yang lebih buruk.
Makam Sultan Hasanuddin
Puncak bukit Tamalate, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Tidak ada tiket masuk, sumbangan sukarela diharapkan