Keindahan yang Tidak Tergantikan, Merbabu via Suwanting |
Mendaki adalah cara saya untuk menikmati surga, tanpa harus kehilangan nyawa.
Untuk saya pribadi, mendaki adalah cara terbaik sekaligus terindah untuk mengingatkan bahwa saya hanyalah butiran kecil yang harus terus melakukan kebaikan untuk menjaga alam ini. Mendaki untuk saya juga sangat berperan penting untuk terus meningkatkan kekuatan ketika jatuh bukan berarti langkah ini harus berhenti, jalan yang terus menjulang tinggi, adalah kawan terbaik, pelajaran terbaik yang tidak akan saya dapatkan dimana pun. Seluruh kekuatan yang saya miliki akan saya keluarkan untuk bisa menaklukan puncak-puncak terindah, dan ketika kembali turun, hal itu menjadi semangat yang terus terpatri dalam diri dan kepala saya.
Kali ini saya akan berbagi pengalaman, bercerita dan menunjukkan apa yang saya lihat, saya rasakan kepada teman-teman sesama pendaki dan pencinta alam. Mungkin dan bisa dipastikan bukanlah hal yang asing bagi para pendaki senior ketika menapaki jejak dipuncak Merbabu 3.142 mdpl, semua keindahan dan kenyamanan yang ditawarkan begitu mempesona, namun kali ini saya menaklukan Merbabu melalui jalur yang berbeda dari biasanya, kali ini saya menapaki puncak Merbabu melewati jalan baru, yaitu via Suwanting, jalur ini baru dibuka kurang lebih 4bulan yang lalu, dan benar saja kawan, jalur ini memberikan pesona yang luar biasa indah.
Hijaunya rerumputan begitu menawan, hijau asri yang belum terjamah tangan-tangan manusia, begitu sejuk tanpa sampah yang berserakan menghiasi jalur ini. Pohon-pohon pinus menjulang tinggi, seolah dapat menembus cakrawala, berdiri begitu kokoh belum terusik oleh tangan-tangan nakal tak bertanggung jawab.
11233577_926388230754026_8244956369417879676_oJalur Suwanting memberikan sunrise dan sunset yang berbeda, terpaan angin yang begitu sejuk semakin membuat saya dan rombongan tak sabar ingin sampai dipuncak. Ada yang berbeda dijalur ini, selain tak ada sampah yang berserakan, padang sabana Merbabu via Suwanting begitu mempesona kawan. Saya pribadi sempat merasa seperti disihir, tak percaya bahwa saya bisa menikmati sabana yang begitu indah di tanah Indonesia kita. Rerumputan itu berayun indah, seolah melambaikan tangan, menyambut dengan antusias kedatangan saya dan rombongan, begitu indah. Membuat semua hati jatuh dalam pesonanya.
Saya dan rombongan berjumlah sembilan orang, kami memulai perjalan ini dari Yogyakarta. Kami berkumpul di kampus UNY pukul delapan pagi, lalu menempuh perjalanan 2jam untuk sampai di daerah Magelang. Rute yang kami lewati,adalah rute yang sudah tak asing lagi untuk menuju Magelang, dari kampus UNY kami melewati Gejayan, melewati jalan Magelang, lalu melewati tempat wisata Ketep. Dari situ dikanan jalan, kurang lebih 3km untuk memasuki daerah pendakian Merbabu via Suwanting.
Dengan segala rasa penasaran dengan jalur baru, dengan cerita-cerita yang disampaikan temanku tentang keindahan jalur baru ini, saya dengan semangat menggebu mulai menapaki jalan menuju puncak.
Kami berjalan dari tempat star sampai pos 1 membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit, sambutan yang luar biasa indah diawal perjalanan. Saya merasakan atmosfer yang berbeda pada pendakian kali ini. 30 menit yang amat singkat, bukankah untuk semua pendaki udara di daerah pegunungan memang selalu berbeda ? Lebih sejuk dan melapangkan dada. Selalu bisa menghilangkan kepenatan yang kita dapat selama berurusan dengan masalah dunia. Tapi percalah kawan kali ini Merbabu memberikan pesona alam yang begitu indah melalui jalan yang berbeda, via Suwanting.
Setelah kurang lebih 10menit kami beristirahat di pos 1, untuk sekedar meletakkan barang sejenak dan mengabadikan keindahan via Suwanting, saya dan rombongan melanjutkan perjalanan, yang sepertinya semakin menantang nyali kami untuk menaklukan jalur baru ini. Melewati pos 1 menuju pos 2 kami masih disambut dengan hijaunya rumput nan indah dan kokohnya pohon pinus yang menjulang tinggi, seperti member isyarat bahwa sungguh hanya hati yang bisa utuh kembali setelah ada badai menghantam, membuatnya hancur berkeping tanpa sisa.
Itulah hati yang akan menjadi pemenang dalam setiap level kehidupan. Saya dan rombongan masih dan terus terpesona dengan sambutan Merbabu via Suwanting. Pohon pinus yang menjulang tinggi menemani kami hingga pos 2 berakhir, jarak yang kami tempuh setelah meninggalkan pos 1 menuju pos 2 kurang lebih memakan waktu tempuh selama 2jam. Tak kami pungkiri jarak ini benar-benar berbeda jauh dari pos sebelumnya, tapi tanpa kami sadari 2 jam sudah kami berjalan dan kami tiba dipos 2.
Pohon pinus terakhir ini menghantarkan kami dipos 2, seperti pendaki pada umumnya, setelah 2 jam berjalan kami istirahat sejenak, untuk mengistirahatkan kaki dan menegak air penghilang dahaga. Kali ini pemandangan semakin menawan, lukisan awan yang tergambar dilangit seolah mengabarkan bahwa ada keindahan yang lain yang harus kami saksikan. Di pos 2 udara kami yang hirup semakin sejuk, jalan menanjak belum seberapa membuat kami kapok. Masih seperti standar ketika para pendaki memulai langkah awalnya menuju puncak. 10 menit berlalu, usai mengabadikan keindahan di pos 2 kami bersiap-siap melanjutkan perjalanan menuju pos 3, yang ternyata memakan waktu perjalanan selama 5 jam kawan.
Keindahan yang Tidak Tergantikan, Merbabu via Suwanting |
Perjalanan yang menegangkan selama 5jam kami lewati bersama, menuju pos 3 jalan yang menyambut kami berupa tanjakan-tanjakan yang mengagumkan, membuat saya dan rombongan mengencangkan ikat kepala dan menegakkan kaki dengan gagah, terpaan angin sepanjang perjalanan menuju pos 3 semakin kencang, seperti mengusik kesungguhan saya untuk menaklukan puncak Merbabu. Tapi itu semua tidak berlangsung lama kawan, ada satu puncak lagi yang terlihat begitu dekat dengan kami, terlihat begitu kokoh menjulang, memberikan pesona yang luar biasa indah.
Puncak Merapi terlihat begitu nyata dari jalur Suwanting, seolah kami hanya perlu melangkah untuk berpindah gunung. Bukan hanya saya, seluruh rombongan terpesona dengan kegagahan Merapi, melalui jalur ini Merapi terlihat lebih dekat dibanding lewat jalur lain, ini kelebihan yang kesekian dari jalur Suwanting.
Setelah puas menikmati pesona Merapi, kami melanjutkan perjalanan. Saya menikmati perjalanan menanjak ini dengan kenikmatan hati, ini lebih menyenangkan dari pada melewati tanjakan yang ada dijalan raya dibawah sana. Bahkan jurang yang ada dijalur Suwanting pun begitu mempesona, mengingatkan saya dan rombongan bahwa keselamatan adalah yang utama. Kami harus tetap menjaga keseimbangan tubuh untuk melewati jalan setapak yang berkelok dan tanjakan yang aduhai membuat siapapun yang mendakinya dapat merasakan sensasi yang menguji nyali.
15menit sebelum mencapai pos 3, saya dan rombongan menemukan sesuatu yang membuat kami tetawa bahagia, membuat kami berdecak kagum untuk yang kesekian kalinya, membuat saya dan rombongan untuk kesekian kalinya mengucap syukur bisa menikmati lukisan yang langsung diukir oleh Sang Maha Pencipta. Kami menemukan mata air yang luar biasa jernih, mengalir dengan tenang, membuat kaki kami yang hampir menyerah tiba-tiba bangkit dengan semangat yang membara. Saya dan rombongan lama menatap dengan mata berbinar mata air ini, untuk yang kesekian kalinya inilah kelebihan Suwanting. Selesai menikmati mata air yang begitu menyejukan perjalanan kami, saya dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju pos 3, 15menit meninggalkan mata air, kami sampai dipos 3.
11958301_926388250754024_7522543702849387873_oHari sudah gelap ketika kami sampai dipos 3, kurang lebih pukul 21.00. Tanpa membuang waktu, kami masing-masing mendirikan tenda, usai mendirikan tenda, saya dan rombongan mulai menyalakan api dan membuat makanan yang bisa menghangatkan tubuh kami. Malam ini begitu indah. Usai menikmati santap malam, saya menikmati malam bersama beberapa orang teman, membahas gugusan bintang yang berjajar cantik, tertawa sejenak saling menggoda rembulan yang begitu indah.
Berdebat karena saling memamerkan puncak-puncak yang telah kami daki, kami mengabiskan malam dengan bahagia, tak terasa sudah tengah malam, kami mengucapkan selamat tidur dan memasuki tenda masing-masing. Karna esok, pagi-pagi sekali pukul 3 dini hari, saya dan rombongan akan melanjutkan perjalanan menuju puncak Merbabu yang memakan waktu kurang lebih 3jam.
Tiga jam yang begitu singkat.
Kami berkemas dengan cepat. Menyingkirkan kantuk yang terus mengusik. Namun semua lelah hilang dengan segera, ketika puncak Merbabu terlihat dengan jelas. Saya dan semua rombongan berharap dalam diam, bisa sampai puncak ketika mentari mulai menunjukan keanggunan sinar paginya.
Setelah memastikan semua anggota kelompok sudah siap. Tidak ada barang yang tertinggal. Memastikan tidak ada sampah yang tercecer. Kami memulai pendakian dipagi ini dengan senandung damai. Saya bersyukur bisa mendaki jalur Suwanting dengan anggota kelompok yang begitu solid. Meskipun dalam kelompok ini ada beberapa kaum hawa yang ikut serta, mereka sama sekali tidak mengeluh ketika menapaki terjalnya jalan yang harus kami lalui. Menurut saya pribadi mereka inilah wanita tangguh yang sebenarnya, dan saya rasa bukan hal asing ketika urusan dibawah sana bisa mereka taklukan dengan mudah.
Perjalan kami menuju puncak, setelah melalui pos 3 ternyata tidak berlalu begitu saja, lagi-lagi untuk kesekian kalinya kawan, saya dan rombongan kembali diberi suguhan yang begitu mempesona, kami disambut dengan padang sabana yang begitu anggun. Tempat ini begitu sejuk, membuat saya dan rombongan ingin tinggal lebih lama disabana Merbabu via Suwanting ini. Dari sabana ini, saya bisa melihat langit yang begitu cantik, warna langit yang begitu cantik menghiasi perjalanan kami pagi ini, membuat saya dan rombongan jatuh cinta seketika dengan hamparan ilalang yang berayun lembut.
Saya benar-benar menikmati perjalanan ini, semua keindahan ajaib ini mampu menghapuskan semua beban yang ada dibawah sana. Setelah berjalan beriringan bersama padang sabana, kami terus menapaki jalan menuju puncak, sedikit semburat cahaya dari langit mulai terlihat, memberi isyarat bahwa sebentar lagi mentari akan segera muncul memamerkan keanggunan sunrisenya.
Dan inilah puncak kebahagian saya dan rombongan, kami tepat tiba dipuncak Merbabu ketika mentari naik kepermukaan langit. Saya dan seluruh anggota pendakian terpaku, terpana menatap keindahan ini, mengucap syukur karena bisa diberi kesempatan sampai dipuncak Merbabu ketika mentari membuat kami semua terpesona dengan keindahan sinarnya. Gumpalan awan semakin mempercantik mentari pagi ini. Saya merasakan seperti hidup sebagai pangeran yang hidup diatas awan dengan bahagia, selamanya.
Satu per satu dari kami mulai mengeluarkan lensa terbaik untuk mengabadikan keindahan yang sempurna diatas ketinggian 3.146 mdpl. Saya mengambil posisi yang mengarah kearah kiblat. Segala syukur tercurah tanpa henti, setiap sujud ini adalah ungkapan atas rasa bahagia karena diberi kesempatan menikmati keajaiban secara langsung.
Setelah puas menikmati sapaan mentari dipuncak Merbabu, saya dan rombongan mulai bersiap untuk perjalanan turun dari Merbabu. Saat turun saya dan rombongan juga menggunakan jalur Suwanting, ini pertama kalinya saya manapaki jalur ini. Tapi ketika perjalanan menuruni jalur ini saya merasa sudah akrab dengan alamnya, dengan hamparan ilalang sejauh mata memandang. Perjalanan kami ketika menuruni Merbabu via Suwanting tidak banyak mengalamai hambatan, justru sebaliknya, saya dan rombongan sangat menukmati perjalanan ini, menikmati sejuknya udara yang mengiringi perjalanan kami.
Tak terasa, 3jam kami berjalan menuruni Merbabu, dan kami sampai di pos 3, pos terakhir yang kami dapatkan sebelum sampai dipuncak. Saya dan rombongan beristirahat sejenak, jika perhitungan saya tidak salah, maka kami akan bertemu dengan sunset tepat ketika sampai dimata air setelah melewati pos 3 ini, dan semoga saja perhitungan saya kali ini tidak salah.
Sepertinya pada perjalanan kali ini, kebahagiaan dan keberuntungan selalu mengiringi perjalanan saya dan rombongan, hitungan saya tidak salah. Tepat ketika kami sampai di mata air, perlahan mentari yang sepanjang hari menemani kami turun dari puncak Merbabu mulai bergerak perlahan meninggalkan langit biru. Warna jingga memenuhi langit disore ini, burung-burung terbang bersama melewati mentari yang akan segera tenggelam, suasana sore yang menakjubkan, untuk kesekian kalinya kami terpana, menikmati sunset yang indah ditemani kokohnya puncak Merapi yang terlihat begitu dekat. Saya dan rombongan meneruskan perjalanan, melewati rerumputan dan jalan setapak yang menuntut kewaspadaan dan kecermatan yang tinggi, salah injak sedikit saja, tidak menutup kemungkinan akan membuat saya jatuh tergelincir kedalam jurang yang amat curam.
Setelah menempuh perjalanan selama 9jam kami sampai dipos 1, usai sudah perjalanan saya dan rombongan kali ini. Saya dengan berat hati harus berpisah dengan pohon-pohon pinus yang tegak menjulang tinggi, berat sekali ketika harus kembali berkutat dengan semua urusan yang ada dibawah sana. Tapi baiklah, semua ketenangan dan kebahagiaan yang saya dapatkan selama perjalanan menuju puncak Merbabu telah ampuh memberikan semangat baru.
Saya dan rombongan bergegas menuju mobil yang sudah menunggu kedatangan kami, yang telah siap mengantarkan kami kembali pada kesibukan masing-masing. Maka berakhir pula catatan saya dalam pendakian puncak Merbabu 3.146 mdpl via Suwanting, jalur yang resmi dibuka 4 bulan lalu ketika saya melakukan perjalanan ini, saya dan rombongan berjumlah 9 orang, dan kami melakukan pendakian Merbabu via Suwanting pada Senin, 20 Juli 2015, bertepatan dengan 4 syawal 1436 H, hari keempat Idul Fitri.
Berikut ini adalah biaya yang saya gunakan selama perjalanan, mulai dari Yogyakarta hingga Magelang :
1. Bensin untuk perjalanan Yogyakarta menuju Magelang, Rp. 20.000
2. HTM masuk wilayah pendakian, Rp. 10.000
3. Biaya parkir kendaraan, Rp. 5.000
4. Biaya sewa peralatan per satu orang, Rp. 25.000.
Saya dan rombongan berjumlah 9 orang, jadi Rp. 225.000
5. Biaya konsumsi pribadi, Rp. 30.000
Irva Darojat (Irvairawan@yahoo.co.id)