Pura Goa Lawah - Bali |
Siapa tidak kenal Bali? Seluruh dunia pasti mengetahui tentang Pulau Bali.
Bali bahkan merupakan simbol dari negara Indonesia menurut sebagian besar masyarakat dunia. Selain objek wisatanya, Bali juga terkenal dengan berbagai kuil suci beserta mitosnya.
Dari sembilan kuil suci di Bali, Pura Goa Lawah merupakan salah satu pura yang menarik untuk dikunjungi. Pura Goa Lawah merupakan rumah bagi ribuan kelelawar.
Seperti namanya, Lawah mempunyai arti kelelawar. Penduduk lokal percaya bahwa di sana terdapat mata air yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Pura ini dibuat sekitar tahun 1700 dan terdapat candi kuno di depan pintu masuk gua.
Keberadaan Pura Goa Lawah ini dinyatakan dalam beberapa lontar, seperti Lontar Usana Bali dan juga Lontar Babad Pasek. Dalam Lontar tersebut dinyatakan Pura Goa Lawah dibangun atas inisiatif Mpu Kuturan pada abad ke-11 dan kembali dipugar untuk diperluas pada abad ke-15.
Dalam Lontar Usana Bali dinyatakan bahwa Mpu Kuturan memiliki karya yang bernama Babading Dharma Wawu Anyeneng, yang isinya menyatakan tentang pendirian beberapa pura di Bali, termasuk Pura Goa Lawah, dan juga memuat tahun 929 Saka atau tahun 107.
Umat Hindu di Bali umumnya melakukan Nyegara Gunung sebagai penutup upacara Atma Wedana atau disebut juga Nyekah, Memukur, atau Maligia. Upacara ini berfungsi sebagai pemakluman secara ritual sakral bahwa atma keluarga yang diupacarai telah mencapai Dewa Pitara. Upacara Nyegara Gunung itu umumnya dilakukan di Pura Goa Lawah dan Pura Besakih, salah satunya di Pura Goa Raja.
Pura Besakih di Lereng Gunung Agung dan Pura Goa Lawah di tepi laut adalah simbol lingga yoni dalam wujud alam. Lingga yoni ini merupakan simbol untuk memuja Tuhan, yang salah satu kemahakuasaannya adalah mempertemukan unsur purusa dengan predana. Bertemunya purusa sebagai unsur spirit dengan predana sebagai unsur materi menyebabkan terjadinya penciptaan.
Demikiankah Gunung Agung sebagai simbol purusa dan Goa Lawah sebagai simbol predana. Hal ini untuk melukiskan proses alam di mana air laut menguap menjadi mendung dan mendung menjadi hujan. Hujan ditampung oleh gunung dengan hutannya yang lebat. Demikianlah proses alam yang dilukiskan oleh dua alam itu.
Proses alam itu terjadi atas hukum Tuhan. Karena itulah, di tepi laut di Desa Pesinggahan didirikan Pura Goa Lawah dan di Gunung Agung didirikan Pura Besakih dengan 18 kompleksnya yang utama.
Di pura itulah Tuhan dipuja guna memohon agar proses alam tersebut tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya. Karena dengan berjalannya proses itu alam ini tetap akan subur dan memberi kehidupan pada umat manusia.
Pujawali atau piodalan di Pura Goa Lawah ini untuk memuja Bhatara Tengahing Segara dan Sang Hyang Basuki dilakukan setiap Anggara Kasih Medangsia. Di jeroan Pura, tepatnya di mulut goa, terdapat pelinggih Sanggar Agung sebagai pemujaan Sang Hyang Tunggal.