Salah satu pantai pasir putih di Belitung. |
Bangka Belitung, nama Povinsi Pecahan Sumatera Selatan ini selama ini lebih dikenal dengan produksi timahnya. Namun sejak buku Andrea Hirata berjudul "Laskar Pelagi" difilimkan, terkuat keindahan alam Bangka Belitung.
Wisatawan pun mulai berdatangan ke tempat kelahiran Andrea Hirata itu. Namun sayang, sektor pariwisatanya belum dikelola secara bagus. Potensi yang luar biasa itu sebenarnya bisa menjadi tambang "emas" bagi Bangka Belitung.
Melihat potensi itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya memberi suntikan semangat kepada Gubernur Bangka Belitung (Babel) Rustam Effendi dan Bupati Belitung Sahani Saleh. Potensi wisata Belitung harus bisa dikembangkan, apalagi pemerintah telah menyetujui Desa Juru Seberang, seluas 757 hektare menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.
Mendapatkan "pencerahan" dari Menpar Arief Yahya tentang portofolio bisnis pariwisata ke depan, dua pimpinan daerah itu langsung tancap gas! Mereka menggebu untuk merealisasi konsep KEK Pariwisata di Desa Juru Seberang, seluas 757 hektare.
"Kalau CEO daerahnya sudah punya komitmen yang jelas, konkret, maka tidak ada yang bisa memperlambat rencana besar KEK Pariwisata Belitung. Ini akan menjadi KEK pariwisata pertama yang paling cepat, paling klir, paling ngebut," kata Menpar Arief Yahya.
Dalam seminar bertajuk "Gerhana Matahari Total (GMT) dan Pengembangan Kawasan Pariwisata Belitung", Arief Yahya mengingatkan agar jangan salah jalan, jangan salah arah, dalam membangun masa depan bangsa. Era agriculture dalam Gelombang Tiga Alfin Toffler dinilai sudah kadaluwarsa, sudah lewat masanya. Begitupun gelombang kedua manufacturing dan gelombang ketiga era teknologi informasi.
"Kita sudah memasuki era cultural industry, atau creative industry. Eranya Google, WA, FB, aplikasi digital. Dan, kita sangat mungkin bisa berkompetisi di sana, anak-anak muda kita punya potensi untuk bersaing di sana. Pariwisata masuk dalam creative industry, masa depan kita semua, anak-anak bangsa," papar Arief Yahya.
Masih banyak Gubernur, Bupati, Walikota yang berfikir industri manufacture yang memproduksi barang-barang sebagai hal paling utama. Padahal, kata Arief Yahya, di sektor itu Indonesia paling sulit berkompetisi dengan China.
"Laki-laki ciptaan Tuhan, Perempuan juga ciptaan Tuhan. Selebihnya, made in China!" Kelakar Arief Yahya yang diikuti gelak tawa sekitar 150 audience seminar itu.
KEK pariwisata yang sedang diprioritaskan Belitung di Desa Juru Sebrang, yang sejalur dengan Tanjung Batu, Belitung itu pas untuk menjemput masa depan Belitung. Kebetulan Bupati Beltim Yuslih Ihza Mahendra juga hadir di seminar itu. "Kami juga akan concern menggarap pariwisata," aku Yuslih.
Hanya berselang sehari, Selasa (23/2/2016), Gubernur Rustam Effendi, Bupati Belitung Sahani Saleh langsung menindaklanjuti rapat koordinasi KEK di Babel. Gubernur yang supel dan ramah itu memimpin langsung rakor, yang dihadiri oleh Deputi Pengembangan Destinasi Kemenpar, sekretaris Dewan Nasional KEK, Bupati Belitung, Asisten Gubernur, Kepala Bappeda Provinsi, Kepala BLHD Provinsi, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi, Kepala Bappeda Kabupaten, Kepala BLHD Kabupaten, Tim Pengusul KEK, dan Tim Pokja Destinasi Pariwisata Kemenpar.
Fandi Wijaya, Pokja 10 Top Destinasi Kemenpar melaporkan, rakor mendesak agar persyaratan administratif KEK segera dilengkapi. "Seluruh item harus tuntas dalam 7 hari ini, selesai tanggal 1 Maret 2016, termasuk menyesuaikan dengan jadwal sidang DN (Dewan Nasional) KEK tanggal 2 Maret 2016," jelas Fandi Wijaya.
Fandi juga menambahkan, akan diadakan consignering mulai hari ini antara unsur Pemkab, Pengusul KEK, dan Tim Sekretariat DN KEK. "Pak Gubernur akan membuatkan surat dukungan/rekomendasi dengan melampirkan seluruh admin yang diperlukan, dan mengantarkan langsung ke Jakarta di tanggal 1 Maret 2016," sebutnya.
"Ya! Kami ingin ngebut, kami ingin membuat sejarah di Belitung. Kami ingin membangun objek wisata sekelas Bali baru, yang bisa menaikkan taraf hidup masyarakat secara berkesinambungan," kata Gubernur Rustam. (inf)