Kawasan Pariwisata Nongsa, Batam |
Menteri Pariwisata (Mempar) Arief Yahya menempatkan Singapura sebagai Hub International Transportation bagi wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Sementara Bali sebagai Hub pariwisata, bagi destinasi beyond Bali, untuk menyebar ke berbagai daerah di tanah air. Jakarta sebagai Hub trade and business, untuk berlanjut dalam investasi dan membangun amenitas di banyak kantung pariwisata di negeri ini.
Ketiganya adalah Hub, yang penting peranannya untuk menyebarkan wisman ke tanah air.
”Jangan sensi dulu, mengapa kita bekerja sama dengan Singapura! Karena secara faktual, international flight itu menjadikan Singapura sebagai terminal transit. Dan lokasi geografis yang berdekatan dengan Kepri, maka Bintan dan Batam juga diuntungkan oleh traffic yang besar di Singapura. Jadi, saya sudah putuskan untuk bekerjasama lebih erat dengan Singapura di sektor pariwisata,” ungkap Arief Yahya, Rabu (1/6/2016).
Latar belakang lain adalah 15 juta wisman setiap tahun ke Singapura. Untuk menaikkan lenght of stay dengan man made andalan Singapura tetap saja ada yang kurang, yakni culture dan nature.
Bagaimana mereka mendapatkan dua daya tarik atraksi itu? Yang paling mudah adalah mengirim wisman mereka ke Kepri, Batam, Bintan, Anambas, Tj Balai Karimun, yang semua berada di wilayah Indonesia.
”Mau berapa lama sih orang betah di dunia hi tech seperti Singapura? Kalau pantai kita lebih keren, laut lebih oke, bawah laut lebih hidup, hutan lebih menantang, main golf lebih leluasa, sport tourism lebih oke, mereka pasti akan menyediakan waktu untuk ke Indonesia. Dari situlah kita mendapatkan point, semacam menjaring di kolam yang banyak ikan-ikannya,” katanya.
Faktanya, wisman yang ke Kepri juga 90 persen dari Singapura? Karena itu dengan strategi Visa Free, peluang itu semakin terbuka lebar. Kemenpar juga berkali-kali diberi kesempatan untuk membuka booth secara gratis di Changi Airport untuk mempromosikan destinasi unggulan Indonesia.
”Inilah yang dimaksud kerjasama strategis, komplementer, saling mengisi,” sebut Menpar.
Bukan hanya itu, Indonesia juga terikat oleh kesepakatan ASEANTA, negara-negara ASEAN yang membuat paket pariwisata bersama, as one destination. Itu sudah efektif tahun 2016 dan sudah dilaunching di ITB Berlin 2016.
”Asyiknya lagi, kerjasama dengan Singapura yang indeks competitivenessnya lebih tinggi, peringkat 11 dunia, itu sangat mendongkrak popularitas Indonesia yang masih di nomor 50 dunia. Jadi kita untung, Singapura juga untung,” ungkap Arief.
Kemenpar memang rajin berpromosi di Negeri Singa Putih yang berada di Selat Malaka itu. Dari NATAS, ITB Asia, ADEX, sampai berbagai festival yang dilangsungkan di banyak lokasi di Singapura. Branding Wonderful Indonesia juga “edan-edanan” di negeri yang dari masa ke masa menyumbang paling banyak wisman ke Indonesia itu.
Asdep ASEAN Rizky Handayani Mustafa bersama Asdep HKK Ani Insani sempat melaporkan perkembangan hubungan baik itu, dari pertemuan bilateral RI-Singapura yang diketuai Menteri Investasi Perdagangan dan Industri (MITI) dan Menko Perekonomian RI. Terkait dengan sektor pariwisata, mereka angkat topi dan sangat comfortable.
Menurut Menteri Industri and Trade Singapore, Mr. Lim Hng Kiang, pariwisata adalah sektor yg dapat menjadi contoh kerjasama yg saling menguntungkan bagi kedua negara. Dan pariwisata memberikan multiplier effect yg sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara.
”Singapura juga melihat pemberian Visa free kepada 169 negara juga sebagai kebijakan yang sangat tepat, dan akan meningkatkan kunjungan wisatawan asing melalui Singapura. Singapura berharap dapat disepakati MoU on Tourism dan MoU on Cruise Tourism sehingga dapat ditandatangani pada saat leaders meeting yg rencananya akan dilaksanakan Agustus 2016 di Indonesia,” Kiki, panggilan Rizky Handayani.
Menko Perekonomian RI, Darmin Nasution menyambut positif atas respons Singapura dalam kerjasama bidang ekonomi tersebut. Dia menjelaskan bahwa Indonesia akan mengembangkan 10 Bali Baru, untuk menunjuang kerjasama yang sudah berlangsung baik selama ini.
“Kami yakin kerjasama pariwisata ini akan menguntungkan kedua belah pihak,” katanya. (jpnn)