Masyarakat Kp. Dangdeur Desa Sukamaju Kec. Majalaya, merasa resah dengan adanya bantaran sungai citarum yang rusak mengancam aktivitas umum dan ribuan rumah warga, akibat kikisan air sungai citarum tidak terkendalikan lagi.
Pada waktu Media Sinar Pagi Aktual meninjau langsung ke Kp. Dangdeur Desa Sukamaju RW 20 dan RW 18 memang benar disana terlihat sawah yang habis tergerus air Citarum lahan sawah warga tadinya 12 meter tinggal 2 meter lagi. Juga sudah mendekati jalan umum Balekambang arah pasir kukun pacet. Ini hanya potret kecil bantaran sungai citarum yang tidak terurus. Dimana adanya BBWS? Sebagai penanggungjawab dan pengendali sungai citarum yang selalul tidak ada ujung pangkalnya terhadap pemeliharaan sungai baik dari hulu; tengah sampai hilir, hanya dijadikan bencana tahunan untuk kepentingan proyek saja sedangkan dana yang dikucurkan triliunan rupiah.
Lebih lanjut Media Sinar Pagi Aktual menemui Ketua LSM JAWARA Asep Juarsa, SE didampingi Sekjennya Asep Gunawan, secara panjang lebar memaparkan sungai citarum, warga kab. Bandung khususnya wilayah timur selatan yaitu Majalaya, Pacet, dan Kertasari, masih mempertanyakan kinerja BBWS, kenapa hanya baigan hilir saja diperbaiki bagian hulu seolah-olah dibiarkan padahal yang jadi korban itu hilir dampak dari hulu, alangkah baiknya berbarengan antara hulu dan hilih dan hilir diperbaiki, bukan hanya hutan saja yang rusak sekarang tapi tanah hak milik wargapun tergerus oleh air citarum dimana tanggung jawab BBWS terhadap masyarkaat? Contohnya Kp. Dangdeur Balekambang Desa Sukamaju, dari 3 kotak sawah menjadi ½ kotak dari 12 meter sekarang hanya tinggal 2 meter akibat tergerus aliran sungai citarum itu hanya sebagian kecil saja, terus BBWS jangan tutup mata tutup telinga ketika ada aspirasi dari warga Kab. Bandung.
Masyarkat hanya bisa berteriak pada Kades, Camat sedangkan mereka tidak punya kewenangan untuk itu. Bila mana tahun ini BBWS belum bisa memperbaiki mungkin kami selaku komponen masyarkat atas nama “LSM JAWARA” Kab. Bandung, akan datang ke BBWS, syukur kalau ada dewan yang masih punya telinga punya mata di Provinsi Jawa Barat, kalau DPRD matanya masih buram telinganya tertutup terpaksa kami berbondong-bondong ke BBWS, coba pikirkan oleh BBWS dengan para birokrasi yang ada di Kab. Bandung maupun propinsi sekarang, bangun embung embung atau danau buatan, karena Balekambang tidak lepas dari riwayat atau historisi ada Balekambang artinya didesa itu ada situ atau bale yang ngambang. Alangkah lebih baik kalau ada tatanan pemerintahan yang salah kembali ke Undang-Undang, begitu juga tatanan Agama kembali ke Al-Qur’an, sedangkan kalau ada lingkungan yang salah kembali ke historisnya ditambahkan oleh Ketua LSM JAWARA.
Jadi intinya harus sesegera mungkin disikapi dan menjadi prioritas oleh BBWS, kasihan masyarakat yang kena imbasnya, juga beberapa sektor akan macet, jalan akan hancur, ekonomi juga terganggu. Anehnya pada waktu saresehan tentang citarum sampai Rancakasumba termasuk kearah Majalaya Dangdeur jaraknya mencapai 3 KM, sementara itu penyedotan Citarum belum dilakukan oleh pemerintah baru oleh Paguyuban pengusaha tekstil juga sumbangan dari CSR tutur Ketua LSM JAWARA bila diabaikan terus minta diperiksa oleh BPK, tegasnya. (Agus Rahmat)