Saat Gunung Merapi meletus dan mengembuskan asap putih setinggi 2.000 meter, Senin subuh 18 November 2013, ada 11 orang yang mendaki salah satu gunung teraktif di dunia itu. Mereka mendaki Merapi melalui Selo, Boyolali, Jawa Tengah.
Komandan Tim Reaksi Cepat (TRS) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Pristiawan Buntaro mengatakan ke-11 pendaki itu selamat. "Mereka sudah dievakuasi tim SAR dan kini berada di base camp pendakian Selo Boyolali," kata Pristiawan.
Dia menjelaskan, para pendaki sedang berada di Pasar Bubrah saat Merapi meletus. Pasar tersebut berada 1 kilometer dari puncak gunung. Tim SAR Selo yang mengetahui adanya aktivitas Merapi, lantas berinisiatif untuk mengevakuasi para pendaki yang ada di atas. "Mereka sedang dalam perjalanan turun," jelasnya.
Sekitar pukul 08.00 WIB, lanjutnya, SAR Selo memberi kabar bahwa 11 orang pendaki berhasil dievakuasi dan berada di titik aman yakni base camp pendakian Selo, Boyolali.
Kepala BPBD DIY Gatot Saptadi kembali menekankan bahwa pendaki hanya boleh sampai Pasar Bubrah. Imbauan ini dikeluarkan mengingat Merapi yang masih aktif dan kadang-kadang mengeluarkan asap dan lahar.
Berkaca dari pengalaman 2010
Sekitar pukul 04.58 WIB Gunung Merapi meletus dan mengirim hujan abu hingga ke Boyolali dan Klaten Jawa Tengah. Seorang warha Kaliurang, Wasiyah mendengar suara gemuruh sebelum Merapi mengeluarkan asap putih kehitam-hitaman.
"Saya, suami, dan anak langsung turun ke bawah menuju titik pengungsian," kata Wasiyah. Belajar dari pengalaman letusan hebat Merapi tahun 2010, tadi subuh Wasiyah membawa semua dokumen penting keluarga dan sejumlah uang tunai. Dia berjaga-jaga siapa tahu harus mengungsi lama seperti tahun 2010.
"Tetangga saya juga sama. Dokumen itu untuk mempermudahkan dalam evakuasi diri dan keluarga," ujarnya. Namun setelah kondisi Gunung Merapi tenang, dia kembali ke rumah bersama warga lainnya.
Hal serupa juga terjadi di kalangan warga Dusun Kalitengah Lor, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman. Puluhan warga rentang seperti lansia, ibu-ibu, bayi, dan balita, semuanya diungsikan.
Camat Cangkringan, Bambang Nur menjelaskan, proses evakuasi warga tersebut dibantu tim relawan. Warga rentan kemudian diungsikan ke Balai Desa Glagaharjo.
"Hanya saja, para pengungsi di Glagaharjo ini tidak sempat diperiksa kesehatannya karena tim medis Puskesmas Cangkringan baru datang setelah para pengungsi dipulangkan," katanya. (umi)