Rasanya seperti mimpi waktu motor yang saya dan chandra naiki pelan-pelan memasuki kawasan wisata Lembah Harau. Uyeah, akhirnya sampai juga saya di tempat ini, tempat yang seumur-umur hanya bisa saya mupengin* di berbagai program jalan-jalan televisi. Motor kami melaju perlahan. Di kejauhan beberapa air terjun tampak menari-nari..
Kawasan Wisata Lembah Harau terletak di kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat. Jaraknya sekitar satu jam dari kota Bukittinggi ke arah timur, atau empat jam berkendara dari kota Padang, ibukota provinsi.
Begitu memasuki Lembah Harau, mata saya seketika dimanjakan oleh panorama alam yang begitu mempesona. Jalan aspal yang cuma satu-satunya membelah lembah dari selatan ke arah utara. Sementara itu sawah hijau menghampar luas di kiri kanan jalan. Nun di ujung sana, tebing berwarna dan berbentuk eksotis menjulang hingga setinggi 150 meter. Warnanya kemerah-merahan, persis pipi anak dara tersipu malu digoda si abang bujang.
Tak cukup sampai di situ, keindahan lembah harau masih ditambah lagi dengan pemandangan air terjun yang berserak di sana-sini. Air terjunnya ada banyak! Di kanan ada satu, di kiri ada satu. Di depan ada satu. Masuk ke dalam, ada satu lagi! Saya yang pecinta air terjun, berkali-kali eyegasm di sini. Indah tak terperi.. :’)
Kami menyusuri jalanan lembah harau sampai ke dalam. Di sebuah tepian sawah dengan latar belakang tebing yang bagus, kami berhenti, kemudian foto-foto sampai panek**. Panek karena melompat-lompat. Maksudnya berfoto dengan gaya melompat seperti foto di atas. Muehehe.
Puas berfoto, kami balik lagi ke depan, dan berhenti di sebuah air terjun. Sayang saya tak tahu nama air terjunnya. Saya pikir saking banyaknya, air terjun di lembah harau sudah tidak diberi nama lagi. Ternyata masih. Hihihi.
Selanjutnya kami menuju dan foto-foto di sekitar lembah echo. Tebingnya keren, tegak vertikal 90 derajat
celcius. Sayang, sudah saya coba teriak beberapa kali, sama sekali tidak terdengar echo(gema). Padahal suara saya punya power dan vibra yang baik. Eh.
Jalan-jalan pagi itu membuat saya semakin yakin bahwa lembah harau adalah salah satu tempat wisata yang tidak boleh dilewatkan kala berwisata ke sumatra barat. Saya letakkan lembah harau sejajar dengan puncak lawang dalam daftar ‘must visit place’ di sumatra barat. Masing-masing dengan pesonanya sendiri.
Oya, kalau boleh memberi masukan untuk pemerintah daerah(kali aja baca): Alangkah baiknya jika pemkab lima puluh kota lebih memperhatikan lagi penataan rumah penduduk di dalam kawasan wisata lembah harau. Baik secara letak, maupun bentuk. Agar pemukiman di dalam kawasan tidak terkesan semrawut dan mengurangi keindahan lembah harau.
Kemudian, alangkah baiknya pula jika kabel-kabel listrik PLN disembunyikan di dalam tanah, instead of dibentangkan di tiang-tiang listrik yang sangat mengganggu ketika wisatawan mau foto-foto. Pemkab lima puluh kota bisa studi banding ke Batam bagaimana menyembunyikan tiang listrik di dalam tanah.
Sekian.
Catatan kaki:
* mupengin = muka pengen, melihat sambil ‘muka pengen’
** panek = penat, lelah (bahasa minang)
* mupengin = muka pengen, melihat sambil ‘muka pengen’
** panek = penat, lelah (bahasa minang)