Sunday, January 31, 2016

Limbah Minyak Hitam Cemari Bintan

Gumpalan limbah minyak hitam yang berserakan di sepanjang pesisir timur Bintan, tahun lalu. Limbah ini mengotori pesisir yang jadi tempat wisata unggulan di Bintan
Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bintan, dalam waktu dekat ini, bakal bertolak ke Jakarta. Bukan untuk sekadar melakukan perjalanan dinas. Melainkan, ingin mendatangi Direktorat Jenderal Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Di sana, mereka akan mengadukan persoalan pencemaran limbah minyak hitam di sepanjang pesisir pantai Bintan yang terus berulang sepanjang tahun dan belum ada penanganan yang konkret.

Ketua Komisi I DPRD Bintan, Raja Miskal menjelaskan, aduan tahap pertama itu akan dimulai dengan pengiriman surat resmi kepada pemerintah pusat. Isinya mengenai keadaan mutakhir pencemaran limbah minyak hitam yang merugikan banyak pihak.

"Pemerintah pusat mesti melihat bagaimana ini sangat merugikan dunia pariwisata dan perikanan di Bintan," kata Miskal, kemarin.

Bila tidak jua ditanggapi, baru rombongan Komisi I DPRD Bintan bakal membawa kasus ini langsung ke Jakarta agar bisa ditindaklanjuti dan dicarikan solusi permanennya. Karena di mata politisi asal Partai Keadilan Sejahter ini, seringnya terjadi pencemaran akibat lemahnya pengawasan dari instansi vertikal di bidang kelautan.

Persoalan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah saja, namun juga pemerintah pusat harus ikut andil dalam mengatasinya. “Sebab ini sudah menjadi persoalan internasional,” tegas Miskal.

Miskal juga berharap, pemerintah pusat dapat lekas berkoordinasi dengan Malaysia dan Singapura untuk membahas bersama permasalahan yang selalu berulang saban tahun. “Agar persoalan ini bisa ditindaklanjuti dan lekas diselesaikan,” ucapnya.

Keberadaan limbah minyak hitam juga membuat nelayan keramba ikan merugi. Seperti yang dituturkan Rio Martadi (44) pemilik keramba ikan di perairan kawasan Kawal. Rio menuturkan, limbah minyak hitam yang oleh warga setempat disebut bolong ini membuat banyak ikannya dalam keramba mati. Akibatnya, kerugian materi tak terelakkan.  

"Dalam seminggu bisa merugi sampai Rp 30 juta. Tak tahu dengan pemilik keramba lain," kata Rio.

Rio menyebutkan, di kelurahan Kawal, setidaknya ada empat pengusaha keramba yang sama-sama mengeluhkan keberadaan bolong di seputaran keramba-keramba ikan mereka. Bukan hanya menyebabkan ikan-ikan mati. Bolong, kata Rio, juga mengotori jaring-jaring nelayan setempat.

"Kalau jaring kena bolong, sudah tak bisa dipakai. Karena susah dibersihkan," katanya.  

Apa yang dituturkan Rio, bukan omong kosong. Ketika bolong mengenai kulit saja begitu sulit untuk dihilangkan. Barang sudah diberi sabun, noda hitam di kulit juga belum hilang. "Kalau mau hilang harus dicuci pakai bensin. Masa jaring mau dibersihkan pakai bensin, ya tak bisa dipakai lagilah. Mau tak mau nelayan harus mengganti jaring mereka," ujarnya.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Limbah Minyak Hitam Cemari Bintan Rating: 5 Reviewed By: http://awalinfo.blogspot.com/