salam kenal ya dari saya
website saya di http://kiicham.blogspot.com/
Baiklah, kali ini aku mau pamerin kampung halaman ku yang indah luar biasa ini. Sebelum ke Toraja, Sulsel. Kita pasti melewati kampungku kalo lewat jalur darat. Enrekang, Sulsel. Kabupaten kecil yang indah dengan pegunungan nya. Nah untuk menuju kampungku harus melewati jalanan yang melingkar lingkar kayak ular. brrr pokoknya ya siap siap mabok deh. Dari Makassar, kalian harus melewati -+ 5 jam perjalanan darat. Itupun kalo laju ya..
Dari kota Enrekang menuju kampungku masih ada 9 km lagi. Nah baru deh nemu kampungku yang namanya Malauwe (Dusun) Bener bener kampung halaman bukan? hahaha itulah kerennya pulang kampung yang bener bener ke kampung banget. Tapi jangan salah, jangan pikir kampungku kampungan ya :p
Aku memang bukan besar di kampung ini. Bisa dibilang hanya numpang lahir. Karena mamak dan bapak udah bawa aku ikutan urbanisasi (red. merantau) ke Samarinda, Kaltim sejak aku kecil. Jadi aku ngga pernah merasakan didikan nenek dan kakekku seperti kedua kakakku. Malahan kadang aku merasa kalo aku ini anak tunggal :D
Jadi Novi sama Pitti itu besarnya di kampung, dirawat dengan kakek dan nenek dari mamak (kebetulan ini adalah kampung mamak dan kami emang lebih dekat dengan keluarga2 mamak) Novi dari kecil masuk pesantren, baru setelah SMA dia ikutan pindah ke Samarinda. Kalo Pitti juga baru pas kelas 5 SD ikutan pindah ke Samarinda, Kaltim
Here we go. Kebanyakan cerita keluarga ih..
Lets talk about the mountain. bahan dari : enrekangkota.wordpress.com
Namanya Gunung Nona atau bahasa Enrekangnya Buttu Kabobong
Buntu Kabobong dalam bahasa Enrekang (Massenrempulu) berarti gunung erotis. Pasalnya gigir gunung yang berlipat-lipat ini kerapkali diasosiasikan dengan alat kelamin wanita. Layaklah jika kemudian populer dengan sebutan Gunung Nona, Penelitian geologi mengungkap badan gunung, atau lebih tepatnya bukit, yang berada di kaki Buntu Bambapuang ini terbentuk dari batu pasir. Konon dari dasar laut yang terangkat akibat tumbukan lempeng benua. Terletak di jalan poros Makassar-Toraja, Gunung Nona menjadi pemandangan menarik sepanjang berkilo-kilometer perjalanan. Kalau mau menyaksikannya sembari bersantap, bisa mampir di Villa Bambapuang yang dikelola oleh Pemda Enrekang. Coba cicipi Nasu Cemba (mirip-mirip konro, tapi ditambahkan daun asam) juga minuman hangat perpaduan jahe, susu, serai (namanya lupa…maap, maap). Bambapuang adalah desa yang terletak di Kab. Enrekang, Sulawesi Selatan. Jika kita akan ke Tana Toraja dari arah Makassar, tentu akan melewatinya. Cara mengenalinya mudah. Selepas dari kota Enrekang ke arah Tana Toraja, kita akan melewati sederetan warung-warung di kanan jalan. Coba berhentilah di sana. Sambil menikmati minuman hangat kita bisa menyaksikan indahnya pemandangan Gunung Nona. Nama asli Gunung Nona sebenarnya adalah Gunung Buttu Kabobong. Kata kabobong dalam bahasa lokal berarti “sesuatu yang selayaknya disembunyikan”. Orang dari luar area, daripada susah susah menyebut Buttu Kabobong, lalu menyebutnya sebagai Gunung (maaf) Vagina. Karena kurang enak di dengar, kemudian disebut sebagai Gunung Nona.