Salah satu masalah berat yakni
menurunnya sanitasi. Hal ini disebabkan oleh naiknya kepadatan penduduk di
kampung. Jumlah rumah menjadi tidak cukup dan orang membangun rumah yang sangat
sederhana yang sering tidak bisa disebut dengan rumah. Tidak ada jamban, air
bersih dan tempat pembuangan sampah. Penurunan sanitasi dan tidak tersedianya
air minum yang bersih, mengakibatkan terjadinya ledakan berbagai macam penyakit
seperti kolera, muntaber, demam berdarah dan penyakit menular lainnya.
Masalah lain ialah banjir. Kenaikan
jumlah penduduk memerlukan bertambahnya rumah. Kenaikan kebutuhan akan
perumahan yang disertai dengan belum diindahkannya peraturan dan masih
rendahnya kesadaran lingkungan, mengakibatkan makin berkurangnya luas jalur
hijau dan taman. Maka permukaan tanah yang kedap air pun bertambah, sehingga
semakin sedikit air hujan yang meresap kedalam tanah. Faktor lain yakni di
bangunnya rumah-rumah di sekitar bantaran sungai dan juga banyaknya sampah yang
dibuang ke sungai. Sementara di daerah hulu sungai banyak hutan yang mengalami
kerusakan.
Selain itu terjadi juga terdapat juga
kerusakan sosial budaya yang disebabkan oleh rendahnya pendidikan dan
ketrampilan. Banyak penduduk yang menjadi pengangguran dan korban kejahatan,
perbudakan dan prostitusi.
Kerusakan
Lingkungan Desa
Kerusakan lingkungan desa umumnya
terjadi karena alih fungsi lahan pertanian yang biasanya dilakukan untuk
keperluan lain, misalnya pemukiman, jalan, dan pabrik. Lahan yang dipakai
biasanya justru lahan yang subur. Pemukiman itu menjadi pusat pertumbuhan dan
perindustrian di kota besar. Ironinya, orang desa pemilik sawah dan para buruh
tani yang kehilangan sawahnya dan lapangan pekerjaanya itu, tidak dapat banyak
menikmati hasil pembangunan itu, oleh karena pendidikan yang rendah dan tidak
adanya ketrampilan.
Selain alih fungsi lahan masalah lain
yang dihadapi adalah masalah kerusakan hutan, yang membawa banyak akibat.
Dengan hilangnya hutan, fungsi perlindungan hutan terhadap tanah juga hilang,
maka terjadilah bencana erosi dan banjir. Selain itu fungsi hutan adalah
sebagai penyimpan sumber daya gen. Karena itu efek kerusakan hutan lain yang
penting dan perlu diperhatikan ialah erosi sumber daya gen. Artinya jumlah
jenis hewan dan tumbuhan berkurang. Banyak orang berpendapat Indonesia kaya
raya dalam sumber daya gen dan karena luasnya hutan kita, kerusakan hutan tidak
banyak berpengaruh terhadap kekayaan sumber daya gen.
Penanggulangan
Kerusakan Lingkungan
Sumber masalah kerusakan lingkungan
karena ialah dilampauinya daya dukung lingkungan ialah tekanan penduduk
terhadap lahan yang berlebih. Kerusakan lingkungan hanyalah akibat atau gejala
saja. Karena itu penanggulangan kerusakan lingkungan itu sendiri, hanyalah
penanggulangan yang simtomatis. Karena itu sebab kerusakan lingkungan yang
berupa tekanan penduduk yang berlebihan harus ditangani. Apabila sebab itu
dapat diatasi baik urbanisasi maupun lahan kritis akan dapat teratasi.
Sebaliknya, apabila sebab masalah yang berupa tekanan penduduk tidak diatasi, masalah
urbanisasi dan lahan kritis tidak dapat terpecahkan.
Tekanan penduduk terhadap lahan dapat
dikurangi dengan menaikkan daya dukung lingkungan. Sebaliknya penurunan daya
dukung lingkungan akan menaikkan tekanan penduduk. Salah satu usaha
menanggulangi lahan kritis adalah dengan reboesasi dan penghijauan. Namun tidak
berarti dengan adanya reboisasi dan penghijauan akan mengatasi masalah lahan
krits. Oleh karena itu diperlukan usaha alternatif lainnya yang dapat mendukung
kegiatan diatas.
Mengingat kesulitan ekologi manusia
seperti diuraikan diatas, perlulah dicari perbaikan usaha penanggulangan
masalah. Usaha perbaikan dan pencarian alternatif baru haruslah ditujukan pada
pemecahan sumber masalah, yaitu sedapat mungkin mengurangi atau bila mungkin mengatasi
tekanan penduduk yang melampaui daya dukung lingkungan. Tekanan penduduk dapat
dikurangi dengan menaikkan daya dukung lingkungan dan mengurangi jumlah petani.
Usaha pengurangan tekanan penduduk merupakan hal yang baik untuk mengatasi
masalah lahan kritis maupun urbanisasi. Beberapa jenis sistem penghijauan yang
mungkin dapat mengatasi lahan kritis diantaranya ialah sawah, pekarangan, talun
– kebun dan perkebunan rakyat serta perikanan dan penciptaan lapangan kerja
baru.
Penanggulangan Pencemaran
dan Penyusutan Sumber Daya
Pencemaran paling utama di Indonesia
adalah limbah domestik, sehingga penanggulangannya adalah sebuah prioritas
utama. Penanggulangan pencemaran limbah domestik yang utama berasal dari limbah
rumah tangga, amatlah pelik. Sebab sumber pencemarannya amat banyak yaitu
sekitar 160 juta orang, yang tersebar sampai ke pelosok-pelosok, banyak yang
melarat dan tidak terpelajar. Karena kemelaratan kemampuan untuk menanggulangi
pencemaran itu sangat terbatas. Misalnya hanya kota-kota besar yang mampu
menjernihkan air untuk keperluan rumah tangga. Rendahnya pendidikan menyebabkan
banyak orang tidak menyadari adanya pencemaran baik di kota maupun di desa.
Orang menjadi terbiasa menggunakan air yang tercemar untuk masak, mandi dan
sebagainya. Pada satu pihak jumlah
limbah akan bertambah dengan naiknya jumlah penduduk, pada lain pihak kemampuan
untuk menjernihkan air dan pembuangan sampah terbatas.
Beberapa cara ditempuh guna
menanggulangi pencemaran yakni dengan cara mendaur ulang limbah. Cara yang
paling tradisional adalah dengan menggunakan limbah itu sebagai makan ternak
dan ikan. Walaupun daur ulang itu tidak efektif, bahkan tidak higienis sehingga
menimbulkan masalah kesehatan. Yang perlu dibenahi adalah bagaimana mengatasi
masalah sistem daur ulang tersebut agar dapat higienis. Dikota daur ulang
sampah padat juga terjadi misalnya adalah pemungutan puntung rokok, pengumpulan
plastik dan kaleng bekas dan kaleng bekas adalah bentuk daur ulang. Cara daur
ulang tersebut juga dianggap tidak efisien dan tidak higienis sehingga perlu
membuat sebuah sistem daur ulang yang efisien dan higienis.
Penyusutan sumber daya juga bisa
dikurangi dengan penggunaan sumber daya yang lebih efisien, baik didalam
industri maupun dalam kehidupan kita sehari-hari.
Problema lingkungan merupakan salah satu
masalah pokok yang dihadapi oleh manusia seiring perkembangan era global ini.
Bukan hanya di Indonesia, namun juga masyarakat dunia yang menghadapi masalah
lingkungan hidup. Banjir, kerusakan hutan, alih fungsi lahan, sampah, dsb
merupakan masalah lingkungan yang kini sedang kita hadapi. Berbagai penyebab pun
muncul ke permukaan seiring upaya - upaya yang dilakukan untuk
menanggulanginya.
Faktor manusia lagi lagi menjadi penyebab
utama kerusakan lingkungan. Baik disadari maupun tidak disadari setiap kegiatan
atau aktivitas yang dilakukan manusia pasti akan berdampak baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.
Dari waktu ke waktu manusia mulai sadar
akan pentingnya kelestarian alam dan lingkungan bagi kelangsungan hidup mereka.
Berbagai upaya relokasi dan perbaikan terhadap kualitas lingkungan hidup mulai
dilaksanakan. Namun hal ini tidaklah mudah, membutuhkan banyak waktu, pikiran
dan tenaga untuk mencari solusi yang tepat bagi perbaikan lingkungan hidup
manusia. Kita ambil contoh misalnya kasus banjir di kota-kota besar di
Indonesia. Dari berbagai penelitian diketemukan penyebab - penyebab terjadinya
banjir tersebut. Dari faktor manusia sampai dengan faktor eksternal lain
diteliti sampai ditemukan sebuah solusi yang tepat untuk mengatasi banjir.
Beberapa solusi pun ditemukan diantaranya membuat daerah resapan air dan
beberapa kebijakan lain. Namun itu memerlukan waktu. Tidak bisa secara menyeluruh
mengatasi problema banjir itu.
Oleh karena itu yang dapat saya
sampaikan di sini adalah sekedar mengingatkan akan kesadaran akan pentingnya
melestarikan alam dan lingkungan hidup. Kita harus memulai dari level yang
paling kecil yakni level individu. Membentuk suatu pribadi yang paham dan
peduli terhadap kelangsungan hidup alam dan lingkungan sekitar. Hal ini menurut
saya adalah tahap awal untuk menuju sebuah paradigma membangun atau merelokasi
lingkungan hidup yang sedang mengalami masalah ini. Diharapkan dengan modal
awal ini, di masa mendatang akan membentuk atau menghasilkan generasi baru yang
paham dan peduli akan lingkungan dan keselarasan hidup.
Kemudian tahap selanjutnya ialah
melakukan tindakan riil penanggulangan masalah – masalah lingkungan hidup.
Diperlukan kerja sama dari berbagai pihak baik pemerintah dan masyarakat agar
program – program pelestarian lingkungan seperti yang disebutkan diatas dapat
terealisasikan dengan baik. Penanggulangan banjir, masalah sampah, lahan
kritis, urbanisasi dsb bukanlah hal mudah untuk diatasi. Program seperti
penghijauan hutan dan lahan kritis, kemudian daur ulang sampah – sampah padat
dsb memerlukan banyak waktu, tenaga dan pikiran. Selain itu, perlu juga inovasi
baru untuk mendukung program – program yang telah ada, sehingga peningkatan
kualitas hidup semakin terwujud.
Kesadaran akan pentingnya lingkungan
hidup perlu ditanamkan sejak dini. Peran keluarga dan media pendidikan sangat
penting dalam membentuk suatu pola pikir paham dan peduli lingkungan. Di masa
yang akan datang diharapkan generasi baru akan mampu menjaga alam dan
lingkungan hidup kita agar menjadi lebih baik dan keselarasan antara manusia
dan lingkungan alam bisa terjalin.