Manusia dan berbagai spesies di muka bumi terus
terancam oleh pemanasan global dan perubahan iklim. Proses ekonomi,
deforestasi dan ekspansi lahan juga mengancam kelestarian lingkungan.
Padahal keberlangsungan spesies hewan dan tanaman akan menentukan
keberlangsungan bumi dan generasi mendatang. Melindungi keanekaragaman
hayati bisa menyelamatkan bumi dari bencana alam dan kemanusiaan.
Kegelisahan untuk bisa menyelamatkan keanekaragaman hayati ini terjawab dari hasil penelitian terbaru tim dari Duke University, North Carolina State University dan Microsoft Research baru-baru ini. Menurut hasil penelitian ini, hanya dengan melindungi 17 persen wilayah, dunia bisa menyelamatkan 67 persen spesies tanaman yang ada di permukaan bumi.
Menggunakan algoritma komputer, tim peneliti mengidentifikasi wilayah-wilayah terkecil di dunia, yang memiliki jumlah spesies tanaman terbanyak. Penelitian yang sudah diterbitkan dalam jurnal Science ini menyimpulkan, dua pertiga spesies endemis, terdapat di hanya 17 persen wilayah permukaan bumi.
Tim peneliti menciptakan peta yang menggambarkan penyebaran wilayah spesies-spesies endemis. Wilayah dengan warna merah adalah wilayah yang banyak terdapat spesies tanaman yang terancam kelestariannya. "Analisis kami menunjukkan, dua target paling ambisius yang ditetapkan oleh Convention on Biological Diversity pada 2010 - untuk melindungi 60 persen spesies tanaman dan 17 persen wilayah bumi - bisa tercapai melalui satu strategi besar," ujar Stuart L. Pimm, peneliti dari Nicholas School of the Environment, Duke University yang turut menyusun laporan ini.
"Untuk mewujudkan dua target tersebut, dunia perlu melindungi lebih banyak wilayah, terutama wilayah-wilayah kunci seperti Madagaskar, Guinea Baru dan Ekuador. Penelitian kami menunjukkan pentingnya peran wilayah-wilayah ini. Upaya yang paling logis - dan paling sulit - selanjutnya adalah membuat kebijakan lokal guna mengamankan wilayah-wilayah paling kritis untuk keperluan konservasi."
Menurut tim peneliti, spesies tanaman tidak terdistribusi secara merata di seluruh dunia. Sejumlah wilayah, termasuk Amerika Tengah, Karibia, Andes Utara dan sejumlah wilayah di Afrika dan Asia, memiliki konsentrasi spesies endemis yang lebih banyak dan spesies-spesies itu tidak bisa ditemukan di wilayah-wilayah lain.
"Spesies endemis di wilayah geografis yang kecil, lebih terancam kelestariannya dibanding spesies yang ada di wilayah yang lebih luas. Kami mengombinasikan wilayah-wilayah ini guna menemukan wilayah kecil dengan jumlah spesies terbanyak, sehingga bisa mengevaluasi prioritas dan pentingnya wilayah ini untuk konservasi," ujar Lucas N. Joppa, ilmuwan konservasi di Computational Science Laboratory, lembaga penelitian milik Microsoft di Cambridge, Inggris, yang menjadi penulis utama laporan ini.
Tidak hanya menganalisis tanaman, peneliti juga memetakan populasi burung ukuran kecil, hewan amfibi serta mamalia sehingga perlindungan wilayah ini akan mendatangkan manfaat ganda. Tim peneliti menggunakan data-data tanaman dari Royal Botanic Gardens yang merupakan salah satu pusat data keanekaragaman hayati terbesar di dunia.
Setidaknya ada tujuh rekomendasi atasi krisis lingkungan. Melindungi keanekaragaman hayati adalah salah satu unsur penting dari upaya ini. Mari bersama-sama bekerja menyelamatkan alam.
Kegelisahan untuk bisa menyelamatkan keanekaragaman hayati ini terjawab dari hasil penelitian terbaru tim dari Duke University, North Carolina State University dan Microsoft Research baru-baru ini. Menurut hasil penelitian ini, hanya dengan melindungi 17 persen wilayah, dunia bisa menyelamatkan 67 persen spesies tanaman yang ada di permukaan bumi.
Menggunakan algoritma komputer, tim peneliti mengidentifikasi wilayah-wilayah terkecil di dunia, yang memiliki jumlah spesies tanaman terbanyak. Penelitian yang sudah diterbitkan dalam jurnal Science ini menyimpulkan, dua pertiga spesies endemis, terdapat di hanya 17 persen wilayah permukaan bumi.
Tim peneliti menciptakan peta yang menggambarkan penyebaran wilayah spesies-spesies endemis. Wilayah dengan warna merah adalah wilayah yang banyak terdapat spesies tanaman yang terancam kelestariannya. "Analisis kami menunjukkan, dua target paling ambisius yang ditetapkan oleh Convention on Biological Diversity pada 2010 - untuk melindungi 60 persen spesies tanaman dan 17 persen wilayah bumi - bisa tercapai melalui satu strategi besar," ujar Stuart L. Pimm, peneliti dari Nicholas School of the Environment, Duke University yang turut menyusun laporan ini.
"Untuk mewujudkan dua target tersebut, dunia perlu melindungi lebih banyak wilayah, terutama wilayah-wilayah kunci seperti Madagaskar, Guinea Baru dan Ekuador. Penelitian kami menunjukkan pentingnya peran wilayah-wilayah ini. Upaya yang paling logis - dan paling sulit - selanjutnya adalah membuat kebijakan lokal guna mengamankan wilayah-wilayah paling kritis untuk keperluan konservasi."
Menurut tim peneliti, spesies tanaman tidak terdistribusi secara merata di seluruh dunia. Sejumlah wilayah, termasuk Amerika Tengah, Karibia, Andes Utara dan sejumlah wilayah di Afrika dan Asia, memiliki konsentrasi spesies endemis yang lebih banyak dan spesies-spesies itu tidak bisa ditemukan di wilayah-wilayah lain.
"Spesies endemis di wilayah geografis yang kecil, lebih terancam kelestariannya dibanding spesies yang ada di wilayah yang lebih luas. Kami mengombinasikan wilayah-wilayah ini guna menemukan wilayah kecil dengan jumlah spesies terbanyak, sehingga bisa mengevaluasi prioritas dan pentingnya wilayah ini untuk konservasi," ujar Lucas N. Joppa, ilmuwan konservasi di Computational Science Laboratory, lembaga penelitian milik Microsoft di Cambridge, Inggris, yang menjadi penulis utama laporan ini.
Tidak hanya menganalisis tanaman, peneliti juga memetakan populasi burung ukuran kecil, hewan amfibi serta mamalia sehingga perlindungan wilayah ini akan mendatangkan manfaat ganda. Tim peneliti menggunakan data-data tanaman dari Royal Botanic Gardens yang merupakan salah satu pusat data keanekaragaman hayati terbesar di dunia.
Setidaknya ada tujuh rekomendasi atasi krisis lingkungan. Melindungi keanekaragaman hayati adalah salah satu unsur penting dari upaya ini. Mari bersama-sama bekerja menyelamatkan alam.