 |
| Pembabatan lahan di hutan wisata Mukakuning. |
Namun, minat sejumlah pengusaha di Batam untuk menjadikan sebagian dari area tersebut sebagai kawasan bisnis atau lainnya, dipastikan akan terganjal oleh status hutan wisata yang disematkan di lahan tersebut.
Lahan seluas 2.065,62 hektar di Mukakuning, Sebeduk, Kota Batam itu ditetapkan menjadi hutan wisata oleh Menteri Kehutanan melalui SK No. 427/Kpts-II/1992 saat Hasrul Harahap masih menjabat.
Namun sayang, hutan konservasi itu saat ini sedang diganggu tangan-tangan tak bertanggung jawab, yang melakukan clearing dan bahkan sudah siap cut and fill atau pemotongan tanah di area yang berampak penting dan strategis itu. Hal itu terlihat dalam penelusuran BATAMTODAY.COM di lapangan, Senin (7/10/2013).
Lokasi yang seyogianya merupakan hutan wisata, dengan pepohonan yang hijau, kini berubah bentuk menjadi dataran tanah yang luas, yang sudah siap di bangun alias sudah matang.
Sementara ribuan kubik kayu hutan yang dulunya berdiri teguh berada di perbukitan sebelah lahan datar tersebut, kini sudah berubah menjadi bersih oleh pekerjaan clearing dengan patok-patok yang ditandai merah yang baru saja dilakukan oleh sebuah perusahaan.
Menyikapi hal ini, Ketua Ikatan Pemuda Indonesia (IPI) Provinsi Kepulauan Riau, Roberto Siahaan, yang turun langsung ke lapangan bersama BATAMTODAY.COM, memastikan kegiatan cut and fill itu ilegal.
"Cut and fill ini merupakan pelanggaran pidana sebagaiamana diatur dalam pasal 78 UU nomor 41 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU nomor 19 tahun 2004. Ini tak bisa dibiarkan dan kita akan mengambil langkah melaporkan kegiatan ini ke Polda Kepri," kata dia.
sumber info : batamtoday.com
