Lokasi : Museum Balaputradewa - Palembang |
Batu Gajah ditemukan di Desa Kotaraya, Pagaralam pada tahun 1930an. Oleh Van den Hoop arkeolog asal Belanda pada tahun 1930an Batu Gajah ini dibawah dari Pagaralam ke Palembang. Arca Batu Gajah tidak hanya bernilai Profan, namun lebih cenderung kepada hal-hal yang bernilai sakral, keberadaan arca ini menjadi bukti akan tingginya tingkat teknologi seni pahat yang dicapai masyarakat pada masa Megalitikum. Selain itu Batu Gajah adalah salah satu benda yang dianggap sebagai korban/bukti dari kutukan “Si Pahit Lidah”, Legenda Si Pahit Lidah menceritakan seseorang yang dapat mengutuk orang lain menjadi batu.
Di bagian lain luar ruang pamer menampilkan jenis arca yang diperoleh dari daerah Pagaralam sebanyak 8 buah yang berasal dari jaman pra sejarah sekitar 2000 tahun yang lalu. Terdapat sebuah arca berbentuk patung kepala Budha yang berasal dari daerah Pagaralam, terdapat juga arca berbentuk lembuh yang dikeraskan dimana hewan ini dianggap sebagai kendaraan Dewa Shiwa, kemudian terdapat sebuah patung berupa wadah panjang yang digunakan untuk meletakkan tulang manusia ataupun tulang-tulang penduduk setempat yang telah mati dimana menurut sumber cara tersebut dilakukan oleh para penganut Animisme pada masa dahulu kalah,
Lokasi : Museum Balaputradewa - Palembang |
Selanjutnya terdapat patung gajah yang dinamakan Ganesha berupa gajah menutup kedua telinganya dimana patung ini memiliki bobot 5 ton yang di dapatkan di daerah Pagaralam dan terakhir terdapat sebuah patung anak muda yang sedang menaiki seekor binatang. Adapun secara keseluruhan arca-arca Agama Budha yang terdapat di Museum Balaputradewa adalah:
- Prasasti Arca Nanda
- Arca Makara
- Arca Perwujudan 1
- Arca Perwujudan 2
- Arca Perwujudan 3
- Arca Siwamahaguru
- Fragmen prasasti batu-batu Bumi Ayu