Awal bulan ini saya berkunjung ke salah satu tempat wisata di Mojokerto. Yup, Mojokerto masih menjadi obyek wisata primadona bagi sebagian besar penduduk Jawa Timur. Selain menjadi tempat wisata murah, Mojokerto juga dikenal luas dalam bidang pariwisata karena kekayaan sejarah budayanya. Obyek wisata yang saya kunjungi adalah Museum Trowulan. Kalau menurut tiket masuk yang saya dapat dari pengelola obyek wisata, nama resmi Museum Trowulan adalah Pusat Informasi Majapahit (PIM). Tapi backpacker dan masyarakat umum lebih mengenalnya sebagai Museum Majapahit.
Apapun sebutannya, Museum Trowulan adalah salah satu tempat wisata di Jawa Timur yang wajib dikunjungi oleh para pelajar. Mengapa? Karena ada banyak nilai historis yang bisa wisatawan dapatkan disana. Pusat Informasi Majapahit bukan hanya berisikan benda-benda peninggalan Kerajaan Majapahit, tetapi juga arca-arca dari beberapa kerajaan lain di Jawa Timur seperti Kerajaan Singosari, Kerajaan Kediri, dan Kerajaan Kahuripan. Wisatawan juga bisa menyaksikan miniatur berbagai candi yang ada di Jawa Timur.
Lokasi Museum Majapahit Trowulan
Oh ya, sebelum saya jelaskan lebih detail bagian dalam Museum Trowulan, mari kita bahas dulu letak museum Kerajaan Majapahit. Pusat Informasi Kerajaan Mojopahit terletak di Desa Trowulan Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. PIM termasuk museum arkeologi karena menampilkan koleksi benda-benda purbakala. Lokasinya persis di sebelah barat Kolam Segaran yang fenomenal itu. Museum Trowulan juga berada tak jauh dari Pendopo Agung Trowulan yang diyakini sebagai alun-alun Kerajaan Majapahit pada tempo dulu.
Kalau Anda berangkat ke Museum Trowulan dari arah Surabaya melewati jalan raya Surabaya-Jombang, maka pada pertigaan lampu merah Trowulan Anda harus belok kiri. Belokan kiri mengarah ke selatan. Jika Anda naik mobil atau sepeda motor dari pertigaan Trowulan maka Anda akan sampai di Museum Majapahit dalam waktu kurang dari 10 menit. Tapi kalau Anda naik kendaraan umum dan dilanjutkan jalan kaki ke museum ya lumayan menguras keringat.
Ketika saya berkunjung ke Museum Trowulan, saya hanya perlu membayar tiket masuk Rp 2.500 untuk setiap pengunjung dewasa. Sedangkan tarif untuk pengunjung anak-anak adalah Rp 1.500 per orang. Murah sekali bukan? Tarif super murah bila dibandingkan nilai edukasi yang ditawarkan Museum Trowulan. Ada tambahan biaya parkir Rp 1.000 per sepeda motor yang parkir di dekat loket masuk. Setelah masuk ke resepsionis museum, maka Anda bisa memanfaatkan jasa pemandu wisata (guide) dengan tarif Rp 50.000 per guide.
Ada catatan tambahan nih. Kalau Anda merencanakan liburan ke tempat wisata sejarah di Mojokerto ini secara ramai-ramai, misalnya dalam rangka study tour murid-murid sekolah, maka lebih baik Anda survei dulu ke museum. Penjajakan hari dan tanggal kunjungan tersebut berguna untuk registrasi kunjungan dan booking pemandu wisata yang dikoordinasi oleh Bu Beta. Kecuali kalau Anda liburan ke Museum Trowulan seorang diri, maka Anda bebas meluncur ke lokasi kapan saja Anda siap.
Bukti Kejayaan Kerajaan Majapahit
Memasuki bagian dalam Museum Majapahit seolah menyeret ingatan kita pada film-film kolosal yang biasa kita saksikan di televisi. Setelah memasuki pintu masuk (entrance) utama dan belok kanan, wisatawan bisa menyaksikan koleksi senjata perang asli para bangsawan dan prajurit Majapahit dari berbagai generasi. Ada keris, tombak, celurit, pedang, alat musik tradisional, dan lain-lain. Bahkan, di ruangan tersebut terdapat sebuah sumur kuno yang diyakini menjadi bagian dari bangunan istana Kerajaan Majapahit.
Keluar dari ruangan pertama, saya tertarik mengunjungi balai luas yang dibangun tanpa dinding penyekat. Ukurannya lebih luas dari ruangan tertutup yang ada di sebelah kanan dan kiri petugas resepsionis museum. Tempat wisata di Trowulan tersebut memajang ratusan, mungkin juga ribuan arca peninggalan beberapa kerajaan yang ada di provinsi Jawa Timur. Sayangnya, setiap pengunjung tidak diperbolehkan memotret arca yang dipajang.
Dari sekian banyak arca kuno yang bisa wisatawan temui di Museum Trowulan, menurut saya ada satu arca yang terkenal, yaitu arca Raja Airlangga. Sosok Airlangga dilambangkan sebagai Dewa Wisnu yang sedang mengendarai Burung Garuda. Saya sempat terkagum-kagum memandangi arca tersebut selama beberapa menit. Oww, ini toh patung yang jadi logo universitas terkemuka itu. Arca tersebut dipahat dengan halus dan terlihat indah sekali.
Dan bagian paling menarik dari kunjungan saya ke Museum Majapahit di Trowulan adalah saat menyaksikan pemutaran film tiga dimensi (3D). Lokasi bioskop mini itu di sebelah selatan patung Raja Airlangga. Letaknya lebih rendah dari balai utama yang memajang koleksi patung. Film 3D tersebut menceritakan sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit sampai menjelang runtuhnya Majapahit yang dirangkum dalam kalimat Sirna Ilang Kertaning Bhumi. Inilah salah satu cara terbaik belajar sejarah bagi kalangan siswa-siswi pendidikan dasar.
Jika boleh memilih nih, saya ingin berlama-lama menjelajahi setiap sudut Museum Majapahit di Trowulan. Tapi apa daya, tidak semua kawan seperjalanan menyukai berlibur ke tempat wisata pendidikan. Kebanyakan anak muda jaman sekarang lebih suka liburan ke tempat wisata hiburan maupun wisata kuliner. Pesan moralnya, jangan lupakan sejarah budaya bangsa kita. Pikiran boleh maju secanggih bangsa Barat, tapi wawasan terhadap kejayaan masa lalu harus menjadi sumber motivasi untuk hidup lebih baik di masa depan.
Mari kenali dan lestarikan kekayaan budaya Indonesia dengan mengunjungi museum kebudayaan yang ada di daerah sekitar tempat tinggal kita!
smbr info : http://tempatwisata.web.id