Sunday, May 5, 2013

Padukan Konservasi, Pariwisata dan Ekonomi di Raja Ampat

Keindahan Bahari Raja Ampat
Lewat program Coral Reef Rehabilitation and Management Program  (COREMAP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memadukan konservasi alam, pariwisata dan ekonomi di Raja Ampat, Papua. 

“Program Coremap sudah masuk tahap III, dimulai pada tahun 2013 dan berakhir pada 2017,” demikian pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo, dalam kunjungan kerja di kawasan konservasi Raja Ampat baru-baru ini (Sabtu 26/04). 

Menurut Sharif, tahap II Coremap dimulai pada tahun 2003 hingga 2011, salah satu lokasinya di Kabupaten Raja Ampat. 

Program Coremap merupakan bentuk aktifitas pengelolaan kawasan konservasi perairan berbasis masyarakat, pengembangan mata pencaharian alternative, monitoring kondisi kesehatan ekosistem terumbu karang yang dilakukan secara berkala, serta meningkatkan  kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya secara lestari dan berkelanjutan. 

Wujud nyata program ini diakui sudah banyak dinikmati masyarakat. Disetiap kampung di kabupaten Raja Ampat memiliki suatu Lembaga Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang (LPSTK) dengan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang (RPTK). 

LPSTK ini mengelola dana Village Grant untuk pembangunan fisik di kampung, yang besarannya berkisar Rp 50 – Rp 100 juta. Disamping itu terdapat Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang mengelola dana Seed Fund (dana bergulir) di setiap kampung, yang besarannya berkisar Rp 50 – Rp 100 juta. Dana ini dimanfaatkan masyarakat untuk menunjang mata pencaharian alternatif masyarakat. 

“Berbagai macam mata pencaharian alternatif yang dikembangkan di lokasi COREMAP II diantaranya, ikan asin, budidaya teripang, usaha minyak kelapa, usaha kue, usaha kerajinan tangan. Selain itu, terdapat beberapa Kelompok Masyarakat (pokmas) di setiap kampung, antara lain Pokmas Konservasi dan Pengawas, Pokmas Usaha dan Produksi dan Pokmas Pemberdayaan Masyarakat,” paparnya. 

Saat ini, urai Sharif, di 39 kampung lokasi COREMAP II Raja Ampat terdapat 137 kelompok masyarakat. Di setiap kampung lokasi COREMAP II didirikan Pondok informasi yang dimanfaatkan sebagai pusat informasi dan kegiatan-kegiatan masyarakat. Di Sekolah-sekolah diajarkan Muatan Lokal Pesisir dan Lautan. 

Masyarakat diberikan pelatihan-pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas SDM, antara lain pelatihan tentang perikanan berkelanjutan, selam dan monitoring kesehatan terumbu karang, sistem pengawasan berbasis masyarakat dan teknik pengambilan data potensi perikanan dan tempat pendaratan ikan. 

“Dalam rangka mendukung pengelolaan pesisir dan laut khususnya terumbu karang di  Raja Ampat telah ditetapkan Rencana Strategis Terumbu Karang dan Peraturan Daerah Terumbu Karang No. 19 Tahun 2010,” ujarnya. 

Penting untuk diketahui, Raja Ampat memiliki potensi bawah laut yang sangat menjanjikan: pemandangan bawah laut yang indah, memiliki keanekaragaman hayati terumbu karan dan keragaman spesies laut terkaya di dunia, termasuk 75 persen dari semua spesies karang yang dikenal. 

“Potensi kawasan konservasi Raja Ampat tersebut masih sangat besar. Oleh sebab itu untuk menjaganya, diperlukan langkah-langkah strategis yang mampu  mengawinkan antara pariwisata, keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.  
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Padukan Konservasi, Pariwisata dan Ekonomi di Raja Ampat Rating: 5 Reviewed By: Awaluddin Ahmad