Inilah Ayah "Awaluddin Ahmad" bersama adek q "Rezky Syaputra" dengan latar Astaka MTQ di Engku Putri Batam Center |
Membaca berita di harian Batampos tentang kemegahan Astaka MTQ Tk. Nasional di Dataran Engku Putri Batam Center dimana Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Djamil pada saat meninjau kesiapan infrastruktur Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXV 2014 memuji Astaka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang masih dalam tahap pembangunan sebagai Astaka MTQ yang terbaik. katanya Astaka MTQ Tk. Nasional tidak ada duanya di Indonesia
setelah saya menyambangi Astaka MTQ tersebut memang bangunan Astaka MTQ Nasional begitu megah, biasanya Astaka MTQ Nasional dibangun sifatnya hanya sementara dan ternyata Astaka MTQ Tk. Nasional dibangun permanen dan baru di Kepri-lah, bangunan tersebut dibuat permanen. informasi yang aku dengar Astaka MTQ Nasional dibangun dengan tujuan akan digunakan lebih lanjut sebagai Museum Sejarah Peradaban Islam. Idenya bagus untuk membuatnya sebagai museum
Meskipun masih dalam tahap penyempurnaan, tapi melihat bangunannya yang sudah megah, bagaimana nanti kalau sudah jadi. tentunya bukan hanya megah, tapi indah dan mempesona mata tentunya
Purna astaka MTQ Nasional yang dibangun di Engku Putri Batam Centre nanti, akan dijadikan museum Batam. Bahkan Pemerintah Kota (Pemko) Batam sudah berencana ke Belanda mencari bukti dan sejarah Batam, diisi di eks astaka. itulah informasi yang aku dengar,
Menurut Sang Walikota Batam bahwa pihak Pemko Batam tidak menutup kemungkinan kita akan ke Perpustakaan Leiden University di Belanda dan juga ke daerah lain. Ini untuk mencari bukti sejarah dari masa ke masa, bagaimana kondisi Batam awalnya yang dikumpulkan dalam museum eks astaka
Saat ini, Pemko Batam sudah mulai melakukan inventarisasi sejumlah peninggalan sejarah, yang nantinya ditempatkan di eks astaka. Terkait universitas di Belanda, Dahlan mengaku di sana masih ada bukti sejarah tentang Batam.
”Kita tahu dulu bagaimana daerah ini dibagi menjadi dua kekuasaan. Indonesia dikuasai Belanda sementara Singapura dan Malaysia, masuk wilayah kekuasaan Inggris. Bukti keberadaan Belanda yang paling jelas di antaranya di Pulau Sambu,” urai Dahlan.
Menurut Dahlan, Batam dulunya menjadi rebutan karena letak wilayahnya strategis. Makanya, bisa dipastikan banyak bukti sejarah yang bisa dikumpulkan untuk mengisi museum nanti. Bisa saja bukti yang ditampilkan berupa benda bersejarah, foto, atau cerita sejarah Batam yang akan ditampilkan dalam bentuk tulisan.
”Bahkan kalau ada bukti sejarah yang tersimpan di luar Batam atau perorangan, Pemko siap membelinya. Tujuanya, agar masyarakat nanti yang mengujungi museum akan lebih tahu sejarah Batam,” ujar Dahlan, yang masa kecilnya dibesarkan di Batubesar, Batam.
Dahlan berharap di akhir periode jabatannya selaku Wali Kota Batam nanti, ada peninggalan yang berkesan bagi masyarakat seperti museum eks astaka. Dahlan pun menyebut, hal yang sudah dipastikan dipajang di museum tersebut adalah sejarah kerajaan kerajaan dan peninggalanya. Seperti Raja Ali Kelana. Ini nantinya bisa disajikan dalam bentuk narasi mulai zaman Jepang hingga kemerdekaan.
Awal pembangunan Batam dengan kehadiran Otorita Batam (OB) juga penting, bahkan miniaturnya plat cetakan pertama Mc Dermott, perusahaan perintis di Batam.
Bangunan astaka sendiri, nantinya akan dirubah sedikit pasca pelaksanaan MTQ Nasional. Sehingga, fungsinya sebagai museum akan maksimal. ”Yang di pinggiran astak itu partisinya hanya sementara. Itu akan dibongkar, lalu direhab sedikit untuk dijadikan museum. Biayanya akan masuk dalam anggaran biaya tambahan tahun ini.