Sunday, May 26, 2013

Kerusakan Alam Pulau Batam, Salah Siapa ?


Luas wilayah Pulau Batam 426.563,28 Ha, terdiri dari luas  wilayah darat  108.265 Ha dan luas wilayah perairan/laut  318.298.28 Ha. Dari luas wilayah Pulau Batam di prosentasikan Kerusakan Alamnya sudah mencapai kurang lebih 38 %, dan prosentasi ini akan bertambah dari tahun ke tahun mengingat Pulau Batam adalah merupakan kawasan Industri Nasional, yang tentunya semakin hari akan membuka lahan baru untuk para investor dari luar Pulau Batam. Tidak bisa dihindari dampak dari itu semua sasarannya tentunya alam Pulau Batam yang berimbas pada perusakan ekosistem alami, pencemaran air, dan tentunya gangguan keselamatan pada manusia itu sendiri.
                Akibat dari pembukaan lahan sebagai akibat dari pembangunan industri-industri baru tentunya hutan-hutan sebagai sumber air bersih akan ditebang apabila industri baru terletak di perbukitan Pulau Batam, dan hutan kerusakan mangrove apabila industry baru berada di kawasan pesisir pantai. Anehnya, kewajiban penanaman kembali tidak dilakukan sehingga penghilangan dari 1 Ha menjadi 2 Ha.
Galery foto pembukaan lahan baru di Batu Besar, Batam


                Tidak bisa dihindari, dampak yang ditimbulkan adalah pencemaran air laut, air waduk akibat kekeruhan dan sedimentasi, gangguan debu yang menyebabkan kualiatas udara ambient selalu melampau ambang baku mutu, dan jalanan kotor menurunkan estetika terhadap penilai adipura yang selalu diikuti oleh pemerintah daerah, belum lagi keselamatan bagi penduduk kota terhadap banjir yang sebagaimana diketahui Kota Batam adalah langganan banjir apabila hujan turun, ini semua adalah tidak adanya lagi hutan kota yang berfungsi untuk menahan arus air dari perbukitan, belum lagi drainase yang tidak memadai, dan meningkatnya run off yaitu limpasan air hujan.
Berikut gallery foto “Banjir di Batam”
Lokasi Wilayah Muka Kuning, Batam




Lokasi Maka Brimob, Batam


Lokasi Taman Raya, Batam


Mengapa Banjir Bisa Terjadi ?
                Banjir memang permasalah kita semua, khusus di kota Batam, sudah harus ada master plan tentang penanggulangan banjir, harus ada master plan tentang drainase, di beberapa titik jalan di Kota Batam, belum mempunyai drainase di samping kiri dan kanan jalan. Ini juga salah satu penyebab terjadinya banjir. Tapi yang utama adalah banyaknya hutan yang telah berubah menjadi gundul, dan ini terjadi hampir di semua wilayah Pulau Batam. Secara kasat mata kalau diperhatikan disepanjang jalan dibeberapa titik di Kota Batam, tumbuh pepohonan yang tinggi, tapi 5 meter ke dalam dari jalan raya, hutan sudah sudah berubah menjadi gundul.
Kalau tidak percaya, berikut galeri foto Hutan yang Gundul akibat pembukaan lahan baru di beberapa titik di wilayah  Pulau Batam,



Lokasi Tanjung Sengkoang, Batam
             Kegiatan belum dilengkapi dengan dokumen lingkungan;
             Saat hujan dampak yang dihasilkan banjir disekitaran pemukiman ruli;
             Drainase  dan saluran parit disekitaran lokasi tidak memadai.
 



Lokasi Sei Beduk
             Kegiatan sudah berjalan dan belum memiliki dokumen lingkungan;
             Material yang diangkut menyebabkan kekotoran jalan;



Lokasi : Sekupang Batam
1.            Kepemilikan lahan sudah dihibahkan dari PT. Persero kepada karyawan;
2.            Belum memiliki dokumen lingkungan;
  


Lokasi : Tibang, Batam
1.            Jalan kotor akibat material tanah yang diangkut;
2.            Kerusakan Mangrove;
3.            Pengangkutan material tanah tidak menggunakan penutup terpal.
  


Lokasi : Sagulung, Batam
1.            Dampak kegiatan, kondisi mangrove rusak;
2.            Kegiatan tidak dilengkapi Dokumen lingkungan;
3.            Pengangkutan material tanah tidak menggunakan penutup terpal, menyebabkan jalan kotor dan berdebu;

  
Lokasi : Batu Aji, Batam
1.            Kegiatan pematangan lahan berada diatas pemukiman warga pelita / bukit Seraya Atas;
2.            Kondisi tebing sangat terjal dan tidak dilakukan batu miring;
3.            Saat pemantauan dilakukan perusahaan belum memiliki dokumen lingkungan.
   


Lokasi : Sei Beduk, Batam
1.            Kegiatan menyebabkan jalan utama depan rusun mukakuning saat hujan mengalami banjir;
2.            Saluran parit dan drainase tertutup;
3.            Saluran pembuangan air ke bak kontrol dilokasi pemukiman liar kampung Aceh tersumbat dan tidak bisa digunakan.


   
Lokasi : Batam Centre, Batam
1.            Kegiatan pemotongan lahan diwilayah Bukit Atas Masjid Raya Batam Centre untuk penimbunan diwilayah Kampung Belian;
2.            Pengangkutan material tanah tidak mengikuti petunjuk teknis (tidak tertutup terpal, dll) sehingga jalan kotor.

Seharusnya pelanggaran yang terjadi di Lapangan, pelaku harus ditindak tegas berdasarkan peraturan yang berlaku, bukan dibiarkan larut dalam pelanggaran, hal inilah yang menjadi salah satu preseden buruk terhadap penegakan hukum di negeri ini.
Akhirnya, masyarakatlah kena imbasnya, jangan salahkan masyarakat apabila mereka menuntut hak mereka

 
                Setidak-tidaknya ada upaya dari kita semua, untuk mengantisipasi terjadinya pembukaan lahan, pematangan lahan, yang dewasa ini sudah dimodernkan menjadi cut and fill & Reklamasi.
Harus ada koordinasi antar pengambil kebijakan dan pelaksana kebijakan, dan memberikan sanksi tegas bila terjadi pelanggaran pada kegiatan yang meng arah ke pengrusakan lingkungan. Dan yang terpenting adalah adanya Tim Terpadu yang melibatkan seluruh stakheholder yang ada. Wassalam
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Kerusakan Alam Pulau Batam, Salah Siapa ? Rating: 5 Reviewed By: Awaluddin Ahmad