Berita plh Indonesia~Pemanasan global akan terus memicu kekurangan pangan di wilayah Afrika Sub-Sahara. Di Asia Selatan, pola cuaca akan terus berubah. Banjir terjadi di satu wilayah dan kekeringan terjadi di wilayah yang lain. Fenomena ini mengganggu pasokan air bersih, energi, irigasi dan pangan.
Pemanasan global juga merusak terumbu karang, mengganggu ekosistem kelautan, mengurangi pasokan ikan bagi nelayan, memicu topan, badai dan cuaca ekstrem yang menyebabkan nelayan kesulitan untuk melaut. Semua peristiwa tersebut berujung pada gangguan ekonomi dan kemanusiaan, mencabut nyawa, menghilangkan harta benda, menyulitkan masyarakat keluar dari jurang kemiskinan.
Semua dampak ini tercantum dalam laporan terbaru Grup Bank Dunia yang dirilis Rabu (19/2). Laporan berjudul "Turn Down the Heat: Climate Extremes, Regional Impacts, and the Case for Resilience" menyatakan, kenaikan suhu bumi akan mencapai 4°C atau 7,2 derajat Fahrenheit di atas level pra-industri jika dunia tidak beraksi mulai kini.
Laporan ini menyoroti skenario dampak kenaikan suhu 2°C dan 4°C terhadap produksi pertanian, pasokan air, ekosistem pantai, dan kota-kota di Afrika Sub-Sahara, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Beberapa temuan penting dalam laporan ini diantaranya:
Di Afrika Sub-Sahara, panas dan kekeringan yang terjadi pada tahun 2030 akan merusak kemampuan produksi 40% lahan yang saat ini ditanami jagung serta mengganggu ekosistem padang rumput sabana. Pada 2050, jumlah penduduk yang kekurangan gizi akan meningkat antara 25-90% tergantung sebaran wilayahnya.
Di Asia Selatan, perubahan iklim, terutama monsun, bisa memicu krisis besar di wilayah ini. Peristiwa banjir besar di Pakistan pada 2010, yang berdampak pada lebih dari 20 juta orang akan lebih sering terjadi. Di India kekeringan semakin ekstrem, memicu kekurangan pangan dan krisis kemanusiaan lain.
Di seluruh penjuru Asia Tenggara, beban hidup masyarakat pedesaan dan nelayan semakin berat karena kenaikan permukaan air laut. Siklon tropis akan lebih sering terjadi dan jasa ekosistem kelautan akan hilang saat pemanasan global mendekati 4°C. Di wilayah perkotaan, korban banjir, gelombang panas dan wabah penyakit akan terus meningkat.
"Laporan baru ini menggarisbawahi dan menjadi peringatan atas apa yang akan terjadi pada tahun-tahun mendatang," ujar Jim Yong Kim, Presiden Grup Bank Dunia. Laporan ini menyimpulkan semua kondisi di atas bisa dicegah jika dunia mampu menekan kenaikan suhu bumi di bawah 2ºC. Laporan lengkap Grup Bank Dunia bisa diunduh dalam tautan berikut ini: Turn Down the Heat.