Dampak perubahan iklim sudah dirasakan di seluruh penjuru bumi, di
darat maupun di laut. Dampak perubahan iklim ini semakin sulit untuk
dibendung. Namun peluang guna mengurangi risiko perubahan iklim masih
terbuka. Hal ini terungkap dalam laporan terbaru Intergovernmental Panel
on Climate Change (IPCC) yang dirilis hari ini (31/3) di Yokohama,
Jepang.
Laporan berjudul “Climate Change 2014: Impacts, Adaptation, and
Vulnerability” menyatakan, risiko perubahan iklim muncul karena dua hal;
pertama, karena ketidaksiapan dunia dalam mengantisipasi perubahan
iklim dan kedua, karena kondisi penduduk dan wilayah yang memang rentan
perubahan iklim.
“Laporan ini menyimpulkan, penduduk, masyarakat dan ekosistem di
seluruh dunia semakin rentan akibat perubahan iklim. Risiko perubahan
iklim berbeda dari satu wilayah ke wilayah lain dan diperparah oleh
faktor-faktor lainnya,” ujar Chris Field, Wakil Ketua Kelompok Kerja II
Perubahan Iklim IPCC sebagaimana disampaikan dalam siaran pers IPCC.
Laporan yang disusun oleh 1.729 ahli dari 70 negara ini
menggariswabahi, risiko-risiko perubahan iklim bisa dikurangi dengan
aksi-aksi yang cerdas.
Menurut IPCC, kuncinya adalah adaptasi perubahan iklim yang saat ini
terus berlangsung perlu lebih banyak mengambil pelajaran dari berbagai
bencana iklim yang telah terjadi dan beraksi guna mengantisipasi
risiko-risiko selanjutnya.
“Adaptasi perubahan iklim bukan sesuatu yang baru. Pemerintah dan
perusahaan memiliki pengalaman (dalam menciptakan program) adaptasi
perubahan iklim. Pengalaman inilah yang harus menjadi landasan aksi yang
lebih ambisius seiring perubahan yang terus terjadi pada iklim dan
masyarakat,” ujar Chris Field.
Redaksi Hijauku.com